Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T09:50:08ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2016-12-08T01:18:41Z2016-12-08T01:18:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44397This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/443972016-12-08T01:18:41ZPemberdayaan Masyarakat Kurang Mampu Melalui Keterampilan Pembuatan Cinderamata Dengan Bahan Dasar Kain Perca Untuk Mendukung Perekonomian KeluargaKegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang : 1)Ketrampilan pembuatan cinderamata berbahan dasar kain perca yang bernilai jual2) Pengetahuan kewirausahaan dan manajemen usaha 3) Pengembangan produk cinderamata berbahan dasar kain perca untuk menambah pendapatan keluarga
Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada bulan Juli 2010 dengan melibatkan 20 orang ibu-ibu tidak bekerja dari wilayah Dusun Jaban Klurahan Sinduharjo Kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta. Materi pelatihan yang diberikan meliputi: 1).Mendesain cinderamata dari kain perca 2). Membuat berbagai cinderamata dari kain perca2).Memberi hiasan yang cantik dan menarik, 3) Mengemas cinderamata yang cantik dan menarik 4) Kewirausahaan 5) Pengelolaan usaha (manajemen pemasaran, keuangan, produksi dan sumber daya manusia).Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah: ceramah, tanya jawab, demonstrasi, latihan/praktek.
Hasil pelaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat adalah: Peserta pelatihan dapat membuat cinderamata berbahan dasar kain perca pada kategori baik, dalam membuat kemasan cinderamata berbahan dasar kain perca pada kategori sedang, sedangkan dalam menetapkan harga jual pada kategori baik. Saran yang dapat diberikan dari hasil pelatihan adalah: 1) perlu adanya variasi hiasan yang diberikan 2) senantiasa mengembangkan variasi benda yang dibuat, sehingga benda yang dihasilkan lebih banyak. 3) serta perlu adanya penilaian dari masyarakat diluar tim pengabdi agar barang yang dihasilkan sesuai dengan selera pasar.Widarwati SriM.Pd. Prapti KaromahWisdiati Sri2016-11-04T04:22:47Z2016-11-04T04:22:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43227This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/432272016-11-04T04:22:47ZPemberdayaan Masyarakat Melalui Program Life Skills Berbasis Potensi Daerah Untuk Meningkatkan Produktivitas KeluargaKegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan kepada ibu-ibu anggota Kelompok Belajar "Melati" yang berlokasi di Dusun Ngerboh dan Pakel Jaluk, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Tujuan kegiatan adalah memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada ibu-ibu dan remaja putri putus sekolah anggota kelompok belajar masyarakat Desa Ngerboh dan Pakel Jaluk dalam hal: 1) Ketrampilan pembuatan aneka kudapan berbasis potensi bahan pangan lokal dan jilbab dengan hiasan sulaman yang bernilai jual; 2) Pengetahuan kewirausahaan dan manajemen usaha; dan 3) Pengembangan produk kudapan dan jilbab sulaman untuk menambah pendapatan keluarga.
Metode yang digunakan dalam kegiatan PPM ini adalah 1).Ceramah untuk menyampaikan teori dan konsep-konsep yang sangat prinsip penting untuk dimengerti serta dikuasai oleh peserta pelatihan. Materi teori mencakup kewirausahaan dan manajemen usaha, analisis keunggulan kompetitif dan pengembangan usaha. Untuk pelatihan pembuatan jilbab sulaman juga disampaikan materi meliputi: pengenalan karakteristik bahan, aneka teknik sulam, prosedur pembuatan sulaman, perhitungan harga jual, dan pembuatan kemasan jilbab. Sedangkan materi pembuatan kudapan meliputi macam dan sifat bahan pangan lokal, kandungan gizi, kriteria makanan kudapan yang bergizi, keamanan pangan, prosedur pembuatan aneka kudapan dan perhitungan harga jual, serta pembuatan kemasan; 2) Demonstrasi, digunakan untuk memberikan contoh kepada peserta mengenai cara pembuatan jilbab dengan sulaman, pengolahan bahan pangan lokal, pembuatan kemasan dan perhitungan harga jual.; dan 3) Latihan atau praktek , di mana peserta mempraktekkan aneka teknik sulaman untuk pembuatan berbagai variasi jilbab hias maupun teknik-teknik pengolahan makanan dari bahan pangan lokal untuk pembuatan aneka jenis kudapan.
Hasil kegiatan PPM menunjukkan bahwa semua peserta dapat mengikuti seluruh proses pelatihan dari awal sampai selesai, kegiatan yang dirancang 100% terlaksana, dan kehadiran narasumber 100%. Target penyampaian materi pelatihan juga tercapai karena materi dapat disampaikan secara keseluruhan. Penguasaan kompetensi peserta pelatihan dievaluasi melalui produk kudapan jilbab maupun yang dihasilkan. Hasil evaluasi untuk pelatihan pembuatan jilbab sulaman menunjukkan bahwa dari 13 peserta sebanyak 9 peserta dalam kategori baik (69,23%), 2 peserta berada dalam kategori sedang (15,38%) dan 2 peserta dalam kategori kurang (15,38%). Sedangkan hasil evaluasi pembuatan kudapan menunjukkan bahwa dari 17 peserta sebanyak 14 peserta dalam kategori baik (82,35%) dan 3 peserta dalam kategori sedang (17,65%). Peserta juga telah mencoba memanfaatkan kompetensi yang dimiliki untuk meningkatkan pendapatan keluarga dengan dikoordinasikan oleh tim PPM.M.Pd. Prapti Karomah2016-10-12T01:16:05Z2016-10-12T01:16:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42238This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/422382016-10-12T01:16:05ZIbM Kelompok Mantan TKI/TKW “Purna Maju” Melalui
Usaha Menjahit di Sungapan Sriharjo Imogiri
Kabupaten Bantul YogyakartaTujuan kegiatan IbM ini adalah untuk: 1) mengadakan peralatan dan
piranti pengepresan hasil jahitan tepat guna (pressing tools) bagi 25
anggota Kelompok mantan TKI/TKW “Purna Maju” Sungapan Sriharjo
Imogiri Bantul; 2) meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pattern
making dan mengembangkan pola busana wanita sesuai mode yang
banyak dipesan kosumen yaitu mode sackdress jenis kaftan/mode kupukupu;
3) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan menerapkan
teknologi menjahit halus melalui pelatihan membuat busana mode
sackdress jenis kaftan/mode kupu-kupu dari bahan yang melangsai; 4)
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang menjaga kualitas
hasil jahitan busana wanita melalui pelatihan dan praktek penggunaan
pressing tools dan seterika listrik.
Pelaksanaan kegiatan diselenggarakan dengan multi metode yaitu:
1) metode observasi untuk menganalisis kebutuhan mitra yaitu kelompok
mantan TKI/TKW yang telah merintis usaha jasa busana sejak tahun
2011; 2) metode ceramah untuk membahas cara memuaskan
konsumen/pelanggan melalui peningkatan penguasaan membuat pola
mode busana kaftan dari bahan melangsai dan teknik menjahit halus serta
presing menggunakan piranti menyeterika tepat guna (press tooll); 3)
metode demonstrasi untuk memberi contoh dengan mempraktekkan
secara nyata cara menyeterika busana wanita yang baik dan benar
dengan pemakaian press tooll; 4) metode pembimbingan individu untuk
mendampingi peserta selama proses praktek dalam pelatihan; 5)
pendampingan dan monitoring pasca pelatihan.
Melalui metode pelaksanaan yang dirancang dan dilaksanakan
program pengabdian kepada masyarakat ini telah berhasil sesuai target
yang direncanakan: 1) dimilikinya 25 perangkat peralatan press tooll
untuk 25 mantan TKI/TKW untuk mendukung peningkatan kualitas hasil
jahitan busananya; 2) meningkatnya kemampuan membuat pola sesuai
dengan mode kaftan yang sering menjadi permintan pelanggannya; 3)
meningkatnya kemampuan menjahit busana wanita mode kaftan dengan
teknik menjahit halus dan praktis dengan dihasilkannya 25 potong produk
busana wanita mode kaftan yang enak dipakai; 4) meningkatnya
keterampilan finishing hasil jahitan yang lebih licin dan sempurna melalui
penerapan teknik pressing busana yang baik dan benar.5) terlaksananya
pendampingan pasca pelatihan sesuai rencana awal.Zuhni Khayati EnyYuli Suprihatin, M.Si. Sri EmyM.Pd. Prapti Karomah2015-09-15T02:40:27Z2015-09-15T02:40:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26222This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/262222015-09-15T02:40:27ZKepemimpinan Transformasional
Kepala Sekolah Berbasis Gender di SMP Kodya YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Seberapa besar kepemimpinan transformasional kepala sekolah di SMP Kodya Yogyakarta, (2) Seberapa besar ketidakadilan gender yang terjadi dalam kepemimpinan transformasional kepala sekolah di SMP Kodya Yogyakarta, (3) Apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah yang memiliki gaya kepemimpinan transformasional berbasis gender di SMP Kodya Yogyakarta, (4) Faktor-faktor pendukung dalam mewujudkan kepemimpinan transformasional berbasis gender di SMP Kodya Yogyakarta, dan (5) Faktor-faktor penghambat dalam mewujudkan kepemimpinan transformasional berbasis gender di SMP Kodya Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Untuk mengkaji ketidakadilan gender pola kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan menggunakan analisis gender model Harvard, yang mengungkap: kegiatan, akses, kontrol, dan manfaat, yang terkandung dalam pola kepemimpinan transformasional kepala sekolah pria dan wanita. Penelitian ini dilakukan pada SMP Negeri yang ada di Kodya Yogyakarta. Sumber data dalam penelitian ini adalah 17 orang kepala sekolah SMP Negeri di Kodya Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui angket dan wawancara mendalam (in-depth interview). Instrumen dalam penelitian ini berupa angket dan panduan wawancara. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang meliputi reduksi data, unitisasi dan kategorisasi, display data, verifikasi dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Kepemimpinan transformasional kepala sekolah SMP Negeri di Kodya Yogyakarta masih rendah kemampuannya. Berdasarkan dimensi dari kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh kepala sekolah SMP di Kodya Yogyakarta, kemampuan kepala sekolah dalam menyelesaikan masalah dan kemampuan membangun komitmen guru untuk perubahan mempunyai tingkat yang tinggi. Sedangkan kemampuan kepala sekolah dalam mengembangkan kepemimpinan untuk pembelajaran organisasi dan kemampuan menciptakan suatu kondisi untuk pertumbuhan pengetahuan dan ketrampilan profesional guru masih tergolong sedang. Sementara itu kemampuan kepala sekolah dalam membantu mengembangkan kepemimpinan guru, dan kemampuan untuk memelihara keseimbangan emosi mempunyai tingkat yang rendah; (2) Beberapa aspek yang sangat kuat dalam dimensi kepemimpinan transformasional yang dimiliki kepala sekolah SMP Negeri di Kodya Yogyakarta, yaitu: (a) Dalam dimensi kemampuan menyelesaikan masalah, antara lain: memahami perbedaan karakter guru dan karyawan, menanggapi masalah yang dialami guru dan karyawan, menanggapi perbedaan tindakan guru dan karyawan, mendapatkan manfaat perlakuan yang dilakukan kepada guru dan karyawan; (b) Dalam dimensi kemampuan membantu mengembangkan kepemimpinan guru, yaitu: memiliki persepsi yang baik terhadap pengembangan kepemimpinan guru; (c) Dalam dimensi kemampuan membangun komitmen guru untuk perubahan yaitu: menunjukkan harapan kinerja yang tinggi; (d) Dalam dimensi kemampuan menciptakan suatu kondisi untuk pertumbuhan pengetahuan dan ketrampilan profesional guru, yaitu: memotivasi guru dan karyawan; (e) Dalam dimensi kemampuan mengembangkan kepemimpinan untuk pembelajaran organisasi, antara lain: mengarahkan guru dan karyawan untuk pembelajaran organisasi, menciptakan suasana kerja bagi guru dan karyawan; dan (f) Dalam dimensi kemampuan memelihara keseimbangan emosi, antara lain: mengarahkan guru dan karyawan, menjaga keharmonisan guru dan karyawan, mencegah ketidakharmonisan dengan guru dan karyawan; (3) Tidak terdapat perbedaan yang sangat signifikan dalam keenam dimensi kemampuan kepemimpinan tranformasional kepala sekolah pria dan wanita SMP di Kodya Yogyakarta yang meliputi: (a) Kemampuan menyelesaikan masalah, (b) Kemampuan membantu mengembangkan kepemimpinan guru, (c) Kemampuan membangun komitmen guru untuk perubahan, (d) Kemampuan menciptakan suatu kondisi untuk pertumbuhan pengetahuan dan ketrampilan profesional guru, (e) Kemampuan mengembangkan kepemimpinan untuk pembelajaran organisasi, dan (f) Kemampuan memelihara keseimbangan emosi; (4) Terdapat perbedaan yang signifikan pada dua dimensi kemampuan kepemimpinan tranformasional kepala sekolah SMP di Kodya Yogyakarta antara kepala sekolah dengan tingkat pendidikan S1 dan S2, yaitu: kemampuan menyelesaikan masalah, dan kemampuan memelihara keseimbangan emosi; (5) Faktor-faktor pendukung dalam pembentukan kepemimpinan transformasional kepala sekolah berbasis gender di SMP Negeri Kodya Yogyakarta, yaitu: dukungan keluarga, fasilitas sekolah yang memadai, kebersamaan warga sekolah, lokasi sekolah yang strategis, kerjasama yang baik antar kepala sekolah, guru, dan karyawan; dan (6) Faktor-faktor penghambat dalam pembentukan kepemimpinan transformasional kepala sekolah berbasis gender di SMP Negeri Kodya Yogyakarta, yaitu: kesibukan sebagai ibu rumah tangga, anak-anak yang masih butuh perhatian, sumber daya manusia sekolah sudah berusia lanjut, karakter sumber daya manusia di sekolah yang berbeda-beda, guru yang sudah berusia lanjut.M.Pd. Prapti KaromahWiyono Giri2015-09-15T02:38:13Z2015-09-15T02:38:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26221This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/262212015-09-15T02:38:13ZKepemimpinan Transformasional
Kepala Sekolah Berbasis Gender di SMP Kodya YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Seberapa besar kepemimpinan transformasional kepala sekolah di SMP Kodya Yogyakarta, (2) Seberapa besar ketidakadilan gender yang terjadi dalam kepemimpinan transformasional kepala sekolah di SMP Kodya Yogyakarta, (3) Apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah yang memiliki gaya kepemimpinan transformasional berbasis gender di SMP Kodya Yogyakarta, (4) Faktor-faktor pendukung dalam mewujudkan kepemimpinan transformasional berbasis gender di SMP Kodya Yogyakarta, dan (5) Faktor-faktor penghambat dalam mewujudkan kepemimpinan transformasional berbasis gender di SMP Kodya Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Untuk mengkaji ketidakadilan gender pola kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan menggunakan analisis gender model Harvard, yang mengungkap: kegiatan, akses, kontrol, dan manfaat, yang terkandung dalam pola kepemimpinan transformasional kepala sekolah pria dan wanita. Penelitian ini dilakukan pada SMP Negeri yang ada di Kodya Yogyakarta. Sumber data dalam penelitian ini adalah 17 orang kepala sekolah SMP Negeri di Kodya Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui angket dan wawancara mendalam (in-depth interview). Instrumen dalam penelitian ini berupa angket dan panduan wawancara. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang meliputi reduksi data, unitisasi dan kategorisasi, display data, verifikasi dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Kepemimpinan transformasional kepala sekolah SMP Negeri di Kodya Yogyakarta masih rendah kemampuannya. Berdasarkan dimensi dari kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh kepala sekolah SMP di Kodya Yogyakarta, kemampuan kepala sekolah dalam menyelesaikan masalah dan kemampuan membangun komitmen guru untuk perubahan mempunyai tingkat yang tinggi. Sedangkan kemampuan kepala sekolah dalam mengembangkan kepemimpinan untuk pembelajaran organisasi dan kemampuan menciptakan suatu kondisi untuk pertumbuhan pengetahuan dan ketrampilan profesional guru masih tergolong sedang. Sementara itu kemampuan kepala sekolah dalam membantu mengembangkan kepemimpinan guru, dan kemampuan untuk memelihara keseimbangan emosi mempunyai tingkat yang rendah; (2) Beberapa aspek yang sangat kuat dalam dimensi kepemimpinan transformasional yang dimiliki kepala sekolah SMP Negeri di Kodya Yogyakarta, yaitu: (a) Dalam dimensi kemampuan menyelesaikan masalah, antara lain: memahami perbedaan karakter guru dan karyawan, menanggapi masalah yang dialami guru dan karyawan, menanggapi perbedaan tindakan guru dan karyawan, mendapatkan manfaat perlakuan yang dilakukan kepada guru dan karyawan; (b) Dalam dimensi kemampuan membantu mengembangkan kepemimpinan guru, yaitu: memiliki persepsi yang baik terhadap pengembangan kepemimpinan guru; (c) Dalam dimensi kemampuan membangun komitmen guru untuk perubahan yaitu: menunjukkan harapan kinerja yang tinggi; (d) Dalam dimensi kemampuan menciptakan suatu kondisi untuk pertumbuhan pengetahuan dan ketrampilan profesional guru, yaitu: memotivasi guru dan karyawan; (e) Dalam dimensi kemampuan mengembangkan kepemimpinan untuk pembelajaran organisasi, antara lain: mengarahkan guru dan karyawan untuk pembelajaran organisasi, menciptakan suasana kerja bagi guru dan karyawan; dan (f) Dalam dimensi kemampuan memelihara keseimbangan emosi, antara lain: mengarahkan guru dan karyawan, menjaga keharmonisan guru dan karyawan, mencegah ketidakharmonisan dengan guru dan karyawan; (3) Tidak terdapat perbedaan yang sangat signifikan dalam keenam dimensi kemampuan kepemimpinan tranformasional kepala sekolah pria dan wanita SMP di Kodya Yogyakarta yang meliputi: (a) Kemampuan menyelesaikan masalah, (b) Kemampuan membantu mengembangkan kepemimpinan guru, (c) Kemampuan membangun komitmen guru untuk perubahan, (d) Kemampuan menciptakan suatu kondisi untuk pertumbuhan pengetahuan dan ketrampilan profesional guru, (e) Kemampuan mengembangkan kepemimpinan untuk pembelajaran organisasi, dan (f) Kemampuan memelihara keseimbangan emosi; (4) Terdapat perbedaan yang signifikan pada dua dimensi kemampuan kepemimpinan tranformasional kepala sekolah SMP di Kodya Yogyakarta antara kepala sekolah dengan tingkat pendidikan S1 dan S2, yaitu: kemampuan menyelesaikan masalah, dan kemampuan memelihara keseimbangan emosi; (5) Faktor-faktor pendukung dalam pembentukan kepemimpinan transformasional kepala sekolah berbasis gender di SMP Negeri Kodya Yogyakarta, yaitu: dukungan keluarga, fasilitas sekolah yang memadai, kebersamaan warga sekolah, lokasi sekolah yang strategis, kerjasama yang baik antar kepala sekolah, guru, dan karyawan; dan (6) Faktor-faktor penghambat dalam pembentukan kepemimpinan transformasional kepala sekolah berbasis gender di SMP Negeri Kodya Yogyakarta, yaitu: kesibukan sebagai ibu rumah tangga, anak-anak yang masih butuh perhatian, sumber daya manusia sekolah sudah berusia lanjut, karakter sumber daya manusia di sekolah yang berbeda-beda, guru yang sudah berusia lanjut.M.Pd. Prapti KaromahWiyono Giri2015-07-13T04:06:09Z2015-07-13T04:06:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23375This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233752015-07-13T04:06:09ZPENGEMBANGAN PENILAIAN DIRI (SELF ASSESSMENT)
PADA PRAKTEK MENJAHIT ROK BERFURING
PRODI PT. BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNYTujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui karakteristik instrumen
penilaian diri (Self assessment) pada praktek menjahit rok berfuring, 2) menyusun
prosedur penilaian diri (Self Assessment) pada praktek menjahit rok berfuring, 3)
mengetahui apakah ada konsistensi penilaian antara penilaian diri (Self Assessment)
dengan penilaian dosen pada praktek menjahit rok berfuring
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R & D). Model penelitian
pengembangan yang digunakan adalah model penelitian dan pengembangan
pendidikan yang dikembangkan oleh Borg and Gall (1983: 772). Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Prodi PT Busana Fakultas Teknik UNY. Sampel
penelitian sebagai sumber informasi adalah mahasiswa yang menempuh mata kuliah
Teknologi busana II. Jumlah sampel penelitian sebanyak 32 orang. Teknik
pengambilan sampel secara Purposive Sampling. Metode pengambilan data
menggunakan perangkat penilaian berupa lembar penilaian, rubrik, prosedur
penilaian dan cara menentukan skor skhir. Validitas instrumen menggunakan
validitas isi berdasar judgment-expert, yaitu ahli bidang Teknologi Busana dan ahli
pengukuran. Sedangkan analisis reliabilitas berdasar inter-rater. Teknik analisis
data menggunakan teknik analisis deskriptif
Hasil penelitian ini adalah: (1) instrumen non tes yang berupa: lembar penilaian yang
dilengkapi dengan bobot dan skala penilaian, rubrik, prosedur penilaian, dan cara
pensekoran. Melalui uji validitas dan reliabilitas, instrument menjahit rok telah
memenuhi sebagai instrumen yang baik dengan indek reliabilitas sebesar 0,87 ; (2)
prosedur penilaian dikembangkan mulai dari sosialisasi instrument, mencermati
instrument, teknis pelaksanaan. Penilaian/pengamatan mulai dari persiapan sampai
hasil; (3) Konsistensi penilaian antara dosen dengan mahasiswa menghasilkan indek
dari Kappa sebesar 0,69. Besarnya indek reliabilitas menunjukkan bahwa antara
penilaian mahasiswa dan dosen belum ada konsistensi, sehingga perlu adanya
sosialisasi lebih mendalam.M.Pd. Emy BudiastutiM.Pd. Prapti Karomah2015-07-13T04:04:09Z2015-07-13T04:04:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23373This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233732015-07-13T04:04:09ZPENGEMBANGAN PENILAIAN DIRI (SELF ASSESSMENT)
PADA PRAKTEK MENJAHIT ROK BERFURING
PRODI PT. BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNYTujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui karakteristik instrumen
penilaian diri (Self assessment) pada praktek menjahit rok berfuring, 2) menyusun
prosedur penilaian diri (Self Assessment) pada praktek menjahit rok berfuring, 3)
mengetahui apakah ada konsistensi penilaian antara penilaian diri (Self Assessment)
dengan penilaian dosen pada praktek menjahit rok berfuring
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R & D). Model penelitian
pengembangan yang digunakan adalah model penelitian dan pengembangan
pendidikan yang dikembangkan oleh Borg and Gall (1983: 772). Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Prodi PT Busana Fakultas Teknik UNY. Sampel
penelitian sebagai sumber informasi adalah mahasiswa yang menempuh mata kuliah
Teknologi busana II. Jumlah sampel penelitian sebanyak 32 orang. Teknik
pengambilan sampel secara Purposive Sampling. Metode pengambilan data
menggunakan perangkat penilaian berupa lembar penilaian, rubrik, prosedur
penilaian dan cara menentukan skor skhir. Validitas instrumen menggunakan
validitas isi berdasar judgment-expert, yaitu ahli bidang Teknologi Busana dan ahli
pengukuran. Sedangkan analisis reliabilitas berdasar inter-rater. Teknik analisis
data menggunakan teknik analisis deskriptif
Hasil penelitian ini adalah: (1) instrumen non tes yang berupa: lembar penilaian yang
dilengkapi dengan bobot dan skala penilaian, rubrik, prosedur penilaian, dan cara
pensekoran. Melalui uji validitas dan reliabilitas, instrument menjahit rok telah
memenuhi sebagai instrumen yang baik dengan indek reliabilitas sebesar 0,87 ; (2)
prosedur penilaian dikembangkan mulai dari sosialisasi instrument, mencermati
instrument, teknis pelaksanaan. Penilaian/pengamatan mulai dari persiapan sampai
hasil; (3) Konsistensi penilaian antara dosen dengan mahasiswa menghasilkan indek
dari Kappa sebesar 0,69. Besarnya indek reliabilitas menunjukkan bahwa antara
penilaian mahasiswa dan dosen belum ada konsistensi, sehingga perlu adanya
sosialisasi lebih mendalam.M.Pd. Emy BudiastutiM.Pd. Prapti Karomah2012-09-06T14:30:39Z2019-10-02T02:15:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5196This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51962012-09-06T14:30:39ZPERAN IBU DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN DALAM KELUARGA Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan bentuk-bentuk tindakan ibu dalam menumbuhkan budaya kewirausahaan yang meliputi kemandirian, keberanian mengambil risiko, kreatifitas, tanggung jawab, kejujuran dan kesabaran pada anak dalam keluarga; 2) Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dalam menumbuhkan budaya kewirausahaan pad a anak dalam keluarga dan eara memanfaatkannya; dan 3) Mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dalam menumbuhkan budaya kewirausahaan pada anak dalam keluarga dan eara mengatasinya Penelitian ini dilaksanakan di daerah Sleman dan merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini adalah ibu, anak kandung maupun dan anggota keluarga yang lain seperti suami (ayah), anak dan orang dekat atau yang tinggal dalam satu atap. Data dikumpulkan melalui wawaneara mendalam (in-depth interview) dan observasi partisipan (participant observation). Instrumen dalam penelitian ini adalah panduan wawancara dan panduan observasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang meliputi reduksi data, unitisasi dan kategorisasi, display data, verifikasi dan pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa bentuk tindakan ibu dalam menumbuhkan budaya kewirausahaan pada anak dalam keluarga meliputi menumbuhkan kemandirian, keberanian, kreativitas, tanggung jawab, kejujuran dan, kesabaran. Cara yang dilakukan adalah melalui nasehat, contoh dan perintah. Faktor -faktor pendukung ibu dalam menumbuhkan budaya kewirausahaan pada anak dalam keluarga adalah kemampuan anak dalam melihat peluang usaha, ketersediaan fasilitas di rumah yang mendukung pencarian informasi, bakat dan kreativitas anak yang tinggi, kemauan anak untuk belajar dan mau mencoba, kerjasama ibu dan bapak dalam memberikan arahan kepada anak dan adanya kerukunan antar anggota keluarga. Cara rnemanfaatkannya adalah dengan mengoptimalkan kelebihan yang ada dan memberi dorongan untuk selalu mencoba. Faktor penghambat ibu dalam menumbuhkan budaya kewirausahaan pada anak dalam keluarga adalah tidak bisa memberi arahan secara maksimal karena memang tidak punya latar belakang pendidikan wirausaha, pengaruh lingkungan ekstemal, perbedaan nilai yang berlaku di rumah dan luar ru"mah, keterbatasan ekonomi, jumlah anak yang banyak sehingga kebutuhan keluarga juga banyak, pendidikan ibu yang relatif rendah dan anak yang kurang kooperatif. Cara mengatasi faktor penghambat tersebut adafah bertanya kepada tetangga yang punya usaha, sharing tentang masafah yang dihadapi sehingga bisa digunakan untuk menasehati anak, memperkuat nifai-nilai moral supaya anak tidak mudah terpengaruh lingkungan esktemal dan anak mempunyai nilai-nilai yang sudah mantap (terintemalisasi dengan baik), membiasakan pola hidup sederhana dan prihatin, serta menekankan pentingnya berbagi dengan sesama saudara, menasehati dengan sedikit pendekatan humor sehingga anak lebih tertarik. M.Pd. Prapti Karomah2012-08-08T07:29:35Z2019-10-02T02:06:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3502This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/35022012-08-08T07:29:35ZPeningkatan Usaha Produksi Busana Mahasiswa ProgramSstudi Teknik Busana Melalui Program Magang di “Modiste dan Industri Busana Margaria Grup” YogyakartaAbstrak Tujuan dari Program kegiatan magang kewirausahaan ini adalah untuk memberikan bekal pengalaman praktisuntuk memberikan bekal pengalaman praktis erupa pengetahuan, keterampilan dab apresiasi motivasi serta sikap, kepada para mahasiswa peserta magan secara obyektif, berkaitan dengan praksis kinerja dalam bidang industri busana yang meliputi modiste dan konfeksi. Program ini diharapkan dapat memeberikan nilai-nilai dan jiwa interpreneurship yang akan bermakna untuk menjawab tantangan masalah lapangan kerja di masa mendatang. Pelaksanaan kegiatan magang kewirausahaan ini diikuti 5orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Busana, FT UNY. dengan melibatkan industri mitra Margaria Grup Yogyakarta. Metode dan pola pelaksanaan yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah: metode ceramah dan diskusi pembekalan, metode praktik secara partisipatif di lokasi idustri untuk mendapatkan pengalaman langsung. Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 1,5 bulan dengan menggunakan 8jam efektif ntuk setiap harinya. Hasil dari pelaksanaan kegiatan magang kewirausahaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: semua mahasiswa peserta program magang kewirausahaan ini telah mengikuti semuakegiatan, yakni berpa; a) pembekalan materi kewirausahaan di kampus, b) praktik langsung di lokasi industry mitra, yakni berupa pembuatan desain busana, c) praktik pembuatan busana d) praktik manajemen usaha serta praktik proposal pendidian usaha baru. Semua proses kinerja dan karya mahasiswa mendapatkan penilaian sangat bagus da bagus dari dosen pembimbing dan fihak industry. Oleh karena itu kegiatan magang ini kiranya dapat terus dikembangkan dan lebih ditingkatkan dimasa mendatang, diantaranya dengan memperluas jaringan kerjasama antara fihak perguruan tinggi dengan dunia industri terkait. Kata kunci: magang kewirausahaan, produksi, manajeman usaha busana M.Pd. Prapti Karomah2012-08-08T07:28:20Z2019-10-02T02:05:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3501This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/35012012-08-08T07:28:20ZPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM LIFE SKILLS BERBASIS POTENSI DAERAH UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan kepada ibu-ibu anggota Kelompok Belajar "Melati" yang berlokasi di Dusun Ngerboh dan Pakel Jaluk, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Tujuan kegiatan adalah memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada ibu-ibu dan remaja putri putus sekolah anggota kelompok belajar masyarakat Desa Ngerboh dan Pakel Jaluk dalam hal: 1) Ketrampilan pembuatan aneka kudapan berbasis potensi bahan pangan lokal dan jilbab dengan hiasan sulaman yang bernilai jual; 2) Pengetahuan kewirausahaan dan manajemen usaha; dan 3) Pengembangan produk kudapan dan jilbab sulaman untuk menambah pendapatan keluarga. Metode yang digunakan dalam kegiatan PPM ini adalah 1).Ceramah untuk menyampaikan teori dan konsep-konsep yang sangat prinsip penting untuk dimengerti serta dikuasai oleh peserta pelatihan. Materi teori mencakup kewirausahaan dan manajemen usaha, analisis keunggulan kompetitif dan pengembangan usaha. Untuk pelatihan pembuatan jilbab sulaman juga disampaikan materi meliputi: pengenalan karakteristik bahan, aneka teknik sulam, prosedur pembuatan sulaman, perhitungan harga jual, dan pembuatan kemasan jilbab. Sedangkan materi pembuatan kudapan meliputi macam dan sifat bahan pangan lokal, kandungan gizi, kriteria makanan kudapan yang bergizi, keamanan pangan, prosedur pembuatan aneka kudapan dan perhitungan harga jual, serta pembuatan kemasan; 2) Demonstrasi, digunakan untuk memberikan contoh kepada peserta mengenai cara pembuatan jilbab dengan sulaman, pengolahan bahan pangan lokal, pembuatan kemasan dan perhitungan harga jual.; dan 3) Latihan atau praktek , di mana peserta mempraktekkan aneka teknik sulaman untuk pembuatan berbagai variasi jilbab hias maupun teknik-teknik pengolahan makanan dari bahan pangan lokal untuk pembuatan aneka jenis kudapan. Hasil kegiatan PPM menunjukkan bahwa semua peserta dapat mengikuti seluruh proses pelatihan dari awal sampai selesai, kegiatan yang dirancang 100% terlaksana, dan kehadiran narasumber 100%. Target penyampaian materi pelatihan juga tercapai karena materi dapat disampaikan secara keseluruhan. Penguasaan kompetensi peserta pelatihan dievaluasi melalui produk kudapan jilbab maupun yang dihasilkan. Hasil evaluasi untuk pelatihan pembuatan jilbab sulaman menunjukkan bahwa dari 13 peserta sebanyak 9 peserta dalam kategori baik (69,23%), 2 peserta berada dalam kategori sedang (15,38%) dan 2 peserta dalam kategori kurang (15,38%). Sedangkan hasil evaluasi pembuatan kudapan menunjukkan bahwa dari 17 peserta sebanyak 14 peserta dalam kategori baik (82,35%) dan 3 peserta dalam kategori sedang (17,65%). Peserta juga telah mencoba memanfaatkan kompetensi yang dimiliki untuk meningkatkan pendapatan keluarga dengan dikoordinasikan oleh tim PPM. Kata kunci: pemberdayaan masyarakat, jilbab, sulaman, kudapan, bahan pangan lokal M.Pd. Prapti Karomah