Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T09:29:01ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2017-04-03T01:37:24Z2017-04-03T01:37:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48446This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/484462017-04-03T01:37:24ZPENGEMBANGAN MODEL TEACHING FACTORY
DIBENGKEL KAROSERI DAN BODI KENDARAAN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FT
UNYPenelitian ini bertujuan mengembangkan Model Teaching factory Di Bengkel Karoseri dan
Bodi Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY yang meliputi: 1) Kesesuaian kurikulum KBK
dan Pengecatan dengan kebutuhan industri; 2) Analisis pencapaian kompetensi mahasiswa dalam
mata kuliah KBK dan Pengecatan; 3) Pengembangan model teaching factory di bengkel KBK PT.
Otomotif FT UNY; dan 4) Penyusunan pedoman pelaksanaan model teaching factory; 5) Pengaruh
penerapan pembelajaran Teaching Factory pada nilai mata kuliah KBK dan Pengecatan.
Penelitian direncanakan dalam dua tahun dengan menggunakan desain research and
development. Subyek penelitian adalah dosen dan mahasiswa PT. Otomotif FT UNY. Pada tahun
pertama, direncanakan menempuh alur sebagai berikut: 1) studi literatur; 2), penelitian kesesuaian
kurikulum KBK dan pengecatan dengan kebutuhan industri; 3) Analisis pencapaian kompetensi
mahasiswa dalam mata kuliah KBK dan pengecatan; dan 4) perumusan disain model teaching factory;
serta 5) pedoman pelaksanaan teaching factory. Target yang akan dicapai pada tahun pertama yaitu
deskripsi dan model: 1) Kurikulum KBK dan pengecatan yang sesuai dengan kebutuhan industri; 2)
Desain model teaching factory yang akan diimplementasikan; dan 3) pedoman pelaksanaan teaching
factory. Penelitian ini menggunakan desain research and development dan metode eksperimen.
Subyek penelitian adalah dosen dan mahasiswa PT. Otomotif FT UNY. Pengumpulan data
menggunakan observasi, dokumentasi, angket dan tes. Data dianalisis secara deskriptif dan
menggunakan t test. Target yang akan dicapai pada tahun kedua yaitu 1) adanya kesesuaian
kompetensi dalam mata kuliah KBK dan Pengecatan dengan kebutuhan industri, 2) pencapaian
kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah KBK dan Pengecatan cukup baik, 3) Model teaching
factory yang dikembangkan dalam proses pembelajaran di bengkel KBK dan Pengecatan
terintegrasi dengan industry dan konsumen, 4) Pedoman pelaksanaan model teaching factory
yang dihasilkan terintegrasi dengan mata kuliah KBK dan Pengecatan, 5) Pelaksanaan model
pembelajaran Teaching Factory.
Hasil penelitian: 1) adanya kesesuaian kompetensi dalam mata kuliah KBK dan
Pengecatan dengan kebutuhan industri, 2) pencapaian kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah
KBK dan Pengecatan cukup baik, 3) Model teaching factory yang dikembangkan dalam proses
pembelajaran di bengkel KBK dan Pengecatan terintegrasi dengan industry dan konsumen, 4)
Pedoman pelaksanaan model teaching factory yang dihasilkan terintegrasi dengan mata kuliah
KBK dan Pengecatan, 5) Pelaksanaan model pembelajaran Teaching Factory mampu
memberikan pengaruh yang signifikan (t= 3,54; α: 0.01) terhadap pencapaian kompetensi
mahasiswa dalam mata kuliah Perbaikan Bodi Kendaraan dan Pengecatan (ME: 83,816)
dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis pelatihan
(MK: 77,868). Perlu diupayakan menjaga kualitas hasil kerja mahasiswa tetap memiliki standar
kualitas yang baik, sehingga tidak mengecewakan konsumen.M.Pd. Noto WidodoUs. TawardjonoSiswanto IbnuSulistyo, M.Eng. Bambang2016-09-15T01:52:39Z2016-09-15T01:52:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41349This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/413492016-09-15T01:52:39ZTEACHING FACTORY LEARNING PROCESS AT VEHICLE'S
BODY REPAIRING AND PAINTING WORKSHOP OF FACULTY
OF ENGINEERING YOGYAKARTA STATE UNIVERSITYThe learning objectives of teaching factory learning process are to: 1) improve the students’ competency,
2) increase the students’ entrepreneurial spirit, 3) produce the products/services that have added value, 4)
increase the schools’ sources revenue, and 4) increase the relationship with industry. This research use
approach research and development.. The location of this research at the Automotive Engineering
Education of Faculty of Engineering Yogyakarta State University, with research subjectsare lecturers and
students, practitioners of the industry. Collecting data grouped into two parts, namely, the study
introduction and development of the model, as well as model validation. Data analysis techniques using
descriptive analysis with percentage. Teaching factory learning process to be applied in the Vehicle’s Body
and Painting Workshop of Automotive Engineering Department of Faculty of engineering Yogyakarta State
University consists of planning, implementation, and evaluation. The planning process consists of making
the syllabus, lesson plans, instructional strategy, methods, and media preparation. The learning process
consists of socialization to students about teaching factory, industrial visits, learning-based training, and
learning-based production. While the evaluation system consists of competency test, consumer satisfaction
questionnaire, and economic analysis of students’ activities while producing goods/services. The
conclusion of this study are: 1) The level of competence of conformity subjects very accordance with the
needs of the industrial (82.11% and 86.75%). 2) Achievement of student competence are very well. 3) The
resulting product is a body repair services and painting and reconditioning body components so that the
vehicle fit for sale back. 4) Enhance cooperation with industry are invited cooperation consisted of 8
workshops body repairs and painting, one industry Sales of paint, and one vocational school. 5) Teaching
factory model that will developed consist of: a) the resulting product, in the form of reconditioning and
repair of body components are damaged, b) management of teaching factory, c) facilities and supporting
infrastructure, d) financial, e) cooperation with the industry, f) curriculum, g) learning process, and h)
human resources. The learning process will be applied as part of the development of teaching factory model
at Vehicles’ Body Repairing and Painting Workshop of Automotive Engineering Education of Faculty of
Engineering Yogyakarta State University.Us. TawardjonoM.Pd. Noto WidodoSiswanto IbnuSulistyo, M.Eng. Bambang2016-07-19T02:32:35Z2016-07-19T02:32:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36679This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/366792016-07-19T02:32:35ZPENGEMBANGAN MODEL TEACHING FACTORY
DIBENGKEL KAROSERI DAN BODI KENDARAAN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FT UNYPenelitian ini bertujuan mengembangkan Model Teaching factory Di Bengkel Karoseri
dan Bodi Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY yang meliputi: 1) Kesesuaian kurikulum
KBK dan Pengecatan dengan kebutuhan industri; 2) Analisis pencapaian kompetensi mahasiswa
dalam mata kuliah KBK dan Pengecatan; 3) Pengembangan model teaching factory di bengkel KBK
PT. Otomotif FT UNY; dan 4) Penyusunan pedoman pelaksanaan model teaching factory. Model
yang dihasilkan dapat digunakan sebagai rujukan bagi pendidikan kejuruan pada beberapa bidang
keahlian; serta menjadi acuan bagi dinas pendidikan terkait dalam pelaksanaan teaching factory di
sekolah kejuruan.
Penelitian direncanakan dalam dua tahun dengan menggunakan desain research and
development. Subyek penelitian adalah dosen dan mahasiswa PT. Otomotif FT UNY. Pada tahun
pertama, direncanakan menempuh alur sebagai berikut: 1) studi literatur; 2), penelitian kesesuaian
kurikulum KBK dan pengecatan dengan kebutuhan industri; 3) Analisis pencapaian kompetensi
mahasiswa dalam mata kuliah KBK dan pengecatan; dan 4) perumusan disain model teaching factory;
serta 5) pedoman pelaksanaan teaching factory. Target yang akan dicapai pada tahun pertama yaitu
deskripsi dan model: 1) Kurikulum KBK dan pengecatan yang sesuai dengan kebutuhan industri; 2)
Desain model teaching factory yang akan diimplementasikan; dan 3) pedoman pelaksanaan teaching
factory.
Hasil sementara penelitian adalah 1) adanya data kesesuaian kompetensi dalam mata kuliah
KBK dan Pengecatan dengan kebutuhan industri, 2) analisis pencapaian kompetensi mahasiswa dalam
mata kuliah KBK dan Pengecatan, 3) Draft model teaching factory yang akan diimplementasikan.M.Pd. Noto WidodoUs. TawardjonoSiswanto, M.Pd IbnuSulistyo, M.Eng. Bambang2015-09-08T07:32:10Z2015-09-08T07:32:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26001This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/260012015-09-08T07:32:10ZPentingnya Pendidikan Soft Skills bagi Siswa SMK dalam
Menyiapkan Tenaga Kerja yang Diperlukan
Dunia Usaha dan IndustriEra global di abad ke 21 saat ini nampak sekali adanya perkembangan dan perubahan yang begitu pesat dalam berbagai hal di masyarakat, mulai dari kebutuhan infrastruktur, sosial budaya, teknologi, dan lain-lain yang semuanya itu akan berdampak pada tuntutan Sumber Daya Manusia (SDM). Kebutuhan SDM saat ini menuntut mereka yang memiliki semangat daya saing, adaptif dan antisipatif, terbuka terhadap perubahan, mampu belajar, terampil, mudah beradaptasi dengan teknologi baru, serta memiliki dasar kemampuan luas, kuat, dan mendasar untuk berkembang. Makalah ini ingin membahas bagaimanakah menyiapkan siswa SMK Kelompok Teknologi & Industri yang memiliki ciri-ciri seperti telah di atas melalui pembelaaran yang efektif dan efisien.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan diketahui bahwa profil tenaga kerja yang dibutuhkan pasar saat ini adalah yang kuat pada aspek soft skills (disiplin, kejujuran, komitmen, tanggungjawab, rasa percaya diri, etika, sopan santun, kerjasama, kreativitas, komunikasi, kepemimpinan, entrepeneurship, dan berorganisasi), tanpa meninggalkan aspek hard skills (kompetensi teknis). Untuk itu terdapat tiga alternatif Model Pendidikan yang memadukan hard skills dan soft skills, yakni : (1) Pendidikan aspek soft skills, dasar-dasar kejuruan, dan kewirausahaan dilaksanakan di sekolah, sedangkan pendidikan aspek hard skills di DUDI; (2) Pendidikan aspek soft skills saja yang dilaksanakan di sekolah, pendidikan aspek hard skills sambil praktek kerja di DUDI; atau (3) Pendidikan aspek soft skills saja di sekolah, pendidikan aspek hard skills, dasar-dasar kejuruan, dan kewirausahaan sambil praktek kerja di teaching factory yang dikembangkan SMK. Untuk melaksanakan model pendidikan tersebut struktur kurikulum SMK tetap mengacu Kurikulum Nasional yang sekarang sedang digunakan, sedangkan aspek soft skills dapat diintegrasikan di dalam RPP dan silabus. Model pembelajaran yang relevan menggunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching & Learning, pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran aktif, serta perlu adanya buku saku pedoman pendidikan soft skills bagi siswa dengan pendekatan reward and punishment. Untuk mewujudkan kompetensi lulusan sebagaimana dituliskan di bagian sebelumnya, karakteristik guru/instruktur yang diperlukan adalah : (1) The Adaptor, (2) The Visionary, (3) The Collaborator, (4) The Risk Taker, (5) The Leaner, (6) The Communicator, (7) The Model, dan (8) The Leader. Dan terakhir agar pendidikan soft skills ini berjalan efektif tidak lepas dari dukungan segenap stake holders di lingkungan sekolah, masyarakat dan DUDI sewaktu siswa melaksanakan kegiatan Paktek Kerja Lapangan .- WidartoProf., Ph.D. PardjonoM.Pd. Noto Widodo2015-09-08T07:29:44Z2015-09-08T07:29:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25999This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/259992015-09-08T07:29:44ZPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SOFT SKILLS UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUANPenelitian ini menindaklanjuti hasil penelitian sebelumnya, yakni tahun
2009 dan 2010. Hasil penelitian tahun 2009 telah menghasilkan rumusan soft skills lulusan SMK yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri, berdasarkan
urutan prioritas adalah sebagai berikut: disiplin, kejujuran, komitmen, tanggung jawab, rasa percaya diri, komunikasi, kreatifitas, kepemimpinan, kerjasama,
entrepreneurship dan berorganisasi. Sedangkan penelitian tahun 2010 telah menghasilkan model pembelajarannya, yakni model pembelajaran soft skills
terintegrasi dalam mata pelajaran. Tujuan penelitian tahun 2011 adalah diseminasi hasil penelitian dan publikasi hasil penelitian melalui jurnal terakreditasi.
Diseminasi hasil dilakukan pada SMK se-Provinsi DI Yogyakarta, meliputi kabupaten Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul, Bantul dan kota Yogyakarta. Sedangkan publikasi ilmiah dilakukan melalui Cakrawala Pendidikan (CP) terbitan LPPM UNY.
Hasil penelitian tahun 2011 adalah telah selesai dilakukan diseminasi hasil penelitian kepada Kepala Sekolah, Guru Produktif, dan Guru Bimbingan Konseling serta perwakilan dunia usaha/dunia industri (DUDI). Peserta diseminasi sejumlah 21 orang yang berasal dari 9 SMK perwakilan kabupaten Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul, Bantul dan kota Yogyakarta serta 2 orang perwakilan DUDI. Tindak lanjut diseminasi adalah implementasi hasil penelitian pada 8 SMK, yakni SMK Muhammadiyah I Bantul, SMKN 2 Yogyakarta, SMKN 2
Wonosari, SMKN 2 Pengasih, Kulon Progo, SMK Muhammadiyah Prambanan, SMKN 1 Seyegan, Sleman, SMKN 2 Klaten, dan SMK Nasional Berbah, Sleman. Sedangkan untuk publikasi ilmiah saat ini artikel hasil penelitian telah masuk redaksi Cakrawala Pendidikan (CP) UNY pada tanggal 26 Agustus 2011, dan saat ini sedang menunggu proses penerbitan.- WidartoProf., Ph.D. PardjonoM.Pd. Noto Widodo2015-07-06T05:37:49Z2015-07-06T05:37:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22718This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/227182015-07-06T05:37:49ZIMPLEMENTASI COLLABORATIVE LEARNING ON PROJECT-WORK
PADA MAHASISWA VOKASI BIDANG MANUFAKTURArtikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian Widarto dan Noto Widodo (2013)
yang telah berhasil: (1) menemukan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja bagi
mahasiswa vokasi bidang manufaktur; dan (2) menggali strategi pembelajaran yang
perlu diterapkan pada institusi pendidikan vokasi bidang manufaktur berkaitan
pengembangan kultur akademik yang dibutuhkan dunia. Tujuan penelitian tersebut
adalah ingin menghasilkan model pembelajaran soft skills yang cocok untuk mahasiswa
vokasi bidang manufaktur dalam rangka membangun kultur akademik.
Penelitian menggunakan metode survey. Pada tahap awal, penelitian ini
dilaksanakan untuk menemukan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja bagi
mahasiswa vokasi bidang manufaktur. Tahap berikutnya, penelitian bertujuan menggali
strategi pembelajaran yang cocok diterapkan pada mahasiswa pendidikan vokasi bidang
manufaktur berkaitan pengembangan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultur akademik yang perlu dimiliki oleh
karyawan lulusan Program Diploma mencakup empat hal yaitu diskusi, membaca,
meneliti, dan menulis. Namun, kultur akademik yang penting adalah membaca dan
diskusi, sedangkan meneliti dan menulis tidak terlalu penting. Membaca dalam konteks
ini adalah membaca SOP (Standar Operasional Prosedur) berkaitan dengan pekerjaannya
secara cermat, sedangkan diskusi yang dimaksud adalah membahas efisiensi kerja,
membahas hasil kerja, diskusi langkah kerja/produk, dan membahas kasus kesalahan
kerja. Untuk mengembangkan kultur akademik tersebut strategi pembelajaran yang
diterapkan pada mahasiswa pendidikan vokasi bidang manufaktur lebih cocok dengan
strategi Collaborative Learning dibanding Cooperative Learning.. WidartoM.Pd. Noto Widodo2015-07-06T05:35:44Z2015-07-06T05:35:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22717This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/227172015-07-06T05:35:44ZIMPLEMENTASI COLLABORATIVE LEARNING ON PROJECT-WORK
PADA MAHASISWA VOKASI BIDANG MANUFAKTURArtikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian Widarto dan Noto Widodo (2013)
yang telah berhasil: (1) menemukan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja bagi
mahasiswa vokasi bidang manufaktur; dan (2) menggali strategi pembelajaran yang
perlu diterapkan pada institusi pendidikan vokasi bidang manufaktur berkaitan
pengembangan kultur akademik yang dibutuhkan dunia. Tujuan penelitian tersebut
adalah ingin menghasilkan model pembelajaran soft skills yang cocok untuk mahasiswa
vokasi bidang manufaktur dalam rangka membangun kultur akademik.
Penelitian menggunakan metode survey. Pada tahap awal, penelitian ini
dilaksanakan untuk menemukan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja bagi
mahasiswa vokasi bidang manufaktur. Tahap berikutnya, penelitian bertujuan menggali
strategi pembelajaran yang cocok diterapkan pada mahasiswa pendidikan vokasi bidang
manufaktur berkaitan pengembangan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultur akademik yang perlu dimiliki oleh
karyawan lulusan Program Diploma mencakup empat hal yaitu diskusi, membaca,
meneliti, dan menulis. Namun, kultur akademik yang penting adalah membaca dan
diskusi, sedangkan meneliti dan menulis tidak terlalu penting. Membaca dalam konteks
ini adalah membaca SOP (Standar Operasional Prosedur) berkaitan dengan pekerjaannya
secara cermat, sedangkan diskusi yang dimaksud adalah membahas efisiensi kerja,
membahas hasil kerja, diskusi langkah kerja/produk, dan membahas kasus kesalahan
kerja. Untuk mengembangkan kultur akademik tersebut strategi pembelajaran yang
diterapkan pada mahasiswa pendidikan vokasi bidang manufaktur lebih cocok dengan
strategi Collaborative Learning dibanding Cooperative Learning.- WidartoM.Pd. Noto Widodo2012-08-07T23:58:25Z2019-01-29T15:28:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3100This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31002012-08-07T23:58:25ZPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KEJURUAN DI MADRASAH ALIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTATujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk menemukan model penyelenggaraan program keterampilan di Madrasah Aliyah (MA) Daerah Istimewa Yogyakarta. Selama ini penyelenggaraan program keterampilan di madrasah/sekolah masih sangat variatif, yakni tergantung dari kebijakan manajemen sekolah, dan belum terprogram seperti apa yang diharapkan. Permasalahan lain adalah banyaknya lulusan madrasah Aliyah yang tidak bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sehingga akan berdampak terhadap meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Pembelajaran keterampilan kejuruan seperti: tata busana (menjahit), tata boga, pengolahan hasil pertanian, sablon, kerja kayu dan las, seni kriya, batik dan sebagainya. Tentunya sangat diperlukan bagi siswa yang tidak melanjtkan ke perguruan tinggi sebagai bekal keterampilan hidup mandiri. Penelitian ini merupakan penelitian riset dan pengembangan (R&D) di Madrasah Aliyah DIY, pada awalnya mengidentifikasi profil madrasah yang melaksanakan program keterampilan. Sampel penelitian diperoleh 15 madrasah aliyah negeri dan swasta yang ada di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi penelitian dilaksanakan di empat kabupaten dan kota di wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. yakni di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo, Kabupaten Gunung Kidul dan kota Yogyakarta. Teknik pengambilan data dengan metode wawancara, angket dan dokumentasi, hasilnya disajikan dalam bentuk presentase, dan dideskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan program keterampilan di madrasah masih sangat variatif ada yang terprogram masuk intra kurikuler dan ada sebagian masuk kegiatan extra kurikuler. Kebijakan kepala Madrasah Aliyah memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan ketampilan sebesar 82,36%; keberadaan ruang keterampilan baru terpenuhi 76,23%; Dana operasional pembelajaran keterampilan dibantu komite 65,00% dan 35,00% dari pemerintah khususnya khususnya MAN. Kondisi peralatan dan mesin baru terpenuhi 47,76%. Kualifikasi guru keterampilan di madrasah aliyah Lulusan program S1:63,22% . Diploma III: 39,60% dan praktisi:7,18%. Ketersediaan RPP 89,34%, job sheet 43,22%, buku panduan keterampilan 35,43%, dan modul keterampilan baru 15,67%. Dari hasil uji coba model penyelenggaraan pembelajaran keterampilan kejuruan di 3 Madrasah “Model kooperatif“ dapat diterapkan di Madrasah Aliyah dan mendapat tanggapan positif dari pihak sekolah. Untuk meningkatkan kompetensi lulusan madrasah, telah dilakukan kerjasama dengan Balai Latihan Kerja, Lembaga Pendidikan Kejuran dan Dunia Usaha dan Industri. Kata kunci: model pembelajaran kejuruan madrasah aliyah FT, 2007 (PEND. TEK. OTOMOTIF) M.Pd. Noto Widodo