Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T14:22:26ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2017-02-16T03:24:00Z2017-02-16T03:24:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/47095This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/470952017-02-16T03:24:00ZMODEL PEMBENTUKAN/PENDIDIKAN KARAKTER
KEBANGSAAN MELALUI CARA MEMILIH PRODUK
PADA ANAK USIA DINI DI DIYPenelitian ini bertujuan untuk menemukan model pembentukan/pendidikan karakter
kebangsaan melalui cara memilih produk pada anak usia dini di Daerah Istimewa Yogyakarta yang
tepat setelah melalui uji coba..
Penelitian ini merupakan penelitian R & D. Populasi penelitian adalah keluarga yang
mempunyai anak usia sampai dengan 6 tahun dan guru-guru TK sebagai warga Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan sampel penelitian menggunakan multystage sampling. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan angket diperkuat dengan focus group discussion
(FGD). Validitas angket menggunakan construct validity dan content valididy, sedangkan validitas
data menggunakan triangulasi. Analisis data menggunakan metode Mixed Method dengan Stategi
Eksploratoris Sekuensial.
Hasil penelitian ini adalah model pembentukan/pendidikan karakter kebangsaan melalui
pemilihan produk pada anak usia dini hipotetik setelah melalui uji coba terbatas dan uji coba yang
lebih luas serta evaluasi dan penyempurnaan.M.Hum Anang PriyantoWahyu W, M.Si.Psi. PratiwiEndarwati, M.Si. Lies2016-10-17T07:39:04Z2016-10-17T07:39:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42408This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/424082016-10-17T07:39:04ZWORKSHOP PENGEMBANGAN MODEL PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
DI SEKOLAH BAGI GURU SMP DAN SMA
DI KOTA YOGYAKARTAProgram pengabdian kepada masyarakat (PPM) ini dilatarbelakangi kepedulian Pusat Studi Wanita dan Gender terhadap pengaruh negatif kemauan IPTEK terhadap penyimpangan perilaku seksual karena kerusakan moral dan mental. Kegiatan PPM ini bertujuan a) memberikan bekal pengetahuan tentang pendidikan seks dan kesehatan reproduksi bagi guru-guru BK dan Pembina OSIS SMP dan SMA di Kota Yogyakarta, b) membimbing guru BK dan Pembina OSIS dalam mengembangkan model program pembinaan kesehatan reproduksi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pelatihan dengan ceramah dan simulasi, dilanjutkan workshop dan diakhiri dengan pemilihan dan pendampingan sekolah model. Evaluasi kegiatan meliputi evaluasi kognitif berupa pengetahuan dan persepsi guru-guru SMP SMA mengenai kesehatan reproduksi, evaluasi proses berupa evaluasi presentasi hasil workshop serta evaluasi produk berupa model pembinaan kesehatan reproduksi remaja di sekolah. Terdapat 15 sekolah yang mengirimkan peserta (50%) dan diikuti oleh total 24 guru (40%). Peningkatan pengetahuan dapat dilihat dari keseluruhan peserta (100%) yang mengalami kenaikan skor antara post test dan pretest yaitu dari rerata 56.52 menjadi 83.71 (kenaikan skor 48.11%). Evaluasi produk worskshop yaitu sebanyak 15 sekolah mampu menyusun rancangan model program (100%) namun hanya 73.33% yang dapat mempresentasikannya dengan baik. Seluruh peserta (100%) telah menyadari tanggung jawab dan peran guru dalam pendidikan kesehatan reproduksi, seluruh guru (100%) merasakan manfaat dari kegiatan ini dan semuanya (100%) merasa workshop ini memberikan bekal bagi mereka untuk mengembangkan model program kesehatan reproduksi yang tepat sesuai dengan karakteristik sekolah masing-masing. Pada akhir kegiatan terpilih satu sekolah model dan telah diadakan pendampingan berupa kegiatan sosialisasi (termasuk ke orang tua), pendaftaran dan seleksi tutor sahabat kespro, serta pelatihan tutor kesehatan reproduksi. Sekolah model yang telah terpilih nantinya diharapkan dapat menjadi percontohan implementasi program dengan pendampingan dari tim dosen pengabdi.Endarwati, M.Si. LiesM.Si Das SalirawatiPertiwi Kartika Ratna2016-10-17T06:30:35Z2016-10-17T06:30:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42403This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/424032016-10-17T06:30:35ZPELATIHAN BUDIDAYA TEH BUNGA SEPATU DAN PERINTISAN
USAHA HOME INDUSTRY BAGI IBU-IBU RUMAHTANGGAKegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memperkenalkan dan
memberikan bekal tentang cara membuat teh bunga sepatu, melatih masyarakat di desa Jatisarono
mampu mengembangkan budidaya tanaman bunga sepatu secara berkelompok dengan cara yang
mudah dan cepat, dan memotivasi masyarakat di desa Desa Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo
dalam merintis dan merancang usaha home industry teh bunga sepatu.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, diskusi, dan tanya jawab
tentang permasalahan yang berkaitan dengan teh bunga sepatu, manfaat teh bagi kesehatan, dan
cara-cara menumbuhkan kewirausahaan, budidaya tanaman bunga sepatu, dan pemasaran yang
kreatif teh bunga sepatu, sekaligus praktik pembuatan teh bunga sepatu sampai pada cara
pengemasannya. Pada pelatihan ini dipraktikkan cara pembuatan teh secara langsung dengan
melibatkan peserta untuk ikut serta mempraktikkan, kemudian menikmati hasil praktik bersamasama
agar peserta secara nyata mengetahui rasa, warna, bau dari teh bunga sepatu. Pada
kesempatan ini diberikan bibit tanaman bunga sepatu yang sudah setinggi ± 40 cm kepada empat
kelompok, masing-masing mendapatkan 50 bibit. Selain itu juga setiap kelompok diberi alat
pengepres, kertas teh celup, dan kemasan jual. Kesemua metode diterapkan bersama-sama dalam
acara pelatihan selama 2 hari bertempat di Balai Desa Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo
dihadiri oleh 34 dari 50 peserta yang diharapkan (68%), yaitu ibu-ibu dari berbagai wilayah di
Desa Jatisarono, baik yang sudah dilatih di tahun 2012 dan yang belum menjadi sasaran PPM
yang sama di tahun 2014.
Secara umum kegiatan pelatihan ini berhasil dan tepat sasaran, terbukti peserta sangat
antusias dalam mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Hasil angket evaluasi menunjukkan
seluruh peserta menyatakan pelatihan ini bermanfaat, memotivasi untuk berwirausaha, dan
mengharapkan kelanjutan kegiatan serupa di lain waktu. Peserta yang tidak hadir adalah mereka
yang pernah dilatih tahun 2012, tetapi mereka berpesan lewat ibu yang satu dusun bahwa masih
sanggup menjadi anggota kelompok home industry ini. Harapannya, peserta benar-benar
menjalankan home industry dalam kelompoknya masing-masing, jika perlu mengajak ibu-ibu
lainnya yang mau bergabung dalam kelompok tersebut, sehingga menjadi luas kemanfaatannya.M.Si Das SalirawatiApt., M. S. Eddy SulistyowatiMarwati SitiEndarwati, M.Si. Lies2016-10-13T01:34:56Z2016-10-13T01:34:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42292This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/422922016-10-13T01:34:56ZIbPE KERAJINAN MAINAN EDUKATIF BERBAHAN KAYU
DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAKegiatan ini bertujuan jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas
ekspor UKM yang menjadi mitra, yaitu Mandiri Craft dan Kajeng Handycraft.
Untuk kegiatan tahun kedua, memiliki tujuan tahunan yaitu meningkatkan kualitas
dan kuantitas produk, memperbaiki sistem manajemen usaha, meningkatkan
motivasi kerja karyawan, mentransfer kemampuan mendesain menggunakan
program komputer
Metode yang diterapkan dalam rangka mencapai tujuan di tahun kedua,
adalah: (1) untuk kegiatan dalam rangka transfer teknologi menggunakan metode
pembuatan/pengerjaan langsung, pembelian, demonstrasi dan praktik; (2) untuk
kegiatan dalam rangka transfer knowledge menggunakan metode ceramah,
diskusi, demonstrasi dan praktik; (3) untuk kegiatan pemantauan produktivitas
mitra menggunakan metode observasi.
Hasil atau luaran yang dicapai di tahun kedua adalah (1) Mandiri Craft: 1
unit mesin water booth spray, 4 pcs alat potong untuk wood planer, 1 unit laptop
untuk desain, 1 set alat potong untuk bubut kayu, 1 pcs stopper mesin radial arm
saw, mampu menyusun pembukuan yang rapi, motivasi kerja karyawan
meningkat, memiliki kemampuan dalam desain dengan program corelldraw, serta
mengalami peningkatan produktivitas sebesar 12,5%; (2) Kajeng Handycraft: 1
set stempel produk, 1 unit mesin scroll saw, 3 unit motor listrik untuk cadangan,
packaging produk (paper bag & box), mampu menyusun pembukuan yang rapi,
motivasi kerja karyawan meningkat, memiliki kemampuan dalam desain dengan
program corelldraw, serta mengalami peningkatan produktivitas sebesar 26%Endarwati, M.Si. Lies- SutopoParyanto ParyantoJaidi Faraz NahiyahM.Sn. Zulfi Hendri2016-08-22T03:43:23Z2016-08-22T03:43:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40292This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/402922016-08-22T03:43:23ZMODEL PEMBENTUKAN/PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN
MELALUI CARA MEMILIH PRODUK PADA ANAK USIA DINI DI DIYPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan
orangtua dalam membentuk karakter kebangsaaan pada anak usia dini, perilaku
orangtua anak usia dini dalam memilih produk untuk kebutuhan sehari -hari dan
untuk kebutuhan anak usia dini serta mengembangkan model pembentukan
karakter kebangsaan melalui pemilihan produk pada anak usia dini.
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan metode Mixed
Method. Populasi penelitian adalah keluarga yang mempunyai anak usia sampai
dengan 6 tahun sebagai warga Daerah Istimewa Yogyakarta dengan sampel
penelitian menggunakan multystage sampling. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan dokumentasi , angket, dan FGD. Validitas angket menggunakan
construct validity dan content validity, sedangkan validitas data menggunakan
triangulasi. Analisis data menggunakan metode Mixed Method dengan Stategi
Eksplanatoris Sekuensial.
Hasil penelitian ini adalah: t ingkat kepandaian orangtua dalam memilih produk
Indonesia sebagian besar (53,9%) kategori sedang. Usia orangtua sangat
berkaitan dalam menentukan tingkat kepandaian memilih produk Indonesia (sign
0.049). Tingkat kepandaian orangtua dalam memilih produk Indonesia ditentukan
oleh tingkat pendidikannya (sign 0,006). Tingkat pendidikan pasangan (suami/istri)
menentukan kepandaian orangtua (suami/istri) dalam memilih produk Indonesia
(0,018). Pekerjaan pasangan (suami/istri) menentukan kepandaian orangtua
(suami/istri) dalam memilih produk Indonesia (sign 0,013). Penghasilan
menentukan kepandaian orangtua dalam memilih produk Indonesia (sign 0,001).
Upaya yang paling banyak dilakukan orang tua kepada anak untuk mencintai
produk Indonesia dengan cara mengenalkan budaya Indonesia (55,07%). Upaya
paling banyak dilakukan orang tua untuk mengenalkan kepada anak produk
Indonesia dengan cara menggunakan atau memakai produk Indonesia (68,12%).
Ditemukan model pendidikan kebangsaan kepada anak usia dini dalam bentuk: (a)
ToT untuk guru tentang bagaimana mendampingi anak dalam memilih produk
dalam negeri. (b) Pelatihan dan pendampingan untuk orangtua untuk
memperkenalkan bagaimana cinta produk dalam negeri. (c) Penyusunan modul
pembelajaran kepada anak dalam memilih produk I ndonesia.M.Hum Anang PriyantoWahyu W PratiwiEndarwati, M.Si. Lies2015-09-10T05:47:50Z2015-09-10T05:47:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26124This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/261242015-09-10T05:47:50ZDeveloping Model for Teaching and Learning Entrepreneurship in Vocational School Based on Comparative Study between Indonesia and The MalaysiaThe long-term goal of this study is to improve the learning quality of entrepreneurship education in vocational school in Indonesia. The short-term goals of this study are: 1) to obtain a clear and comprehensive description concerning learning models being applied in vocational school in Indonesia; 2) to describe the learning models being applied in vocational school in the Malaysia; 3) to compare entrepreneurship learning model in Indonesia and Malaysia.
This study use mix of qualitative (intrinsic case study) and quantitative (descriptive-percentage) approach. The data is using triangulation method (documentation, interview, observation, questionnaire). There are three stages of data analysis that will be conduct in Malaysia and Indonesia. The population of this study is all of the class that involve to entrepreneurship teaching and learning in state business vocational school in Indonesia. The sample is 9 classes that came from 3 different schools that consist of 3 programs: secretary, accountancy and marketing in Indonesia and 9 classes from 2 schools that consist of a program: accountancy business in Malaysia.
There are some differences about entrepreneurship learning in Indonesia and Malaysia. In Indonesia entrepreneurship is an important subject that learn every semester for 3 years, meanwhile in Malaysia entrepreneurship is a module/chapter in accountancy and business subject that only learned by 5 grade student. Indonesia education system is using school autonomy curriculum development. It’s mean teachers work force in a school able to develop their own curriculum, method and learning material based on national curriculum and province teacher work force. Meantime, Malaysia education system is using centralized curriculum development. Government provides curriculum, module and book, module guidance, and assignment and test guidance for all over the country. In Malaysia proportion of theory and practice in the delivery of entrepreneurial learning is balanced. About 76.7% student thought the charge composition theory and practice of entrepreneurship learning is 50:50. At the moment, Indonesia’s national curriculum mention the same idea with Malaysia but the implementation is depending on teacher’s creativity. Indonesian students' responses varied widely: 30.2% chose the composition of 50:50; 23.5% chose the composition of 60:40; 23.5% chose the composition of 70:30.Jaidi Faraz NahiyahSuwarto, M.Se Dyna HerlinaEndarwati, M.Si. Lies2015-09-10T05:46:03Z2015-09-10T05:46:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26123This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/261232015-09-10T05:46:03ZDeveloping Model for Teaching and Learning Entrepreneurship in Vocational School Based on Comparative Study between Indonesia and The MalaysiaThe long-term goal of this study is to improve the learning quality of entrepreneurship education in vocational school in Indonesia. The short-term goals of this study are: 1) to obtain a clear and comprehensive description concerning learning models being applied in vocational school in Indonesia; 2) to describe the learning models being applied in vocational school in the Malaysia; 3) to compare entrepreneurship learning model in Indonesia and Malaysia.
This study use mix of qualitative (intrinsic case study) and quantitative (descriptive-percentage) approach. The data is using triangulation method (documentation, interview, observation, questionnaire). There are three stages of data analysis that will be conduct in Malaysia and Indonesia. The population of this study is all of the class that involve to entrepreneurship teaching and learning in state business vocational school in Indonesia. The sample is 9 classes that came from 3 different schools that consist of 3 programs: secretary, accountancy and marketing in Indonesia and 9 classes from 2 schools that consist of a program: accountancy business in Malaysia.
There are some differences about entrepreneurship learning in Indonesia and Malaysia. In Indonesia entrepreneurship is an important subject that learn every semester for 3 years, meanwhile in Malaysia entrepreneurship is a module/chapter in accountancy and business subject that only learned by 5 grade student. Indonesia education system is using school autonomy curriculum development. It’s mean teachers work force in a school able to develop their own curriculum, method and learning material based on national curriculum and province teacher work force. Meantime, Malaysia education system is using centralized curriculum development. Government provides curriculum, module and book, module guidance, and assignment and test guidance for all over the country. In Malaysia proportion of theory and practice in the delivery of entrepreneurial learning is balanced. About 76.7% student thought the charge composition theory and practice of entrepreneurship learning is 50:50. At the moment, Indonesia’s national curriculum mention the same idea with Malaysia but the implementation is depending on teacher’s creativity. Indonesian students' responses varied widely: 30.2% chose the composition of 50:50; 23.5% chose the composition of 60:40; 23.5% chose the composition of 70:30.Jaidi Faraz NahiyahSuwarto, M.Se Dyna HerlinaEndarwati, M.Si. Lies2015-07-28T06:10:04Z2015-07-28T06:10:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23938This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/239382015-07-28T06:10:04ZMODEL KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KORUPSI
DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTATujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan Universitas Negeri Yogyakarta
dalam menanggulangi korupsi dan menemukan model kebijakan yang diinginkan Universitas
Negeri Yogyakarta dalam menanggulangi korupsi.
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Sampel penelitian ditentukan secara multystage sampling, yakni dengan menentukan sampel
berkelompok (stratified sample) dan setiap kelompok ditentukan secara purposive sampling
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket, dokumen dan diperkuat dengan
pengumpulan data melalui Focus Group Discussion (FGD), dan validasi instrumen dilakukan
melalui validitas isi (content validity) dengan teknik analisis data menggunakan statistik dekriptif
ditambah penjelasan kualitatif untuk mempertajam hasil analisis kuantitatif yang diuraikan dalam
bentuk deskriptif uraian kalimat penjelasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan penanggulangan korupsi di UNY tidak ada
secara khusus dikeluarkan. Kebijakan yang ada mengikuti dan mempertahankan kebijakan yang
sudah ada yang kedudukannya lebih tinggi, yaitu dari Pemerintah. Model kebijakan
penangggulangan korupsi di UNY yang diinginkan untuk digunakan adalah Model Rasional,
terbukti dari hasil analisis data:
- Kebijakan penanggulangan korupsi yang dikeluarkan isinya diinginkan merupakan aspirasi
semua staf yang ada di unit kerja;
- Kebijakan penanggulangan korupsi yang dikeluarkan harus menekankan pada aspek efesiensi
atas beban kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
- Kebijakan penanggulangan korupsi sebaiknya dibuat sebagai turunan dari kebijakan yang
sudah ada yang berasal dari Pemerintah pusat.
- Kebijakan penanggulangan korupsi sebagai pedoman bagi semua pegawai untuk
melaksanakan tugas masing-masing.
- Kebijakan penanggulangan korupsi sebaiknya dijabarkan dan dibuat oleh pemimpin tertinggi
yaitu rektor.
Didukung dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disipiln
Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/87/M.PAN/8/2005 tentang Pedoman Peningkatan Pelaksanaan Efisiensi, Penghematan dan
Disiplin Kerja memperkuat bahwa model kebijakan penanggulangan korupsi yang diinginkan
adalah model rasional.M.Hum Anang PriyantoEndarwati, M.Si. LiesSamsuri Samsurisamsuri@uny.ac.id