Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T07:01:28ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2017-02-21T03:53:44Z2017-02-21T03:53:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/47268This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/472682017-02-21T03:53:44ZPENGEMBANGAN SUPLEMEN HIPOGLIKEMIK BERBASIS Cr(III) MELALUI
UJI PRE KLINIK SEBAGAI SUMBER NUTRACEUTICAL PRODUCT BAGI
PENYANDANG DIABETES MELLITUS TIPE-2Tujuan penelitian ini secara keseluruhan adalah mengembangkan produk suplemen
berbasis Cr(III) yang berguna sebagai sumber nutraceutical product pada penyandang
2
diabetes mellitus (DM). Pengembangan suplemen Cr(III) dirancang dengan bahan aktif baru
yaitu Cr(III)-asam amino (asam glutamat). Pemilihan ligan asam amino dalam penelitian ini
didasarkan pada sifat biavailabilitas dan data referensi yang melaporkan bahwa asam
glutamat merupakan salah satu asam amino yang berperan sebagai GTF (Glucose Tollerance
Factor) pada metabolisme glukosa di dalam tubuh.
Penelitian tentang sintesis bahan aktif suplemen Cr(III)-asam amino telah dilakukan
pada penelitian sebelumnya. Dalam penelitian tahun ke I telah dilakukan uji pre-klinik tahap I
dengan sampel Cr(III)-glutamat (Cr-glu), yaitu senyawa kompleks ([Cr(µOH)(glu)(OH)
2
]
2
·6H
O]). Aktivitas in vivo bahan ini dibandingkan dengan beberapa kontrol
yaitu Cr-Pic, glibenclamide sebagai obat hipoglikemik, serta kontrol negatif tanpa perlakuan.
Preparasi bahan aktif suplemen Cr(III)-asam amino telah dilakukan pada penelitian
sebelumnya. Senyawa kompleks Kromium(III)-glutamat, yang merupakan sintesis ulang
menurut prosedur yang telah ditentukan pada penelitian sebelumnya mimiliki rumus kimia
([Cr(µ-OH)(glu)(OH)
2
2
]
2
·6H
O]). Uji pre-klinik dilakukan secara in vivo pada hewan coba
yang diinduksi dengan nicotinamide dan streptozotocin sebagai model DM tipe II. Hasilnya
menunjukkan adanya efek hipoglikemik yang signifikan dari senyawa kompleks Cr(III) –
glutamat. Produk berupa artikel berjudul Pre Clinical Study of Cr(III)-based Hypoglicemic
Supplement in –Type 2 Diabetic Rats (International Conference ICB-Pharma III,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 31 Oktober 2015).
2
Tahap-tahap lanjutan dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap histopatologi
organ yaitu hepar dan ginjal. Selanjutnya, penelitian meliputi berupa uji toksisitas akut dan
kronik, uji fungsi hati melalui 4 parameter (SGOT/SGPT, ureum, kreatinin) serta
pengembangan suplemen diabetes dalam bentuk cookies casava terfortifikasi Cr (III). Telah
dihasilkan artikel ilmiah berjudul A Study on the Hystopatology of Cr(III)-amino acids
supplementation on streptozotocin-nicotinamide diabetic Wistar Rats (6
EuCheMS
(European Chemical and Material Society) 2016 Chemistry Congres, Seville, Spanyol), 1015
September
2016).
Luaran yang kedua adalah produk prototipe cokies casava terfortifikasi
Cr(III)-glutamat, yang telah dilakukan uji organoleptiknya. Pada akhir tahap penelitian ini
dihasilkan artikel kedua untuk dipublikasikan pada jurnal Internasional.Sri Budiasih KunPertiwi Kartika RatnaM.Kes. Rizqie Auliana2016-11-09T01:10:43Z2016-11-09T01:10:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43446This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/434462016-11-09T01:10:43ZMAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) RUMAHAN, SOLUSI PEMENUHAN GIZI BAYI KELUARGA MISKINUmumnya keluarga miskin bermasalah dengan gizi karena rendahnya pendapatan dan kurangnya informasi. Banyak bayi yang diberi makanan kasar terlalu dini (di usia sebelum 6 bulan, bahkan sekitar 2-3 bulan), seperti pisang atau nasi / makanan orang dewasa. Pada kondisi ini mereka mengaku, tak ada makanan lain untuk bayi mereka. Idealnya bayi hanya minum asi hingga 6 bulan lalu setelah itu asi dengan didampingi makanan pendamping asi yang sehat dan bergizi.
MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi.MP-ASI Berbasis Rumah adalah MP-ASI yang diolah di rumah tangga terbuat dari bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi. Dengan ASI dan MP ASI rumahan atau MP-ASI berbasis rumah, keluarga miskin bisa mendapatkan makanan dengan mudah, murah dan pati bergizi.
Kegiatan utama adalah Penyuluhan Dasar-dasar Pemberian MP ASI dan Pelatihan pembuatan MP ASI rumahan. Peserta yang hadir mencapai 27 orang (90 % target).Peserta adalah aktivis sosial masyarakat yang terdiri dari aktivis sosial seperti PKK dan Posyandu.. Diharapkan pelatihan ini dapat diaplikasikan kepada keluarga miskin yang menjadi binaan mereka.Sri Budiasih KunMarwati SitiWiyarsi, S.Pd.Si. M.Sc Antuniantuni_kim@yahoo.co.id2016-11-01T01:21:40Z2016-11-01T01:21:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43024This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/430242016-11-01T01:21:40ZPEMANFAATAN HASIL FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI SUMBER MAKANAN TERNAKKegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) ini bertujuan untuk: 1) memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai proses fermentasi, 2) memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan makanan ternak melalui proses fermentasi, dan 3) menemukan metode yang paling tepat dalam memberikan penyuluhan kepada petani peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak terfermentasi.
Kegiatan PPM mengenai pemanfaatan limbah pertanian yang berupa jerami sebagai makanan ternak melalui proses bioteknologi dilaksanakan selama 20 jam. Sasaran dari kegiatan adalah sebanyak 20 orang masyarakat di dusun Jelok desa Sentolo, kabupaten Kulon Progo, meliputi: 1) kepala keluarga petani peternak, dan 2) generasi muda petani peternak. Tahapan kegiatan meliputi : 1) praobservasi, 2) pelaksanaan ceramah, 3) pelaksanaan fermentasi, 4) pembongkaran hasil fermentasi, dan 5) monitoring dan evaluasi.
Angka partisipasi masyarakat sasaran selama pelaksanaan PPM ini adalah lebih dari 80%. Berdasarkan hasil pelaksanaan PPM dapat disimpulkan bahwa : 1) masyarakat sasaran merasa senang dan memahami mengenai proses fermentasi jerami, 2) pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan makanan ternak melalui proses fermentasi dapat berjalan lancar, serta 3) masyarakat sasaran memiliki pengetahuan maupun skill dalam mengolah limbah pertanian yang berupa jerami untuk meningkatkan kualitasnya melalui teknologi fermentasi sebagai bahan makanan ternak.DR Senam- DjukriSri Budiasih Kun2016-09-05T03:24:12Z2016-09-05T03:24:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41067This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/410672016-09-05T03:24:12ZSTUDI SPESIES ION KROMIUM TRIVALEN DALAM AKTIVITAS HIPOGLIKEMIAUnsur golongan transisi, dapat berada dalam lebih dari satu bilangan oksidasi,
sehingga dapat ada dalam beberapa bentuk spesies yang berbeda. Suatu unsur
yang ada dalam bentuk spesies yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda
pula sehingga konsep spesiasi menjadi sangat penting untuk diperhatikan dalam
rangka mempelajari perilaku unsur tersebut. Ada kalanya suatu unsur bersifat
toksik pada bentuk spesies tertentu, namun tidak toksik pada bentuk spesies yang
lain. Unsur kromium (Cr) telah dipelajari dari segi fungsi maupun toksisitasnya.
Unsur Kromium pada keadaan oksidasi III, memiliki aktivitas dalam metabolisme
glukosa, meskipun spesies heksavalennya memiliki toksisitas tinggi. Salah satu
aplikasi spesies Cr nutraceutical dalam manajemen Diabetes Mellitus. Peran dan
mekanisme kerja spesies Cr(III) sebagai bahan aktif nutraceutiacal diabetes akan
diuraikan dalam makalah ini.Sri Budiasih Kun2016-07-12T04:58:24Z2016-07-12T04:58:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36134This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/361342016-07-12T04:58:24ZPENGEMBANGAN SUPLEMEN HIPOGLIKEMIK BERBASIS Cr(III)
MELALUI UJI PRE KLINIK SEBAGAI SUMBER NUTRACEUTICAL
PRODUCT BAGI PENYANDANG DIABETES MELLITUS TIPE-2Prevalensi penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia semakin meningkat.
Penelitian epidemiologi menunjukkan jumlah penderita DM sebesar 8,4 juta pada
tahun 2008. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah penderita
DM di Indonesia akan meningkat sampai sebesar 21,3 juta di tahun 2030.
Manajemen DM meliputi diet, olahraga, suplemen atau nutraceutical, obat
hipoglikemia dan insulin endogen. Salah satu komponen suplemen yang
diperlukan bagi penyandang DM adalah Cr(III). Belum banyak produk
nutraceutical yang menyediakan asupan Cr(III) ini. Salah satu sumber Cr(III)
yang berupa kromium pikolinat telah diteliti dan dipublikasikan oleh sejumlah
jurnal ilmiah, memiliki risiko kerusakan DNA.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan produk suplemen berbasis
Cr(III) yang berguna sebagai sumber nutraceutical product pada penyandang
diabetes mellitus (DM). Pengembangan suplemen Cr(III) dirancang dengan bahan
aktif baru yaitu Cr(III)-asam amino (asam glutamat). Pemilihan ligan asam amino
dalam penelitian ini didasarkan pada sifat biavailabilitas dan data referensi yang
melaporkan bahwa asam glutamat merupakan salah satu asam amino yang
berperan sebagai GTF (Glucose Tollerance Factor) pada metabolisme glukosa di
dalam tubuh.
Penelitian tentang sintesis bahan aktif suplemen Cr(III)-asam amino telah
dilakukan pada penelitian sebelumnya. Tahap-tahap selanjutnya dalam penelitian
ini adalah uji pre klinik dan uji klinik dengan sampel Cr(III)-glutamat (Cr-glu),
yaitu senyawa kompleks ([Cr(µ-OH)(glu)(OH)
2
]
2
·6H
O]). Aktivitas in vivo bahan
ini dibandingkan dengan beberapa kontrol yaitu Cr-Pic, dan glibenclamide
sebagai obat hipoglikemik, serta kontrol negatif tanpa perlakuan. Pada tahun
pertama, penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui efek
hipoglikemik senyawa kompleks ([Cr(µ-OH)(glu)(OH)
2
2
]
2
·6H
O) dalam uji preklinik
secara in vivo pada hewan coba yang diinduksi diabetes dengan
nicotinamide dan streptozotocin sebagai model DM tipe II. Parameter yang
diperiksa adalah parameter biokimiawi kadar glukosa darah (KGD) serta
parameter histopatologi hepar dan ginjal.
2
Selanjutnya, hasil penelitian tahun I menjadi dasar untuk penelitian tahun
kedua, berupa uji toksisitas akut dan kronik produk yang dihasilkan serta
pengembangan suplemen diabetes dalam bentuk biskuit melalui upaya fortifikasi.
Pada tahap berikutnya (tahun ketiga ) dapat dilaksanakan uji klinik RCT(randomized
clinical
trial).Sri Budiasih KunPertiwi Kartika Ratna2016-04-14T01:16:22Z2016-04-14T01:16:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31019This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/310192016-04-14T01:16:22ZPENGEMBANGAN SUPLEMEN HIPOGLIKEMIK BERBASIS Cr(III)
MELALUI UJI PRE KLINIK SEBAGAI SUMBER NUTRACEUTICAL
PRODUCT BAGI PENYANDANG DIABETES MELLITUS TIPE-2Prevalensi penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia semakin meningkat.
Penelitian epidemiologi menunjukkan jumlah penderita DM sebesar 8,4 juta pada
tahun 2008. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah penderita
DM di Indonesia akan meningkat sampai sebesar 21,3 juta di tahun 2030.
Manajemen DM meliputi diet, olahraga, suplemen atau nutraceutical, obat
hipoglikemia dan insulin endogen. Salah satu komponen suplemen yang
diperlukan bagi penyandang DM adalah Cr(III). Belum banyak produk
nutraceutical yang menyediakan asupan Cr(III) ini. Salah satu sumber Cr(III)
yang berupa kromium pikolinat telah diteliti dan dipublikasikan oleh sejumlah
jurnal ilmiah, memiliki risiko kerusakan DNA.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan produk suplemen berbasis
Cr(III) yang berguna sebagai sumber nutraceutical product pada penyandang
diabetes mellitus (DM). Pengembangan suplemen Cr(III) dirancang dengan bahan
aktif baru yaitu Cr(III)-asam amino (asam glutamat). Pemilihan ligan asam amino
dalam penelitian ini didasarkan pada sifat biavailabilitas dan data referensi yang
melaporkan bahwa asam glutamat merupakan salah satu asam amino yang
berperan sebagai GTF (Glucose Tollerance Factor) pada metabolisme glukosa di
dalam tubuh.
Penelitian tentang sintesis bahan aktif suplemen Cr(III)-asam amino telah
dilakukan pada penelitian sebelumnya. Tahap-tahap selanjutnya dalam penelitian
ini adalah uji pre klinik dan uji klinik dengan sampel Cr(III)-glutamat (Cr-glu),
yaitu senyawa kompleks ([Cr(µ-OH)(glu)(OH)
2
]
2
·6H
O]). Aktivitas in vivo bahan
ini dibandingkan dengan beberapa kontrol yaitu Cr-Pic, dan glibenclamide
sebagai obat hipoglikemik, serta kontrol negatif tanpa perlakuan. Pada tahun
pertama, penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui efek
hipoglikemik senyawa kompleks ([Cr(µ-OH)(glu)(OH)
2
2
]
2
·6H
O) dalam uji preklinik
secara in vivo pada hewan coba yang diinduksi diabetes dengan
nicotinamide dan streptozotocin sebagai model DM tipe II. Parameter yang
diperiksa adalah parameter biokimiawi kadar glukosa darah (KGD) serta
parameter histopatologi hepar dan ginjal.
2
Selanjutnya, hasil penelitian tahun I menjadi dasar untuk penelitian tahun
kedua, berupa uji toksisitas akut dan kronik produk yang dihasilkan serta
pengembangan suplemen diabetes dalam bentuk biskuit melalui upaya fortifikasi.
Pada tahap berikutnya (tahun ketiga ) dapat dilaksanakan uji klinik RCT(randomized
clinical
trial).Sri Budiasih KunPertiwi Kartika Ratna2015-07-06T02:13:58Z2015-07-06T02:13:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22649This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/226492015-07-06T02:13:58ZSintesis dan Karakterisasi Hidrotalsit Mg/Al dengan Metode Kopresipitasi
Hidrotermal untuk Reaksi Kondensasi AldolKatalis terbagi menjadi dua yaitu katalis homogen dan heterogen. Katalis yang sekarang
sedang dikembangkan adalah katalis heterogen karena mudah dipisahkan dan dapat digunakan
kembali.Tujuan penelitian ini adalah sintesis dan karakterisasi Hidrotalsit Mg/Al sebagai salah
satu katalis heterogen yang dapat digunakan dalam reaksi kondensasi aldol. Cara yang digunakan
untuk sintesis Hidrotalsit adalah metode kopresipitasi hidrotermal. Sintesis dilakukan dengan
variasi mol Mg//Al pada suhu hidrotermal 100
0
C selama 15 jam. Preparasi Hidrotalsit sebagai
katalis heterogen dilakukan dengan cara kalsinasi pada suhu 400
0
C. Karakterisasi dilakukan
menggunakan FTIR untuk analisis gugus fungsional serta XRD untuk melihat strukturnya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum sintesis Hidrotalsit diperoleh pada
perbandingan mol Mg/Al sebesar 3:1.Handayani Srihandayani137uny@yahoo.comKUSUMAWARDANI CAHYORINIcahyorini.k@uny.ac.idSri Budiasih Kun2015-03-04T02:24:46Z2019-03-06T08:03:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12359This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123592015-03-04T02:24:46ZInhibitor organik, pengendalian korosi, logam dan paduan logam,
pembentuk lapisan adsorpsi.Unsur-unsur logam merupakan unsur dominan dalam Kimia. Pembahasan dan
pengembangan riset unsur logam selama ini lebih banyak diarahkan pada produksi,
penggunaan dalam industri dan penanganan limbah yang menjadi bagian dari industri
pula. Studi tentang peran unsur-unsur logam dalam sistem hidup merupakan topik yang
perlu dikaji dan dikembangkan. Unsur-unsur logam yang dikenal sebagai mineral
memiliki peran yang sangat penting dalam metabolisme tubuh manusia. Meskipun
diperlukan dalam jumlah relatif kecil, kekurangan salah satu unsur dapat
menimbulkan gangguan. Unsur-unsur mineral yang diperlukan tubuh tersebar di
hampir semua posisi dalam Tabel Periodik Unsur. Unsur-unsur alkali (seperti Na dan
K), alkali tanah (Ca, Mg, hingga unsur-unsur transisi (Cr, Fe, Zn) menunjukkan peran
masing-masing.
Unsur-unsur Alkali dan Alkali tanah yang banyak berperan sebagai mineral
nutrisi adalah K, Na, Ca serta Mg. Natrium (Na) yang umumnya diperoleh dari garam
dapur (NaCl) berperan dalam membuat bahan dasar antar sel dan bersama ion K
(kalium) berperan mengatur kelancaran keluar masuknya air dan sari makanan dari
dan ke dalam sel. Ca (kalsium) berperan dalam pembentukan tulang dan gigi.
Magnesium (Mg) berperan untuk kelancaran kerja berbagai enzim.
Molekul yang mengandung unsur transisi juga menunjukkan peran yang
signifikan dalam proses biokimia di berbagai sistem hidup. Contoh yang populer
adalah kompleks besi haemoglobin, yang bertanggungjawab dalam transport oksigen
dalam darah pada semua vertebrata dan beberapa avertebrata. Selenium memiliki
variasi karakter menurut spesiesnya. Sejumlah bukti menyatakan bahwa sejumlah dosis
sedang dari vitamin E dan selenium dapat menghambat pertumbuhan tumor. Namun
demikian, selenium dalam konsentrasi besar bersifat racun bagi tubuh. Unsur-unsur
transisi menunjukkan variasi valensi atau tingkat oksidasi pada senyawa yang
dibentuknya, antara +1 hingga +8. Seringkali perbedaan valensi ini memberikan efek
yang kontradiktif dalam sistem hidup. Sebagai contoh,kromium heksavalen merupakan
spesies yang bersifat toksik, sementara ion paralelnya yang bervalensi III berperan
dalam metabolisme glukosa.Sri Budiasih Kun2015-03-04T02:24:46Z2019-03-06T08:03:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12360This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123602015-03-04T02:24:46ZKARAKTERISASI KROMIUM (III) ASKORBAT PRODUK
INDUSTRI SEBAGAI UPAYA MENDAPATKAN DATA
PEMBANDING BAGI PRODUK SINTESISKromium bervalensi tiga, Cr (III) berguna sebagai mikronutrien yang
membantu proses mengaktifkan produksi hormon insulin. Karena sifat ini, kromium
(III) dipakai dalam produk nutrisi yang dibuat khusus untuk diabetesi. Beberapa
produk memakai kromium pikolinat (Cr Pic), bentuk garam dari asam pikolinat (asam
piridin-2- karboksilat). Kromium pikolinat (CrPic) merupakan produk yang tergolong
mahal. Ada pula alternatif pemanfaatan Cr (III) yang serupa dengan CrPic, dengan
mengganti anion pikolinat dengan anion yang lebih murah, melimpah dan aman untuk
dikonsumsi manusia, misalnya askorbat.
Sintesis Kromium (III) askorbat merupakan upaya yang sangat berguna. Produk
dari sintesis perlu dikarakterisasi dan dibandingkan dengan suatu data tertentu yang
berperan sebagai data pembanding. Data pembanding dapat diperoleh dari suatu
tabel data (jika tersedia) atau dengan melakukan karakterisasi terhadap suatu produk
standar. Karakterisasi secara kualitatif dan kuantitatif telah dilakukan dengan
Spektrofotometer Inframerah (Infra Red Spectrophotometer) dan Spektrofotometer
Serapan Atom (Atomic Absorbtion Spectrophotometer, AAS).
Analisis dengan Spektrofotometer inframerah terhadap sampel memberikan
hasil berupa beberapa puncak karakteristik, antara lain puncak yang menunjukkan
pemutusan ikatan hidrogen antarmolekul dalam asam askorbat (H2A) bebas,
pergeseran puncak stretching C=C ke arah frekuensi yang lebih rendah (dari 1670
cm-1), vibrasi ikatan C-O+ , vibrasi Cr-O, vibrasi cincin, dan air yang terkoordinasi.
Munculnya serapan pada AAS berhasil menunjukkan adanya kromium dalam produk
mineral askorbat ini. Dengan memasukkan data absorbansi pada persamaan y =
0,0287x (dari kurva standar), diperoleh konsentrasi Cr sebesar 0.465 ppm.Sri Budiasih Kun