Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T07:57:43ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-05-20T00:39:22Z2019-01-29T22:29:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18838This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188382015-05-20T00:39:22ZKONFLIK PEREBUTAN LAHAN ANTARA MASYARAKAT DENGAN TNI PERIODE TAHUN 2002-2011 (Studi Kasus di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen)Masalah sengketa lahan memang sering muncul di Indonesia. Seperti masalah sengketa lahan yang terjadi di Kebumen yaitu konflik perebutan lahan antara masyarakat dengan TNI. Konflik ini disebabkan perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi konflik perebutan lahan antara masyarakat dengan TNI, mengetahui upaya penyelesaian konflik perebutan lahan antara masyarakat dengan
TNI di Desa Setrojenar, dan mengetahui dampak sosial ekonomi setelah terjadinya konflik.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui dan mendeskripsikan berbagai sikap dan fenomena yang ada. Informan dalam penelitian ini
adalah warga Desa Setrojenar dan TNI. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terstruktur dan observasi. Uji validitas data menggunakan
riangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa konflik antara masyarakat Desa Setrojenar dengan TNI terjadi sejak tahun 2002. Faktor penyebab konflik; (1)faktor intern; status kepemilikan dan batas tanah yang tidak jelas, Tanaman warga masyarakat rusak akibat latihan militer serta lahan yang digunakan untuk pertanian semakin sempit, perbedaan tujuan dalam pemanfaatan lahan, (2)faktor ekstern
adanya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang dilakukan oleh Pemerintah daerah Kebumen. Upaya penyelesaian melalui dialog dengan pihak-pihak yang terkait tetapi belum ada kesepakatan. Dari pemerintah membentuk pansus untuk menyelesaiakan masalah tersebut, sedangkan dari masyarakat melakukan dialog dengan pemerintah dan pihak TNI. Konflik ini telah mengakibatkan berbagai dampak
dalam kehidupan, bukan hanya dampak positif tetapi juga dampak negatif. Dampak positif yaitu bertambahnya solidaritas in-group, membuat berbagai pihak menyadari
ada banyak masalah. Dampak negatif yaitu hancurnya harta benda dan jatuhnya korban, membawa dampak psikologis, hubungan interaksi dan komunikasi terganggu.
Kata kunci: konflik, faktor, cara penyelesaian,dan dampakAri Setiarsih Kardina