Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T06:37:40ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2012-09-03T15:44:09Z2012-09-03T15:44:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4840This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48402012-09-03T15:44:09ZMODEL TRADISIONAL
DAN
BERPACARAN PENENTU PILIBAN
CALON PENGANTIN DALAM MASYARAKAT JAWAPerkawinan merupakan perjodohan pria dengan wanita menjadi
suami isteri. Dalam penentuan calon penganten dewasa ini mengenal dua
model, yaitu model tradisional dan berpacaran. Di dalam model
tradisional ini calon. penganten dalam pilihannya ditentukan oleh orang tua.
Sedang di dalam model berpacaran calon penganten dalam pilihannya
ditentukan oleh calon penganten sendiri baik si pria maupun wanita.
Model tradisional ini memiliki segi positif dan negatifSegi positifnya.
yaitu: 1. Apabila suami isteri merasa cocok atau saling mengerti, maka
perkawinan itu akan langgeng atau abadi. 2. Apabi/a perkawinan itu masih
ada hubungan darah atau keluarga. maka harta tidak akanjatuh pada orang
lain. Dalam istilah bahasa Jawa "bandhaneora keliya". 3. Hubungan "besan"
(kedua orang tua dari suami isteri) menjadi akrab. Segi negatifnya ialah: 1.
Perkawinan tidak akan langgeng apabila suami isteri tidak cocok atau cinta.
2. Perkawinan kemungkinan berakhir dengan jalan bunuh diri, karena si
suami atau isteri begitupatuh atau takut kepada orang tua.
Model berpacaran ini juga memiliki segi positif dan negatif.
Adapun segi positifnya, yaitu jika dalam proses berpacaran ada titik temu.
maka perkawinan itu tentunya akan langgeng. Segi negatifnya. yaitu: 1. Di
dalam proses berpacaran tidak ada kecocokan. maka putuslah hubungan
tersebut. 2. Ada yang frustasi karena salah satu pihak terlanjur cinta
bahkan sampai terjadi apa yang dinamakan "kecelakaan"Model berpacaran
mendominasi atau frekuensinya tinggi dalam menentukan pilihan calon
penganten. Kemungkinan perbandingannya 1 untuk model tradisional dan 9
untuk model berpacaran. Dengan demikian pilihan itu sudah bergeser dari
model tradisional ke model berpacaran.. Hardiyanto