Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T12:58:01ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2021-04-01T08:55:39Z2021-05-31T07:24:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/70358This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/703582021-04-01T08:55:39ZModel Internship dalam Penyiapan Sarjana Pendidikan Teknik Otomotif.Penelitian ini bertujuan mengungkapkan: (1) kemitraan antara LPTK dengan SMK dan DUDI; (2) tahapan model internship; (3) karakteristik model internship, dan (4) kelayakan dan keefektifan implementasi model internship dalam penyiapan sarjana pendidikan teknik otomotif.
Penelitian ini menggunakan model perancangan dan pengembangan menurut Richey dan Klein (2009), dengan tahapan: pengembangan model (penelitian pendahuluan, studi pustaka, dan observasi), validasi model (internal dengan review ahli, eksternal dengan FGD), dan penggunaan model (implementasi di DUDI dan SMK). Tempat penelitian di sembilan DUDI Otomotif dan 10 SMK Prodi Otomotif di Yogyakarta dan Jateng. Responden terdiri dari ahli pendidikan kejuruan, kepala bengkel DUDI, dan guru pamong SMK. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan lembar penilaian. Analisis data melalui analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Kemitraan antara LPTK, DUDI, SMK belum bersinergi dan mutualisme dalam penyiapan sarjana pendidikan teknik otomotif. Praktik Industri terlalu dini, bersifat apprenticeship, insidental, dan dominan ditentukan mahasiswa. Latihan mengajar kurang mengakomodir waktu dan materi sesuai kebutuhan SMK; (2) Tahapan model internship meliputi perencanaan, pelaksanaan internship, mentoring, dan monitoring-evaluasi; (3) Model yang dihasilkan adalah magang internship melalui kerja sama segitiga antara LPTK, DUDI, dan SMK, berupa praktik industri selama tiga bulan jelang PPL dan latihan mengajar di semester VII dengan durasi tiga bulan, optimalisasi pembimbingan, waktu pelaksanaan, serta adanya keterkaitan antara PI dan PPL; (4) Model internship dinilai DUDI memiliki kelayakan 3,33 (baik) dan keefektifan 81,3%, sedangkan SMK menilai kelayakan 3,50 (sangat baik) dan keefektifan 85,5%. Hal ini berarti model layak dan efektif digunakan. Model ini mendukung kompetensi bidang keahlian teknik otomotif, ditandai dengan peningkatan skor 15,14% (kemampuan pedagogik naik 15,79% dan profesional naik 14,50%).Gunadi GunadiHerminarto Sofyan2016-06-21T07:55:29Z2022-10-03T06:11:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/35046This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/350462016-06-21T07:55:29ZManajemen Perawatan Bengkel Otomotif
Smk Negeri 2 Wonosari GunungkidulPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen
perawatan di bengkel Teknik Otomotif SMK Negeri 2 Wonosari Kabupaten
Gunungkidul, yang meliputi tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian perawatan.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data
melibatkan semua pengelola terdiri dari kepala sekolah, ketua program studi,
kepala bengkel, guru dan teknisi. Pemilihan responden bersifat purposif. Data
diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan model Miles & Huberman dengan empat kegiatan pokok: reduksi
data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Keabsahan data
diperoleh dengan memperhatikan: (1) kredibilitas yang dilakukan melalui
memperpanjang keikutsertaan, ketekunan pengamatan, melakukan member check,
pengecekan teman sejawat, triangulasi dan kajian kasus negatif; dan (2)
dependabilitas yang dilakukan dengan checking data dan audit trail.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi bengkel belum mencerminkan
replika dari industri dilihat dari teknologi obyek praktik yang ter golong cukup
lama, penataan bengkel yang kurang baik serta jumlah fasilitas dan peralatan
terbatas. Rasio guru dan siswa belum ideal (kurang), dan teknisi belum sesuai dari
segi jumlah dan kompetensinya. Perencanaan perawatan bengkel mengacu kepada
dokumen sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang meliputi inventaris,
jadwal, bahan dan alat praktik serta kontrol administrasi yang bersifat bottom up.
Pengorganisasian perawatan bengkel dilaksanakan oleh personil perawatan dan
perbaikan (MR) tetapi jumlah dan kompetensinya kurang. Administrasi
pelaksanaan perawatan bengkel belum terlaksana sesuai dengan sistem
manajemen mutu. Kegiatan perawatan sebagian besar bersifat korektif yang
melibatkan guru dan siswa. Beber apa guru dan teknisi belum berbudaya mutu,
etos kerja, komitmen, loyal serta kepedulian perawatan yang rendah. Minimnya
pendanaan dan suku cadang menyebabkan kegiatan perawatan tidak berjalan
dengan optimal. Mekanisme pengadaan barang dan bahan oleh dinas pendidikan
kabupaten dirasakan belum efektif. Pengendalian pengawasan perawatan
dilakukan oleh Wakasek IV, Wakil Manajemen Mutu ISO dan ketua program
(Kaprog). Perawatan bengkel belum terlaksana dengan baik ditinjau dari kondisi
fasilitas bengkel dan administrasinya. Hambatan pelaksanaan perawatan terletak
pada sumber daya manusia, pendanaan dan kebijakan yang kurang berjalan
dengan baik.Gunadi Gunadi