Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T09:23:07ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2016-09-19T03:11:49Z2019-01-30T11:00:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41436This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/414362016-09-19T03:11:49ZPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI MELALUI MEDIA
BONEKA GIGI PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG
KELAS IV DI SLB-C RINDANG KASIH SECANGPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan
kemampuan menggosok gigi anak tunagrahita kategori sedang kelas IV di SLB-C
Rindang Kasih Secang.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian
adalah tiga siswa kelas IV di SLB-C Rindang Kasih Secang, yaitu ARH, EPD,
dan ILP. Desain penelitian menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data adalah
observasi, tes, dan wawancara. Teknik analisis data yaitu deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Indikator keberhasilan adalah mencapai kriteria ketuntasan minimum
sebesar 65.
Hasil penelitian menunjukan peningkatan proses pembelajaran dan
kemampuan menggosok gigi anak tunagrahita kategori sedang kelas IV di SLB-C
Rindang Kasih Secang setelah menggunakan media boneka gigi. Proses ditinjau
dari pembelajaran melalui media boneka gigi, sedangkan kemampuan menggosok
gigi ditinjau dari ketuntasan belajar. Selama proses pembelajaran siswa mejadi
lebih aktif, antusias dan tertarik terhadapmateri yang diberikan. Proses
peningkatan kemampuan menggosok gigi dilakukan dengan melaksanakanpra
tindakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pra tindakan menunjukan
bahwa ketiga subjek belum mencapai kriteria ketuntasan minimum 65. Hasil pra
tindakan ARH sebesar 62,5%, EPD sebesar 51,5%, dan ILP sebesar 43,75%.
Pembelajaran melalui media boneka gigi dimulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan pembelajaran dan pengamatan, dan refleksi. Pada pasca
tindakan siklus I diperoleh hasil ARH sebesar 70,31%, EPD sebesar 73,43%, dan
ILP sebesar 62,5%. Pada pasca tindakan siklus I ini ARH dan EPD telah
mencapai kriteria ketuntasan minimum sementara ILP masih berada di bawah
kriteria ketuntasan minimum. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ARH
memperoleh skor sebesar 81,25%, EPD sebesar 87,50%, dan ILP sebesar 78,12%.
Dari hasil tindakan siklus II menunjukan bahwa masing-masing subjek
mengalami peningkatan dan telah mencapai KKM yang ditentukan yaitu 65%
sehingga tindakan dihentikan.Privita Hardiyanti Fachruniza