Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T09:01:26ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2020-03-23T02:44:35Z2020-03-23T02:44:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/67982This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/679822020-03-23T02:44:35ZPENDIDIKAN HUMANIS RELIGIUS BERBASIS KULTUR DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PEKALONGANPenelitian ini bertujuan untuk menemukan pendidikan humanis religius berbasis kultur di Madrasah Aliyah Negeri 2 Pekalongan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sampel sumber data diperoleh dengan purposive sampling. Pengumpulan data dengan teknik pengamatan, wawancara mendalam (in-depth interview), catatan lapangan, dan penggunaan studi dokumen; sedangkan uji keabsahan data dengan metode triangulasi. Analisis data bersifat induktif/kualitatif dengan metode Miles and Huberman. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Perilaku siswa sebelum dilakukan perbaikan kultur madrasah adalah: (a) aktualisasi nilai humanis religius para siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Pekalongan kurang sempurna, (b) Pendidikan yang memberikan kebebasan siswa dalam beraktualisasi diri, sikap peserta didik menjadi lebih “terbuka” dan dekat dengan pendidik, kreatif serta berprestasi dalam bidang yang ditekuni; (2) Karakteristik nilai religius siswa tidak utuh; (3) Pendidikan nilai humanis religius berbasis kultur madarasah ini dilakukan dengan beberapa tahap: (a) menggambarkan kultur madrasah, yang meliputi material culture dan behavioral culture, yang pada akhirnya ditemukan kultur positif dan negatif; (b) menentukan visi dan misi madrasah, (c) pendidikan nilai humanis religius dirancang dan dilaksanakan melalui saluran kultur madrasah.Ajat SudrajatFajar Dadari2015-10-06T06:30:51Z2019-01-30T03:45:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26648This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266482015-10-06T06:30:51ZPELESTARIAN UPACARA PESTA GILING TEBU KELURAHAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGANUpacara pesta giling tebu merupakan salah satu upacara adat tradisional
ang selalu di selenggarakan oleh masyarakat Kabupaten Pekalongan khususnya
masyarakat Kelurahan Sragi setiap tahunnya. Pelestarian upacara pesta giling tebu
penting artinya bagi perubahan sosial budaya masyarakat pendukungnya.
Penelitian upacara pesta giling tebu, bertujuan: 1 )Untuk mengetahui dan
mendeskripsikan perubahan sosial dan budaya masyarakat Sragi dengan adanya
upacara pesta giling tebu, 2)Untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi dari
masyarakat Sragi dalam penyelenggaraan upacara pesta giling tebu, 3)Untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat masyarakat Sragi dalam
melestarikan upacara pesta giling tebu, 4)Untuk mengetahui upaya-upaya dalam
melestarikan upacara pesta giling tebu.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode
penelitian kualitatif. Subyek penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan
knik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data
menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan empat tahap
~ -aitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1 )Perubahan so sial dan budaya
masyarakat Sragi dengan adanya upacara pesta giling tebu. Awalnya sebagai
ucapan terimakasih pemerintah belanda kepada petani tebu, kemudian sebagai
acara keselamatan bagi petani tebu dan pekerja pabrik gula dan hingga akhimya
sampai sekarang berubah lagi menjadi suatu wujud pelestarian kebudayaan dan
sebagai aset pariwisata. Jalinan komunikasi .dan kerjasama antar warga serta
interaksi sosial warga masyarakat menjadi lebih baik. 2)Bentuk-bentuk partisipasi
dari masyarakat dalam penyelenggaraan upacara pesta giling tebu, misalnya
membantu dalam bidang keamanan, dibentuk kepanitiaan pesta giling tebu,
setiap kepala lingkungan mengeluarkan keseniannya. 3)Faktor pendukung
masyarakat dalam mempertahankan warisan budaya. Faktor pendukung utama
adalah dana. Faktor penghambat masalah pergeseran budaya, dinamika budaya
tersebut antara lain dengan semakin modernnya kehidupan, sebagai akibat
pendidikan yang tinggi, cepatnya pengaruh budaya intemasional serta
pengetahuan agama yang kuat, maka ada riual yang semestinya dulu
PELESTARIAN UPACARA PESTA GILING TEBU KELURAHAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGANFajar Dadari2015-03-12T06:42:50Z2019-05-09T01:20:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12715This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/127152015-03-12T06:42:50ZPendidikan Humanis Religius Berbasis Kultur di Madrasah Aliyah Negeri 2 PekalonganPenelitian ini dimaksudkan untuk menemukan pendidikan humanis religius berbasis kultur di Madrasah Aliyah Negeri 2 Pekalongan. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kultur di Madrasah Aliyah Negeri 2 Pekalongan, (2) mengetahui karakteristik nilai-nilai humanis religius siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Pekalongan, dan (3) menemukan pendidikan nilai humanis religius di madrasah.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sampel sumber data diperoleh dengan purposive sampling. Pengumpulan data dengan teknik pengamatan, wawancara mendalam (in-depth interview), catatan lapangan, dan penggunaan studi dokumen; sedangkan uji keabsahan data dengan metode triangulasi. Analisis data bersifat induktif/kualitatif dengan metode Miles and Huberman.
Hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Perilaku siswa sebelum dilakukan perbaikan kultur madrasah adalah: (a) aktualisasi nilai humanis religius para siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Pekalongan kurang sempurna, dimensi iman siswa belum berfungsi sebagai penggerak aktivitas secara maksimal. (b) Pendidikan yang memberikan kebebasan siswa dalam beraktualisasi diri, sikap peserta didik menjadi lebih “terbuka” dan dekat dengan pendidik, kreatif serta berprestasi dalam bidang yang ditekuni. Hal ini membuka peluang bagi pendidik untuk melakukan pendampingan dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal. (2) Karakteristik nilai religius siswa tidak utuh, yakni, baru sebatas dimensi “ritual” dan dimensi “ilmu”. Dimensi “iman”, “eksperiensial”, dan “konsekuensial” belum menyatu utuh dalam diri siswa. Pendidikan nilai humanis religius yang dilaksanakan pada pendidikan Madrasah Aliyah Negeri 2 yang ada di Pekalongan, masih terbatas pada pola pendidikan konvensional seperti yang dikenal pada Madrasah pada umumnya. (3) Pendidikan nilai humanis religius berbasis kultur madarasah ini, dilakukan dengan beberapa tahap: (a) menggambarkan kultur madrasah, yang meliputi material culture dan behavioral culture, yang pada akhirnya ditemukan kultur positif dan negatif; (b) menentukan visi dan misi madrasah, (c) pendidikan nilai humanis religius dirancang dan dilaksanakan melalui saluran kultur madrasah.Fajar Dadari