Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T07:27:18ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-06-29T08:17:01Z2019-01-30T00:18:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21870This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/218702015-06-29T08:17:01ZPOLA HUBUNGAN SOSIAL PADA KELUARGA REMAJA PELAKU
JUVENILE DELINQUENCY DI KECAMATAN NGAGLIK DAN
KECAMATAN PAKEM SLEMAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong
remaja melakukan juvenile delinquency serta pola hubungan sosial pada keluarga
remaja tersebut. Hal ini dikarenakan masalah kenakalan remaja sampai saat ini
sangat menarik untuk diperbincangkan. Penyebab juvenile delinquency banyak
ditimbulkan bukan hanya dari lingkungan luar bahkan dari diri sendiri.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan memilih
lokasi penelitian di Kecamatan Ngaglik dan Kecamatan Pakem sebagai tempat
pengambilan informan. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara, observasi, dokumentasi, serta studi kepustakaan. Informan sebagai
sumber data dalam penelitian ini adalah remaja sebagai juvenile delinquency,
keluarga remaja tersebut, dan masyarakat. Pemilihan informan dilakukan dengan
prinsip snowball sampling. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan
yaitu triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data menggunakan model
analisis interaktif Miles dan Huberman, yang meliputi pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan beberapa faktor yang mendorong remaja di
Kecamatan Ngaglik dan Kecamatan Pakem melakukan juvenile delinquency.
Remaja melakukan juvenile delinquency karena kurangnya pengendalian diri dari
remaja sendiri, sebagai faktor internal. Faktor eksternal bersumber dari
lingkungan pergaulan, yang sebagian temannya telah berperilaku „nakal‟.
Kurangnya kontrol orang tua berupa perhatian serta sikap pendidikan yang salah
mendorong remaja mudah berbuat „nakal‟, serta pengaruh teknologi. Pola asuh
demokratis terkontrol, merupakan cara yang diterapkan oleh orang tua dalam
menangani kenakalan yang telah dilakukan oleh anak mereka. Pola asuh tersebut,
mempengaruhi hubungan antara suami istri, orang tua dengan anak serta siblings.
Perubahan hubungan diantaranya, memberi waktu luang untuk keluarga
(weekend), memperbaiki komunikasi antar anggota keluarga, serta merubah sikap
atau pendidikan pada anak. Perubahan yang tercipta dalam keluarga kemudian
dijadikan sebagai alat pengendalian sosial kepada perilaku anggota keluarga
terhadap juvenile delinquency.
Kata kunci : juvenile delinquency, keluarga, remaja.Shinta Andriyani