Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T15:25:40ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-09-14T03:03:02Z2015-09-14T03:03:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26193This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/261932015-09-14T03:03:02ZPENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN
JAWA TENGAH BAGIAN SELATANUjian nasional adalah salah satu instrumen manajemen mutu yang menerapkan seperangkat standar yang berlaku secara nasional, termasuk. Pemerintah perlu melaksanakan pemetaan mutu pendidikan agar diperoleh penjelasan yang lebih tuntas mengenai pencapaian hasil ujian nasional termasuk kinerja anak-anak dalam ujian nasional untuk mengetahui kompetensi mana yang bermasalah, yang selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah nyata memecahkan masalah dan akar masalahnya. Tujuan penelitian ini, 1) memetakan standar isi dan kompetensi yang cenderung kurang berhasil dikuasai peserta didik SMA (KD/indikator2-nya), 2) mengungkap faktor penyebab peserta didik tidak menguasai kemampuan tertentu, 3) menemukan penjelasan mengenai sekolah tertentu yang berhasil mengalami perkembangan pesat dalam hal peningkatan mutu pendidikannya, 4) menemukan rumusan alternatif pemecahan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, 5) merumuskan model pemecahan masalah yang valid yang bisa diimplementasikan melalui PPM. Metode pengumpulan data dengan, dokumentasi, angket, FGD. Analisis data dengan analisis deskriptif. Hasil peta kemampuan belum dikuasai oleh peserta didik di wilayah Jateng Bagian Selatan untuk 9 mapel sbb: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 17, IPS ada 26; 2) B.Inggris IPA 14, IPS 15; 3) Matematika IPA 7, IPS 21; 4) Fisika 26; 5) Kimia 30; 6) Biologi 34; 7) Ekonomi 38; 8) Geografi 17; Sosiologi 16. Sedangkan di DIY: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 17, IPS ada 30, 2) B.Inggris IPA 14, IPS 15; 3) Matematika IPA 21, IPS 25; 4) Fisika 27; 5) Kimia 34; 6) Biologi 35; 7) Ekonomi 35; 8) Geografi 20, Sosiologi 21. Solusi yang diusulkan, Model pendampingan terhadap masalah yang dihadapi, mulai dari bedah SKL, pembelajaran, evaluasi, tindak lanjut hasil evaluasi,Prof. Ph.D Sukardi- ZamzaniSumarno SumarnoKuswanto Heruherukus61@gmail.comRetnawati Heririwati@yahoo.comMasruri Muhsinatun SiasahDR Amat JaedunSumardiningsih Srisumardiningsih@yahoo.co.idM. Pd. Ali Muhson2015-09-14T02:59:28Z2015-09-14T02:59:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26192This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/261922015-09-14T02:59:28ZPENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN
JAWA TENGAH BAGIAN SELATANUjian nasional adalah salah satu instrumen manajemen mutu yang menerapkan seperangkat standar yang berlaku secara nasional, termasuk. Pemerintah perlu melaksanakan pemetaan mutu pendidikan agar diperoleh penjelasan yang lebih tuntas mengenai pencapaian hasil ujian nasional termasuk kinerja anak-anak dalam ujian nasional untuk mengetahui kompetensi mana yang bermasalah, yang selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah nyata memecahkan masalah dan akar masalahnya. Tujuan penelitian ini, 1) memetakan standar isi dan kompetensi yang cenderung kurang berhasil dikuasai peserta didik SMA (KD/indikator2-nya), 2) mengungkap faktor penyebab peserta didik tidak menguasai kemampuan tertentu, 3) menemukan penjelasan mengenai sekolah tertentu yang berhasil mengalami perkembangan pesat dalam hal peningkatan mutu pendidikannya, 4) menemukan rumusan alternatif pemecahan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, 5) merumuskan model pemecahan masalah yang valid yang bisa diimplementasikan melalui PPM. Metode pengumpulan data dengan, dokumentasi, angket, FGD. Analisis data dengan analisis deskriptif. Hasil peta kemampuan belum dikuasai oleh peserta didik di wilayah Jateng Bagian Selatan untuk 9 mapel sbb: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 17, IPS ada 26; 2) B.Inggris IPA 14, IPS 15; 3) Matematika IPA 7, IPS 21; 4) Fisika 26; 5) Kimia 30; 6) Biologi 34; 7) Ekonomi 38; 8) Geografi 17; Sosiologi 16. Sedangkan di DIY: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 17, IPS ada 30, 2) B.Inggris IPA 14, IPS 15; 3) Matematika IPA 21, IPS 25; 4) Fisika 27; 5) Kimia 34; 6) Biologi 35; 7) Ekonomi 35; 8) Geografi 20, Sosiologi 21. Solusi yang diusulkan, Model pendampingan terhadap masalah yang dihadapi, mulai dari bedah SKL, pembelajaran, evaluasi, tindak lanjut hasil evaluasi,Prof. Ph.D Sukardi- ZamzaniSumarno SumarnoKuswanto Heruherukus61@gmail.comRetnawati Heririwati@yahoo.comMasruri Muhsinatun SiasahDR Amat JaedunSumardiningsih Srisumardiningsih@yahoo.co.idM. Pd. Ali Muhson2015-09-14T02:06:18Z2015-09-14T02:06:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26181This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/261812015-09-14T02:06:18ZPENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMA KABUPATEN BANTUL DAN GUNUNGKIDUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAUjian nasional adalah salah satu instrumen manajemen mutu yang menerapkan seperangkat standar yang berlaku secara nasional, termasuk. Pemerintah perlu melaksanakan pemetaan mutu pendidikan agar diperoleh penjelasan yang lebih tuntas mengenai pencapaian hasil ujian nasional termasuk kinerja anak-anak dalam ujian nasional untuk mengetahui kompetensi mana yang bermasalah, yang selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah nyata memecahkan masalah dan akar masalahnya. Tujuan penelitian ini, 1) memetakan standar isi dan kompetensi yang cenderung kurang berhasil dikuasai peserta didik SMA (KD/indikator2-nya), 2) mengungkap faktor penyebab peserta didik tidak menguasai kemampuan tertentu, 3) menemukan penjelasan mengenai sekolah tertentu yang berhasil mengalami perkembangan pesat dalam hal peningkatan mutu pendidikannya, 4) menemukan rumusan alternatif pemecahan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, 5) merumuskan model pemecahan masalah yang valid yang bisa diimplementasikan melalui PPM. Metode pengumpulan data dengan, dokumentasi, angket, FGD. Analisis data dengan analisis deskriptif. Hasil peta kemampuan belum dikuasai oleh peserta didik di Kabupaten Bantul untuk 9 mapel sbb: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 12, IPS ada 8 2) B.Inggris IPA 11, IPS 11, 3) Matematika IPA 10, IPS 6, 4) Fisika 19, 5) Kimia 27, 6) Biologi 28, 7) Ekonomi 27, 8) Geografi 16, Sosiologi 13. Kabupaten Gunung Kidul: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 14, IPS ada 5, 2) B.Inggris IPA 14, IPS 15, 3) Matematika IPA 10, IPS 6, 4) Fisika 22, 5) Kimia 26, 6) Biologi 30, 7) Ekonomi 35, 8) Geografi 18, Sosiologi 15. Solusi yang diusulkan, Model pendampingan terhadap masalah yang dihadapi, mulai dari bedah SKL, pembelajaran, evaluasi, tindak lanjut hasil evaluasi,Sumardiningsih Srisumardiningsih@yahoo.co.idRetnawati Heririwati@yahoo.comDR Amat JaedunSari Esti Swatika2015-09-14T02:04:01Z2015-09-14T02:04:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26179This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/261792015-09-14T02:04:01ZPENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMA KABUPATEN BANTUL DAN GUNUNGKIDUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAUjian nasional adalah salah satu instrumen manajemen mutu yang menerapkan seperangkat standar yang berlaku secara nasional, termasuk. Pemerintah perlu melaksanakan pemetaan mutu pendidikan agar diperoleh penjelasan yang lebih tuntas mengenai pencapaian hasil ujian nasional termasuk kinerja anak-anak dalam ujian nasional untuk mengetahui kompetensi mana yang bermasalah, yang selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah nyata memecahkan masalah dan akar masalahnya. Tujuan penelitian ini, 1) memetakan standar isi dan kompetensi yang cenderung kurang berhasil dikuasai peserta didik SMA (KD/indikator2-nya), 2) mengungkap faktor penyebab peserta didik tidak menguasai kemampuan tertentu, 3) menemukan penjelasan mengenai sekolah tertentu yang berhasil mengalami perkembangan pesat dalam hal peningkatan mutu pendidikannya, 4) menemukan rumusan alternatif pemecahan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, 5) merumuskan model pemecahan masalah yang valid yang bisa diimplementasikan melalui PPM. Metode pengumpulan data dengan, dokumentasi, angket, FGD. Analisis data dengan analisis deskriptif. Hasil peta kemampuan belum dikuasai oleh peserta didik di Kabupaten Bantul untuk 9 mapel sbb: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 12, IPS ada 8 2) B.Inggris IPA 11, IPS 11, 3) Matematika IPA 10, IPS 6, 4) Fisika 19, 5) Kimia 27, 6) Biologi 28, 7) Ekonomi 27, 8) Geografi 16, Sosiologi 13. Kabupaten Gunung Kidul: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 14, IPS ada 5, 2) B.Inggris IPA 14, IPS 15, 3) Matematika IPA 10, IPS 6, 4) Fisika 22, 5) Kimia 26, 6) Biologi 30, 7) Ekonomi 35, 8) Geografi 18, Sosiologi 15. Solusi yang diusulkan, Model pendampingan terhadap masalah yang dihadapi, mulai dari bedah SKL, pembelajaran, evaluasi, tindak lanjut hasil evaluasi,Sumardiningsih Srisumardiningsih@yahoo.co.idRetnawati Heririwati@yahoo.comDR Amat JaedunSari Esti Swatika2015-09-14T01:59:51Z2015-09-14T01:59:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26178This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/261782015-09-14T01:59:51ZPENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMA KABUPATEN CILACAP DAN BANYUMAS JAWA TENGAHUjian nasional adalah salah satu instrumen manajemen mutu yang menerapkan seperangkat standar yang berlaku secara nasional, termasuk. Pemerintah perlu melaksanakan pemetaan mutu pendidikan agar diperoleh penjelasan yang lebih tuntas mengenai pencapaian hasil ujian nasional termasuk kinerja anak-anak dalam ujian nasional untuk mengetahui kompetensi mana yang bermasalah, yang selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah nyata memecahkan masalah dan akar masalahnya. Tujuan penelitian ini, 1) memetakan standar isi dan kompetensi yang cenderung kurang berhasil dikuasai peserta didik SMA (KD/indikator2-nya), 2) mengungkap faktor penyebab peserta didik tidak menguasai kemampuan tertentu, 3) menemukan penjelasan mengenai sekolah tertentu yang berhasil mengalami perkembangan pesat dalam hal peningkatan mutu pendidikannya, 4) menemukan rumusan alternatif pemecahan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, 5) merumuskan model pemecahan masalah yang valid yang bisa diimplementasikan melalui PPM. Metode pengumpulan data dengan, dokumentasi, angket, FGD. Analisis data dengan analisis deskriptif. Hasil peta kemampuan belum dikuasai oleh peserta didik di kabupaten Cilacap untuk 9 mapel sbb: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 9, IPS ada 6; 2) B.Inggris IPA 15, IPS 15; 3) Matematika IPA 20, IPS 12; 4) Fisika 20; 5) Kimia 22; 6) Biologi 25; 7) Ekonomi 20; 8) Geografi 19; Sosiologi 17. Kabupaten Banyumas: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 11, IPS ada 15, 2) B.Inggris IPA 13, IPS 15; 3) Matematika IPA 22, IPS 11; 4) Fisika 24; 5) Kimia 18; 6) Biologi 28; 7) Ekonomi 21; 8) Geografi 19, Sosiologi 17. Solusi yang diusulkan, Model pendampingan terhadap masalah yang dihadapi, mulai dari bedah SKL, pembelajaran, evaluasi, tindak lanjut hasil evaluasi,DR Amat JaedunSuyoso SuyosoAstuti Dwiningrum Siti IreneSyamsi Kastam2015-09-14T01:56:45Z2015-09-14T01:56:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26175This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/261752015-09-14T01:56:45ZPENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMA KABUPATEN CILACAP DAN BANYUMAS JAWA TENGAHUjian nasional adalah salah satu instrumen manajemen mutu yang menerapkan seperangkat standar yang berlaku secara nasional, termasuk. Pemerintah perlu melaksanakan pemetaan mutu pendidikan agar diperoleh penjelasan yang lebih tuntas mengenai pencapaian hasil ujian nasional termasuk kinerja anak-anak dalam ujian nasional untuk mengetahui kompetensi mana yang bermasalah, yang selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah nyata memecahkan masalah dan akar masalahnya. Tujuan penelitian ini, 1) memetakan standar isi dan kompetensi yang cenderung kurang berhasil dikuasai peserta didik SMA (KD/indikator2-nya), 2) mengungkap faktor penyebab peserta didik tidak menguasai kemampuan tertentu, 3) menemukan penjelasan mengenai sekolah tertentu yang berhasil mengalami perkembangan pesat dalam hal peningkatan mutu pendidikannya, 4) menemukan rumusan alternatif pemecahan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, 5) merumuskan model pemecahan masalah yang valid yang bisa diimplementasikan melalui PPM. Metode pengumpulan data dengan, dokumentasi, angket, FGD. Analisis data dengan analisis deskriptif. Hasil peta kemampuan belum dikuasai oleh peserta didik di kabupaten Cilacap untuk 9 mapel sbb: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 9, IPS ada 6; 2) B.Inggris IPA 15, IPS 15; 3) Matematika IPA 20, IPS 12; 4) Fisika 20; 5) Kimia 22; 6) Biologi 25; 7) Ekonomi 20; 8) Geografi 19; Sosiologi 17. Kabupaten Banyumas: 1) Bahasa Indonesia IPA ada 11, IPS ada 15, 2) B.Inggris IPA 13, IPS 15; 3) Matematika IPA 22, IPS 11; 4) Fisika 24; 5) Kimia 18; 6) Biologi 28; 7) Ekonomi 21; 8) Geografi 19, Sosiologi 17. Solusi yang diusulkan, Model pendampingan terhadap masalah yang dihadapi, mulai dari bedah SKL, pembelajaran, evaluasi, tindak lanjut hasil evaluasi,DR Amat JaedunSuyoso SuyosoAstuti Dwiningrum Siti IreneSyamsi Kastam2015-09-09T06:55:19Z2015-09-09T06:55:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26058This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/260582015-09-09T06:55:19ZMODEL EVALUASI PENJAMINAN MUTU SEKOLAHPenelitian ini bertujuan menghasilkan model evaluasi penjaminan mutu sekolah, yang terdiri dari: (1) model evaluasi penjaminan mutu sekolah, (2) prosedur atau mekanisme pelaksanaan evaluasi penjaminan mutu sekolah, (3) instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah, dan (4) panduan untuk melakukan evaluasi penjaminan mutu sekolah.
Penelitian yang diusulkan ini termasuk penelitian riset dan pengembangan (R & D), yang akan dilakukan selama tiga (3) tahun. Penelitian tahun pertama yang sudah dilaksanakan, adalah mengkaji model evaluasi penjaminan mutu sekolah yang sudah ada (existing models), mengkaji teori dan hasil penelitian relevan, mengembangkan draf model dan prosedur atau mekanisme evaluasi penjaminan mutu sekolah, menyelenggarakan FGD untuk membahas draf model serta prosedur atau mekanisme, dan melakukan revisi draf model serta prosedur evaluasi penjaminan mutu sekolah. Penelitian tahun kedua, mengembangkan panduan penggunaan prosedur dan instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah, menyelenggarakan FGD untuk membahas draf panduan, melakukan uji coba instrumen, dan merevisi draf panduan serta instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah. Tahun ketiga, adalah kegiatan diseminasi draf model yang mencakup prosedur, instrumen dan panduan evaluasi penjaminan mutu sekolah, serta merevisi sehingga menjadi model evaluasi penjaminan mutu sekolah yang final. Pada tahun pertama, peserta FGD adalah 10 pakar dari perguruan tinggi dan LPMP, asosiasi profesi, yaitu Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), dan ADGEVI. Pada FGD ini materi yang didiskusikan adalah draf model dan prosedur atau mekanisme evaluasi penjaminan mutu sekolah.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tahun pertama adalah draf model dan prosedur atau mekanisme evaluasi penjaminan mutu sekolah yang sudah tervalidasi. Selain itu, dari kegiatan penelitian tahun pertama juga telah terselesaikan tiga penelitian anak payung yang dilakukan oleh tiga mahasiswa program S-2 Pascasarjana UNY dalam rangka penyusunan tesis, dengan judul: (1) Karakteristik Instrumen Tes dan Sistem Seleksi Siswa Baru Rintisan SMA Bertaraf Internasional di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, oleh: Friyatmi, (2) Analisis Hasil Ujian Nasional Kimia Rintisan SMA Bertaraf Internasional di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, oleh: Ika Pranita Siregar, dan (3) Penyetaraan Horisontal Perangkat Tes Ujicoba Ujian Nasional Matematika SMA Program IPA di SMAN Kota Yogyakarta, oleh: Hariyani.Ph.D Prof. SoenartoKartowagiran BadrunDR Amat Jaedun2015-09-09T06:53:15Z2015-09-09T06:53:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26057This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/260572015-09-09T06:53:15ZMODEL EVALUASI PENJAMINAN MUTU SEKOLAHPenelitian ini bertujuan menghasilkan model evaluasi penjaminan mutu sekolah, yang terdiri dari: (1) model evaluasi penjaminan mutu sekolah, (2) prosedur atau mekanisme pelaksanaan evaluasi penjaminan mutu sekolah, (3) instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah, dan (4) panduan untuk melakukan evaluasi penjaminan mutu sekolah.
Penelitian yang diusulkan ini termasuk penelitian riset dan pengembangan (R & D), yang akan dilakukan selama tiga (3) tahun. Penelitian tahun pertama yang sudah dilaksanakan, adalah mengkaji model evaluasi penjaminan mutu sekolah yang sudah ada (existing models), mengkaji teori dan hasil penelitian relevan, mengembangkan draf model dan prosedur atau mekanisme evaluasi penjaminan mutu sekolah, menyelenggarakan FGD untuk membahas draf model serta prosedur atau mekanisme, dan melakukan revisi draf model serta prosedur evaluasi penjaminan mutu sekolah. Penelitian tahun kedua, mengembangkan panduan penggunaan prosedur dan instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah, menyelenggarakan FGD untuk membahas draf panduan, melakukan uji coba instrumen, dan merevisi draf panduan serta instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah. Tahun ketiga, adalah kegiatan diseminasi draf model yang mencakup prosedur, instrumen dan panduan evaluasi penjaminan mutu sekolah, serta merevisi sehingga menjadi model evaluasi penjaminan mutu sekolah yang final. Pada tahun pertama, peserta FGD adalah 10 pakar dari perguruan tinggi dan LPMP, asosiasi profesi, yaitu Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), dan ADGEVI. Pada FGD ini materi yang didiskusikan adalah draf model dan prosedur atau mekanisme evaluasi penjaminan mutu sekolah.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tahun pertama adalah draf model dan prosedur atau mekanisme evaluasi penjaminan mutu sekolah yang sudah tervalidasi. Selain itu, dari kegiatan penelitian tahun pertama juga telah terselesaikan tiga penelitian anak payung yang dilakukan oleh tiga mahasiswa program S-2 Pascasarjana UNY dalam rangka penyusunan tesis, dengan judul: (1) Karakteristik Instrumen Tes dan Sistem Seleksi Siswa Baru Rintisan SMA Bertaraf Internasional di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, oleh: Friyatmi, (2) Analisis Hasil Ujian Nasional Kimia Rintisan SMA Bertaraf Internasional di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, oleh: Ika Pranita Siregar, dan (3) Penyetaraan Horisontal Perangkat Tes Ujicoba Ujian Nasional Matematika SMA Program IPA di SMAN Kota Yogyakarta, oleh: Hariyani.Ph.D Prof. SoenartoKartowagiran BadrunDR Amat Jaedun2015-08-24T03:10:44Z2015-08-24T03:10:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25454This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/254542015-08-24T03:10:44ZMODEL PENGEMBANGAN KULTUR KEWIRAUSAHAAN
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUANKultur kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sangat vital peranannya dalam rangka peningkatan mutu sekolah. Kultur kewirausahaan dihasilkan dari proses internalisasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam kultur sekolah. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan kultur kewirausahaan di SMK. Adapun target khusus yang ingin dicapai adalah memperoleh model pengembangan kultur kewirausahaan di SMK.
Kegiatan penelitian ini akan dilakukan melalui dua tahapan. Kegiatan dalam tahap I adalah tahapan pengembangan draft atau prototype model pengembangan kultur kewirausahaan, yang meliputi kegiatan-kegiatan: (1) studi pustaka, untuk melakukan kajian terhadap kultur sekolah yang telah ada (existing models), dalam rangka mengembangkan model perbaikan secara teoretis (model hipotetis); dan (2) pembuatan draft prototype model pengembangan kultur kewirausahaan, (3) revisi draft prototype model dengan menggunakan FGD, (3) pembuatan panduan dan instrumen pemetaan untuk pengembangan model, (4) validasi dan verifikasi pengembangan kultur kewirausahaan melalui FGD, (5) evaluasi diri dan perencanaan pengembangan model di SMK, (6) uji keterlaksanaan model. Kegiatan penelitian tahap I ini dilaksanakan pada tahun anggaran 2011. Sementara itu, pada tahapan II merupakan kegiatan uji model tahap akhir yang dimaksudkan untuk menguji efektivitas model dalam sekala luas, yang meliputi kegiatan: (1) Sosialisasi model pengembangan kultur kewirausahaan, (2) Validasi panduan dan instrumen model melalui FGD, (3) Evaluasi diri dan perencanaan perbaikan kultur kewirausahaan, (4) uji keterlaksanaan implementasi model pada skala luas, (5) revisi model dan panduan implementasi, (6) desiminasi model. Kegiatan Tahap II diusulkan untuk didanai pada tahun anggaran 2012.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa : (1) pengembangan kultur kewirausahaan di SMK dapat dilakukan melalui internalisasi nilai-nilai/karakter kewirausahaan kedalam kultur sekolah, (2) karakter kewirausahaan yang perlu diinternalisasikan meliputi: (a) mindset yang terdiri dari : kreatif, inovatif dan visi jauh ke depan, motivasi kuat untuk sukses; (b) heartset yang terdiri dari: berani mengambil resiko, jujur, tanggung jawab, pantang menyerah, (c) actionset yang terdiri dari: kerja keras, berorientasi pada tindakan,komunikatif, kerjasama, (3) pendekatan yang dapat digunakan dalam internalisasi tersebut meliputi: pendekatan figur, pendekatan kultur dan pendekatan struktur, (4) kultur sekolah sebagai sasaran internalisasi terdiri dari tiga lapisan yaitu: (a) lapisan artifak yang meliputi dimensi verbal, dimensi perilaku, dan dimensi material, (b) lapisan nilai-nilai dan keyakinan, (c) lapisan asumsi.Raharjo Nuryadin EkoAryanto LilikDR Amat Jaedun2015-08-24T03:08:57Z2015-08-24T03:08:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25453This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/254532015-08-24T03:08:57ZMODEL PENGEMBANGAN KULTUR KEWIRAUSAHAAN
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUANKultur kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sangat vital peranannya dalam rangka peningkatan mutu sekolah. Kultur kewirausahaan dihasilkan dari proses internalisasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam kultur sekolah. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan kultur kewirausahaan di SMK. Adapun target khusus yang ingin dicapai adalah memperoleh model pengembangan kultur kewirausahaan di SMK.
Kegiatan penelitian ini akan dilakukan melalui dua tahapan. Kegiatan dalam tahap I adalah tahapan pengembangan draft atau prototype model pengembangan kultur kewirausahaan, yang meliputi kegiatan-kegiatan: (1) studi pustaka, untuk melakukan kajian terhadap kultur sekolah yang telah ada (existing models), dalam rangka mengembangkan model perbaikan secara teoretis (model hipotetis); dan (2) pembuatan draft prototype model pengembangan kultur kewirausahaan, (3) revisi draft prototype model dengan menggunakan FGD, (3) pembuatan panduan dan instrumen pemetaan untuk pengembangan model, (4) validasi dan verifikasi pengembangan kultur kewirausahaan melalui FGD, (5) evaluasi diri dan perencanaan pengembangan model di SMK, (6) uji keterlaksanaan model. Kegiatan penelitian tahap I ini dilaksanakan pada tahun anggaran 2011. Sementara itu, pada tahapan II merupakan kegiatan uji model tahap akhir yang dimaksudkan untuk menguji efektivitas model dalam sekala luas, yang meliputi kegiatan: (1) Sosialisasi model pengembangan kultur kewirausahaan, (2) Validasi panduan dan instrumen model melalui FGD, (3) Evaluasi diri dan perencanaan perbaikan kultur kewirausahaan, (4) uji keterlaksanaan implementasi model pada skala luas, (5) revisi model dan panduan implementasi, (6) desiminasi model. Kegiatan Tahap II diusulkan untuk didanai pada tahun anggaran 2012.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa : (1) pengembangan kultur kewirausahaan di SMK dapat dilakukan melalui internalisasi nilai-nilai/karakter kewirausahaan kedalam kultur sekolah, (2) karakter kewirausahaan yang perlu diinternalisasikan meliputi: (a) mindset yang terdiri dari : kreatif, inovatif dan visi jauh ke depan, motivasi kuat untuk sukses; (b) heartset yang terdiri dari: berani mengambil resiko, jujur, tanggung jawab, pantang menyerah, (c) actionset yang terdiri dari: kerja keras, berorientasi pada tindakan,komunikatif, kerjasama, (3) pendekatan yang dapat digunakan dalam internalisasi tersebut meliputi: pendekatan figur, pendekatan kultur dan pendekatan struktur, (4) kultur sekolah sebagai sasaran internalisasi terdiri dari tiga lapisan yaitu: (a) lapisan artifak yang meliputi dimensi verbal, dimensi perilaku, dan dimensi material, (b) lapisan nilai-nilai dan keyakinan, (c) lapisan asumsi.Raharjo Nuryadin EkoAryanto LilikDR Amat Jaedun2015-08-07T09:21:26Z2015-08-07T09:21:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24553This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/245532015-08-07T09:21:26ZProfil Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Guru SMA
Di DI Yogyakarta dan Jawa TengahPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan guru SMA IPA dan IPS
terkait dengan penguasaan materinya untuk materi pelajaran yang diujikan pada UN. Penelitian
ini merupakan penelitian dengan pendekatan deskriptif eksploratif.
Subjek penelitian ini adalah respons guru terhadap soal Ujian Nasional SMA IPA dan
SMA IPS di provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah yang pencapaian hasil UN rendah. Data
dikumpulkan dengan metode dokumentasi dari kegiatan penelitian puspendik balitbang
Kemendikbud 2011 yang berupa hasil tes ( meliputi tes pilihan ganda dan esai untuk guru kelas
akhir). Tes digunakan untuk mengetahui penguasaan materi guru terhadap SK/KD yang
dianggap sulit oleh siswa berdasarkan daya serap selama beberapa tahun. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan
untuk mengetahui profil kemampuan guru SMA IPA dan SMA IPS di DI Yogyakarta dan Jawa
Tengah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kemampuan penguasaan materi guru di DIY
(pilihan Ganda)yang reratanya belum 70 akni guru mata pelajaran Matematika IPA, Ekonomi,
Geografi, dan Sosiologi. Kemampuan penguasaan materi guru di DIY (Uraian) yang reratanya
belum 70 yakni Bhs Indonesia, Bhs Inggris, Fisika, Matematika IPA, Ekonomi, Geografi,
Matematika IPS, dan Sosiologi. Kemampuan penguasaan materi guru di Jawa Tengah (pilihan
Ganda) yang reratanya belum 70 yakni Fisika, Matematika IPA, Ekonomi, Geografi, dan
Sosiologi. Kemampuan penguasaan materi guru di Jawa Tengah (Uraian) yang reratanya belum
70 yakni pada mata pelajaran Bhs Indonesia, Bhs Inggris, Fisika, Kimia, Matematika IPA,
Ekonomi, Geografi, Matematika IPS, dan Sosiologi.Mulyani EndangDR Amat JaedunRetnawati Heririwati@yahoo.com2015-08-07T09:19:57Z2015-08-07T09:19:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24552This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/245522015-08-07T09:19:57ZProfil Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Guru SMA
Di DI Yogyakarta dan Jawa TengahPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan guru SMA IPA dan IPS
terkait dengan penguasaan materinya untuk materi pelajaran yang diujikan pada UN. Penelitian
ini merupakan penelitian dengan pendekatan deskriptif eksploratif.
Subjek penelitian ini adalah respons guru terhadap soal Ujian Nasional SMA IPA dan
SMA IPS di provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah yang pencapaian hasil UN rendah. Data
dikumpulkan dengan metode dokumentasi dari kegiatan penelitian puspendik balitbang
Kemendikbud 2011 yang berupa hasil tes ( meliputi tes pilihan ganda dan esai untuk guru kelas
akhir). Tes digunakan untuk mengetahui penguasaan materi guru terhadap SK/KD yang
dianggap sulit oleh siswa berdasarkan daya serap selama beberapa tahun. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan
untuk mengetahui profil kemampuan guru SMA IPA dan SMA IPS di DI Yogyakarta dan Jawa
Tengah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kemampuan penguasaan materi guru di DIY
(pilihan Ganda)yang reratanya belum 70 akni guru mata pelajaran Matematika IPA, Ekonomi,
Geografi, dan Sosiologi. Kemampuan penguasaan materi guru di DIY (Uraian) yang reratanya
belum 70 yakni Bhs Indonesia, Bhs Inggris, Fisika, Matematika IPA, Ekonomi, Geografi,
Matematika IPS, dan Sosiologi. Kemampuan penguasaan materi guru di Jawa Tengah (pilihan
Ganda) yang reratanya belum 70 yakni Fisika, Matematika IPA, Ekonomi, Geografi, dan
Sosiologi. Kemampuan penguasaan materi guru di Jawa Tengah (Uraian) yang reratanya belum
70 yakni pada mata pelajaran Bhs Indonesia, Bhs Inggris, Fisika, Kimia, Matematika IPA,
Ekonomi, Geografi, Matematika IPS, dan Sosiologi.Mulyani EndangDR Amat JaedunRetnawati Heririwati@yahoo.com2015-08-06T14:20:59Z2019-10-16T04:40:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24543This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/245432015-08-06T14:20:59ZMODEL EVALUASI PENJAMINAN MUTU SEKOLAHPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model evaluasi penjaminan mutu
sekolah yang valid dan implementatif, yang terdiri dari: (1) model dan prosedur atau
mekanisme evaluasi penjaminan mutu sekolah, (2) instrumen yang valid untuk digunakan
dalam evaluasi penjaminan mutu sekolah, dan (3) panduan dalam melakukan evaluasi
penjaminan mutu sekolah.
Penelitian yang diusulkan ini termasuk penelitian riset dan pengembangan (R &
D), yang akan dilakukan selama tiga (3) tahun. Penelitian tahun pertama yang sudah
dilaksanakan, adalah mengkaji model evaluasi penjaminan mutu sekolah yang sudah ada
dan hasil penelitian relevan, mengembangkan draf model dan prosedur atau mekanisme
evaluasi penjaminan mutu sekolah, menyelenggarakan FGD untuk melakukan validasi
terhadap draf model serta prosedur atau mekanisme, dan melakukan revisi draf model
serta prosedur evaluasi penjaminan mutu sekolah. Penelitian tahun kedua ini, adalah untuk
mengembangkan panduan penggunaan model dan instrumen evaluasi penjaminan mutu
sekolah, menyelenggarakan FGD untuk membahas draf panduan dan instrumen, dan
merevisi draf panduan serta instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah. Tahun ketiga,
diseminasi model yang mencakup prosedur, panduan pelaksanaan, dan uji coba instrumen
evaluasi penjaminan mutu sekolah, serta merevisi sehingga menjadi model evaluasi
penjaminan mutu sekolah yang final. Pada tahun pertama, peserta FGD adalah 10 pakar
dari perguruan tinggi dan LPMP, asosiasi profesi, yaitu Himpunan Evaluasi Pendidikan
Indonesia (HEPI), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), dan ADGVI. Pada FGD ini
materi yang didiskusikan adalah draf model dan komponen, serta prosedur atau mekanisme
evaluasi penjaminan mutu sekolah. Pada tahun kedua, peserta FGD adalah 9 pakar dari
perguruan tinggi, LPMP, dan P4-TK, serta 9 pakar dari asosiasi profesi (HEPI, ADGVI, dan
PGRI), pengawas (SMP, SMA, dan SMK) sebanyak 3 orang, dan Wakasek bidang
Penjaminan Mutu (UPM), sebanyak 6 orang. Adapun materi yang didiskusikan adalah
panduan penggunaan model dan instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah. Pada tahun
ketiga, model akan didesiminasikan kepada lima dinas pendidikan kabupaten/kota di D.I.
Yogyakarta, wakil perguruan tinggi, dan LPMP. Dalam diseminasi itu, masing-masing dinas
pendidikan diharapkan dapat mengirimkan 4 orang, LPMP dan P4-TK 4 orang, dan
perguruan tinggi 8 orang. Pada tahun ketiga, juga dilakukan uji coba instrumen evaluasi
penjaminan mutu sekolah dengan responden: Wakasek UPM dari 10 SMA, Wakasek UPM
dari 10 SMK, Staf di Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta, staf LPMP dan
P4-TK, dan Komite Sekolah dari sekolah sampel.
Hasil penelitian tahun pertama, menunjukkan bahwa:
1. Pelaksanaan penjaminan mutu input siswa dilakukan melalui pelaksanaan seleksi
penerimaan peserta didik baru (PPDB), yang untuk SMA RSBI telah mengacu pada
ketentuan yang berlaku, yaitu peraturan menteri Pendidikan Nasional. Namun
demikian, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi dari
peraturan menteri tersebut masih sangat variatif sesuai kondisi dan kemampuan
sekolah masing-masing. Yang lebih memprihatinkan adalah bahwa pelaksanaan
program PPDB tersebut belum dilakukan evaluasi mengenai efektivitasnya dalam
menjaring calon-calon peserta didik SMA RSBI yang berkualitas.
2. Pelaksanaan penjaminan mutu komponen penilaian pendidikan sebagaimana hasil
penelitian Ika Pranita Siregar (2011), menunjukkan bahwa sebagian besar SMA RSBI
belum memanfaatkan informasi hasil penilaian (daya serap) untuk melakukan
perbaikan pembelajaran. Hal ini tentu saja belum sejalan dengan prinsip-prinsip
penilaian, bahwa hasil penilaian seharusnya dapat dimanfaatkan yang salah satunya
adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran.
3. Pelaksanaan penjaminan mutu output pendidikan di sekolah, salah satunya dapat
dilakukan dengan mengevaluasi kualitas soal yang digunakan untuk uji coba Ujian
Nasional. Hasil penelitian Hariyani (2011), menunjukkan bahwa kualitas soal buatan
guru yang digunakan untuk uji coba UN perlu dievaluasi secara terus-menerus untuk
menjamin terpenuhinya kualitas soal yang valid dan reliabel.
4. Sementara itu, hasil penelitian tema payung menunjukkan bahwa: (1) penjaminan
mutu sekolah seharusnya dilakukan untuk semua komponen sistem pendidikan, yang
meliputi: komponen input peserta didik, input sumber daya guru, dan input sumber
daya lainnya, komponen proses, baik proses manajemen sekolah, pembelajaran,
maupun pembentukan kultur sekolah, komponen output atau hasil pendidikan, dan
komponen outcomes, (2) untuk melakukan penjaminan mutu, pihak internal sekolah
harus difasilitasi (didorong, didukung, didampingi dan disupervisi) oleh pihak-pihak
yang memiliki kompetensi dan tupoksi yang sesuai yaitu: LPMP, P4-TK, Dinas
Pendidikan dan juga Komite Sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian tahun pertama tersebut di atas, maka dapat disarankan
sebagai berikut.
1. Pelaksanaan penjaminan mutu yang dilakukan oleh pihak internal sekolah cenderung
belum dilaksanakan secara terencana dan efektif. Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan penjaminan mutu yang dilakukan oleh pihak internal sekolah.
2. Peran pihak-pihak di luar sekolah sebagai pemberi fasilitasi dalam pelaksanaan
penjaminan mutu yang dilakukan oleh sekolah masih sangat kurang dan cenderung
kabur. Untuk itu, diperlukan sosialisasi mengenai mekanisme dan peran pihak eksternal
dalam penjaminan mutu sekolah. Upaya ini akan dilakukan dalam penelitian tahun
kedua dan ketiga penelitian ini, sehingga pelaksanaan penjaminan mutu serta fasilitasi
dan supervisinya dapat berjalan sebagaimana yang kita harapkan bersama.
Hasil penelitian tahun kedua menunjukkan bahwa:
1. Hasil penelitian Nuchron (2012), menunjukkan bahwa: (1) Model Evaluasi Diri SMK
Bertaraf Internasional (SMK-BI) yang telah dikembangkan memiliki kepekaan,
efektivitas, akurasi, dan presisi terhadap obyek yang diteliti, dan dapat mengungkap
data yang dibutuhkan; (2) model ED-SMKBI mempunyai karakteristik yang unggul
yakni: komprehensif, dapat mengungkap fakta sesungguhnya apa yang terjadi di
sekolah, mudah digunakan, temuan ED-SMKBI dapat digunakan sebagai evaluasi diri
sekolah, efektif digunakan sekolah tanpa mengganggu proses pembelajaran yang ada,
dan mendukung persiapan akreditasi sekolah dan penjaminan mutu; dan (3) implikasi
dari hasil temuan ini adalah bahwa untuk menetapkan kinerja sekolah sangat
tergantung pada kualitas instrumen yang digunakan, oleh karena itu instrumen yang
digunakan dalam melakukan evaluasi diri dalam rangka penjaminan mutu sekolah
harus memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.
2. Hasil penelitian Wiwin Mistiani (2012), menunjukan bahwa: (1) kurikulum PAI SMP
tahun 2006 telah mampu mendorong siswa untuk mengamalkan ajaran agamanya
sesuai dengan agama yang dianutnya, dan (2) kurikulum PAI SMP tahun 2006 efektif
dalam membentuk akhlak mulia siswa. Adapun kendala-kendala dalam pengamalan
nilai keagamaan terutama berkaitan dengan: kurangnya kesadaran dan motivasi siswa
di lingkungan keluarga, dan kurangnya dukungan sekolah.
3. Hasil penelitian Selly Rahmawati (2012), menunjukkan bahwa: (1) pendidikan karakter
di SMA berciri Islam telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman
pelaksanaan pendidikan karakter, dan (2) hambatan implementasi pendidikan karakter
di SMA berciri Islam terutama disebabkan oleh: kurangnya pengkondisian lingkungan
sekolah, dan kurangnya pengetahuan sekolah dalam melakukan penilaian pendidikan
karakter.
4. Sementara itu, hasil penelitian tema payung menunjukkan bahwa: (1) pada sekolahsekolah
non RSBI, penjaminan mutu sekolah belum dilakukan secara terprogram, dan
belum dilakukan oleh gugus tugas (Pokja) secara khusus, (2) penjaminan mutu sekolah
yang dilakukan secara internal oleh pihak sekolah belum dilakukan evaluasi secara
baik, sehingga sulit diketahui tingkat keberhasilan maupun kendalanya, dan (3) untuk
melakukan penjaminan mutu, pihak internal sekolah harus difasilitasi (didorong,
didukung, didampingi dan disupervisi) oleh pihak-pihak yang memiliki kompetensi dan
tupoksi yang sesuai yaitu: LPMP, P4-TK, Dinas Pendidikan dan juga Komite Sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian tahun kedua tersebut di atas, maka dapat disarankan
sebagai berikut.
a. Pelaksanaan penjaminan mutu yang dilakukan oleh pihak internal sekolah pada sekolah-
sekolah non RSBI pada umumnya belum dilaksanakan secara terencana dan efektif.
Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan penjaminan mutu yang
dilakukan oleh pihak internal sekolah.
b. Peran pihak-pihak di luar sekolah sebagai pemberi fasilitasi dalam pelaksanaan
penjaminan mutu yang dilakukan oleh sekolah masih sangat kurang. Untuk itu,
diperlukan sosialisasi mengenai mekanisme dan peran pihak eksternal dalam
penjaminan mutu sekolah. Selain itu, untuk mendukung kegiatan sosialisasi/ desiminasi
tersebut juga perlu disiapkan perangkat pendukung yang berupa panduan dan
instrumen evaluasi penjaminan mutu.
c. Upaya penyiapan perangkat pendukung yang berupa mekanisme mengenai peran pihak
eksternal dalam penjaminan mutu sekolah, telah dihasilkan dari penelitian tahun
pertama. Sedangkan penyiapan perangkat panduan dan instrumen evaluasi penjaminan
mutu telah dapat dihasilkan dari penelitian tahun kedua. Sementara itu, upaya
sosialisasi/desiminasi mengenai mekanisme dan peran pihak eksternal dalam
penjaminan mutu sekolah, panduan dan instrumen evaluasi penjaminan mutu akan
dilakukan dalam penelitian tahun ketiga penelitian ini, sehingga diharapkan pelaksanaan
penjaminan mutu serta fasilitasi dan supervisinya dapat berjalan sebagaimana yang kita
harapkan bersama.Ph.D Prof. SoenartoKartowagiran BadrunDR Amat Jaedun2015-07-31T02:01:54Z2015-07-31T02:01:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24405This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/244052015-07-31T02:01:54ZIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SOFT SKILLS UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER PEKERJA PROFESIONAL
BIDANG BOGA PROGRAM DIPLOMA TIGATujuan penelitian implementasi pembelajaran soft skills ini adalah: melihat efektivitas pembelajaran soft skills berbasis karakter pada mata kuliah pengembangan produk Patiseri Pendidikan Teknik Boga FT UNY. Target penelitian ini adalah perubahan perilaku soft skills bidang produksi dan manajerial berbasis karakter pekerja profesional. Adapun aspek-aspek soft skills yang akan dikembangkan dibidang produksi meliputi: a) komitmen, b) tanggungjawab, c) disiplin, d) pemecahan masalah, e) strategi berfikir, f) usaha keras mencapai sukses, g) kreatif, dan h) tampil profesional. Soft skills bidang manajerial meliputi: a) usaha keras mencapai sukses, b) bekerja dalam tim, c) komunikasi, d) komitmen, e) disiplin, f) tanggung jawab, g) profesional. Serta nilai-nilai karakter kebogaan: a) rasa bangga terhadap pekerjaan; b) Bekerja cekatan, rapi, bersih dan aman; c) bekerja keras; d) bekerja efektif, efisien dan produktif; e) berfikir kreatif dan inovatif, f) kerja sama dalam kelompok dan mandiri.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif dengan melibatkan dua dosen kolaborator. Penelitian ini melalui dua siklus, dengan tetap memperhatikan permasalahan yang ditemui dan ditingkatkan. Desain penelitian tindakan kelas menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart (1988) yang terdiri dari empat komponen perencanaan, tindakan, pemantauan, dan refleksi. Sumber data penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Teknik Boga peserta mata kuliah pengembangan produk patiseri. Metode pengumpulan data dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode pengumpulan data kualitatif dengan observasi, metode kuantitatif dengan evaluasi diri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan ekspresi diri. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran soft skills terintegrasi berbasis tindakan kelas telah efektif meningkatkan penguasaan soft skills bidang produksi dan managerial serta nilai-nilai karakter kebogaan. Rerata perubahan bergerak antara 0,1 sampai 0,4. Perilaku soft skills yang belum berubah strategi berfikir, usaha keras mencapai sukses pada bidang kerja produktif.Hamidah SitiDR Amat JaedunRahmawati Fitri2015-07-31T01:58:41Z2015-07-31T01:58:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24404This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/244042015-07-31T01:58:41ZIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SOFT SKILLS UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER PEKERJA PROFESIONAL
BIDANG BOGA PROGRAM DIPLOMA TIGATujuan penelitian implementasi pembelajaran soft skills ini adalah: melihat efektivitas pembelajaran soft skills berbasis karakter pada mata kuliah pengembangan produk Patiseri Pendidikan Teknik Boga FT UNY. Target penelitian ini adalah perubahan perilaku soft skills bidang produksi dan manajerial berbasis karakter pekerja profesional. Adapun aspek-aspek soft skills yang akan dikembangkan dibidang produksi meliputi: a) komitmen, b) tanggungjawab, c) disiplin, d) pemecahan masalah, e) strategi berfikir, f) usaha keras mencapai sukses, g) kreatif, dan h) tampil profesional. Soft skills bidang manajerial meliputi: a) usaha keras mencapai sukses, b) bekerja dalam tim, c) komunikasi, d) komitmen, e) disiplin, f) tanggung jawab, g) profesional. Serta nilai-nilai karakter kebogaan: a) rasa bangga terhadap pekerjaan; b) Bekerja cekatan, rapi, bersih dan aman; c) bekerja keras; d) bekerja efektif, efisien dan produktif; e) berfikir kreatif dan inovatif, f) kerja sama dalam kelompok dan mandiri.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif dengan melibatkan dua dosen kolaborator. Penelitian ini melalui dua siklus, dengan tetap memperhatikan permasalahan yang ditemui dan ditingkatkan. Desain penelitian tindakan kelas menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart (1988) yang terdiri dari empat komponen perencanaan, tindakan, pemantauan, dan refleksi. Sumber data penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Teknik Boga peserta mata kuliah pengembangan produk patiseri. Metode pengumpulan data dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode pengumpulan data kualitatif dengan observasi, metode kuantitatif dengan evaluasi diri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan ekspresi diri. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran soft skills terintegrasi berbasis tindakan kelas telah efektif meningkatkan penguasaan soft skills bidang produksi dan managerial serta nilai-nilai karakter kebogaan. Rerata perubahan bergerak antara 0,1 sampai 0,4. Perilaku soft skills yang belum berubah strategi berfikir, usaha keras mencapai sukses pada bidang kerja produktif.Hamidah SitiDR Amat JaedunRahmawati Fitri2015-07-30T06:36:59Z2015-07-31T00:30:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24380This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/243802015-07-30T06:36:59ZMODEL SEKOLAH EFEKTIF BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
DI SMK NEGERI 1 BANTULPenelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan model pengelolaan sekolah efektif, yang mengorientasikan pencapaian keunggulan prestasi akademik sebagai SMK RSBI, dan (2) mendeskripsikan model pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMKN 1 Bantul, sebagai sekolah pilotting.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di SMK Negeri 1 Bantul, yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman mengenai proses penyelenggaraan pendidikan di SMKN 1 Bantul sebagai SMK RSBI, dan sekolah pilotting dalam pendidikan karakter. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi, dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan wawancara (interview guide). Uji validitas instrumen dilakukan terhadap validitas isi, yang didasarkan pada pertimbangan logis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) proses penyelenggaraan pendidikan di SMKN 1 Bantul dapat dikategorikan sebagai pengelolaan sekolah yang efektif, yang telah mencerminkan: (a) proses pengelolaan dan kepemimpinan sekolah yang efektif, (b) proses pembelajaran yang efektif, dan (c) pengembangan kultur sekolah yang pro peningkatan mutu; dan (2) pendidikan karakter di SMKN 1 Bantul telah dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu: (a) integrasi ke dalam kegiatan pembelajaran, (b) program pengembangan diri, dan (c) kultur sekolah dalam bentuk pembiasaan. Pendidikan karakter melalui program pengembangan diri dan kultur sekolah di SMKN 1 Bantul telah dilaksanakan secara lebih terprogram, yang mencakup delapan nilai karakter, yaitu: religius, kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, kreatif, komunikatif, kerjasama, dan bersih. Sementara itu, pada pendidikan karakter yang dilakukan melalui integrasi ke dalam kegiatan pembelajaran, baik mengenai nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan, maupun strategi pembelajarannya, sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing guru mata pelajaran. Hal ini telah menyebabkan pembelajaran nilai-nilai karakter secara terintegrasi ke dalam kegiatan pembelajaran banyak menghadapi kendala, terutama berkaitan dengan kesiapan dan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran yang lebih baik.DR Amat JaedunHamidah SitiSyamsi Kastam2015-07-30T06:34:54Z2015-07-30T06:34:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24379This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/243792015-07-30T06:34:54ZMODEL SEKOLAH EFEKTIF BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
DI SMK NEGERI 1 BANTULPenelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan model pengelolaan sekolah efektif, yang mengorientasikan pencapaian keunggulan prestasi akademik sebagai SMK RSBI, dan (2) mendeskripsikan model pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMKN 1 Bantul, sebagai sekolah pilotting.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di SMK Negeri 1 Bantul, yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman mengenai proses penyelenggaraan pendidikan di SMKN 1 Bantul sebagai SMK RSBI, dan sekolah pilotting dalam pendidikan karakter. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi, dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan wawancara (interview guide). Uji validitas instrumen dilakukan terhadap validitas isi, yang didasarkan pada pertimbangan logis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) proses penyelenggaraan pendidikan di SMKN 1 Bantul dapat dikategorikan sebagai pengelolaan sekolah yang efektif, yang telah mencerminkan: (a) proses pengelolaan dan kepemimpinan sekolah yang efektif, (b) proses pembelajaran yang efektif, dan (c) pengembangan kultur sekolah yang pro peningkatan mutu; dan (2) pendidikan karakter di SMKN 1 Bantul telah dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu: (a) integrasi ke dalam kegiatan pembelajaran, (b) program pengembangan diri, dan (c) kultur sekolah dalam bentuk pembiasaan. Pendidikan karakter melalui program pengembangan diri dan kultur sekolah di SMKN 1 Bantul telah dilaksanakan secara lebih terprogram, yang mencakup delapan nilai karakter, yaitu: religius, kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, kreatif, komunikatif, kerjasama, dan bersih. Sementara itu, pada pendidikan karakter yang dilakukan melalui integrasi ke dalam kegiatan pembelajaran, baik mengenai nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan, maupun strategi pembelajarannya, sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing guru mata pelajaran. Hal ini telah menyebabkan pembelajaran nilai-nilai karakter secara terintegrasi ke dalam kegiatan pembelajaran banyak menghadapi kendala, terutama berkaitan dengan kesiapan dan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran yang lebih baik.DR Amat JaedunHamidah SitiSyamsi Kastam