@misc{UNY971, author = {M. Hum Danar Widiyanta}, month = {December}, year = {2007}, journal = {UNY}, title = {DINAMIKA PEMIKIRAN SANTRI: STUDI ATAS PENGARUH KEPEMIMPINAN DI PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM CONDONGCATUR DEPOK SLEMAN (1998-2005)}, url = {http://eprints.uny.ac.id/971/}, abstract = {Penelitian ini bertujuan mengungkapkan dinamika pemikiran kaum santri secara umum dan khususnya di Pondok Pesantren Wahud Hasyim atas pengaruh kepemimpian. Greget penelitian ini didasari atas ingin melihat peran seorang pemimpin yang pada kenyataannya sangatlah menentukan dalam komunitas pesantren. Di samping itu, penelitian ini sekaligus ingin melihat fenomena yang menarik di lingkungan pesantren, yaitu adanya dinamika pemikiran yang menunjukkan suatu kemajuan terkait dengan pemikiaran dalam hal keagamaan, yang pada dasarnya keluar dari adat yang berlaku di lingkungan pesantren yang bercorak salaf. Penelitian ini bersifat kajian historis yang pada dasarnya di samping ingin mengetahui proses dinamika yang berjalan juga bentuk dinamika yang terjadi khususnya di Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Untuk mendukung hal ini, ada beberapa langkah yang ditempuh, yaitu heuristik (pencarian sumber atau pengumpulan data-data), kritik sumber untuk memperoleh keaslian dan kebenaran sumber, interpretasi atau penafsiran data-data dengan cara analisis dan sintesis untuk memperoleh fakta-fakta, dan langkah terakhir adalah historiografi untuk menghasilkan tulisan sejarah. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa peran pemimpin sangat menentukan sekali dalam lingkungan pesantren, sehingga jika di pesantren terjadi dinamika mungkin dapat dilihat siapa pe-mimpinnya dan apa visi yang dimiliki. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor latar belakang pendidikan seorang pemimpin pesantren sangat berpengaruh terhadap pemikiran dan kemudian visi yang dimiliki seorang pemimpin pesantren. Sementara itu, dinamika pemikiran santri, yang terjadi di Pondok Pesantren Wahid Hasyim, yaitu berbentuk terciptanya transformasi pemikiran keagamaan dari berpikir tekstual ke kontekstual (barbasis metodologi), tidak terlepas dari latar belakang pendidikan yang dimiliki pemimpinnya. Pemikiran yang berbasis metodologi dalam hal keagamaan yang kemudian diwujudkan dalam pemberian dan pengayaan materi-materi salah satunya ushul fiqh di Pondok Pesantren Wahid Hasyim terjadi setelah K.H. Jalal Suyuti memegang kepemimpinan di pesantren ini. Diketahui bahwa K.H. Jalal Suyuti adalah seorang yang berwawasan agama yang dapat dikatakan mendalam, karena di samping beliau adalah santri tulen juga seorang yang pernah dididik di tingkat perguruan tinggi yang banyak mengkaji tentang pemikiran khususnya Agama Islam, yaitu IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. FISE, 2007 (PEND. SEJARAH)} }