%0 Thesis %9 S3 %A Djatmiko, Riswan Dwi %A Pardjono, Pardjono %B Pendidikan Teknologi dan Kejuruan %D 2024 %F UNY:86612 %I Sekolah Pascasarjana %K lulusan SMK, standar pengelasan, teori pembelajaran, strategi pembelajaran. %T Teori dan Strategi Pembelajaran Pengelasan:Studi Kasus di SMK Tunas Harapan Pati. %U http://eprints.uny.ac.id/86612/ %X Penelitian ini bertujuan untuk menemukanteori belajar dan strategi pembelajaran pengelasan melalui studi kasus. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan studi kasus tunggal yang mengadopsi model dari Yin dengan langkah: 1) Penentuan kasus yang akan diteliti dan unit analisisnya, 2) Penyiapan alat dan pengumpulan data, pengumpulan dan analisis, dan 3) Menyimpulkan dan melaporkan penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah SMK Tunas Harapan Pati (SMK THP). Sampel penelitian ini adalah empat orang guru SMK THP. Sampel tersebut ditentukan dengan teknik purposive sampling. Keabsahan data dilakukan dengan langkah: triangulasi data, membuat database studi kasus, member checking, menggunakan rantai bukti, taktik untuk validasi internal, dan realitas. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi dokumen. Analisis data dilakukan dengan Explanation Building yaitu memilih data, mengkoding, mencari data, mengkategorikan kode, dan membuat peta konsep. Hasil penelitian ini adalah: (1) Tujuan pembelajaran Program Keahlian Pengelasan di SMK THP mengikuti Kurikulum Merdeka yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan industri, (2) Teori belajar yang digunakan pada Fase E adalah gabungan antara teori Behaviorisme dengan teori Kognitivisme. Sedangkan pada Fase F pembelajaran pengelasan menggunakan pendekatan Heutagogi dan pembelajaran diferensiasi, dan (3) Strategi pembelajaran pengelasan yang digunakan adalah gabungan strategi berpusat pada guru dan strategi berpusat pada siswa dengan langkah: 1) modifikasi kurikulum Merdeka, 2) pemilihan kompetensi pengelasan yang diinginkan, 3) evaluasi kompetensi pengelasan terbaik yang bisa dicapai, dan 4) sertifikasi kompetensi pengelasan terbaik siswa. Hasil penelitian ini belum sempurna karena masih banyak fenomena yang ada di luar fokus penelitian, sehingga perlu ada penelitian lanjutan yang berkaitan dengan manajemen sekolah dan internalisasi kompetensi pengelasan dalam diri siswa, serta bagaimanakah kerjasama sekolah dengan industri dalam membentuk kompetensi pengelasan sesuai dengan kebutuhan industri.