%0 Thesis %9 S3 %A Ani, Ani %A Dwiningrum, Siti Irene Astuti %B Ilmu Pendidikan %D 2023 %F UNY:81357 %I Program Pascasarjana %K bimbingan dan konseling keluarga, konstruktivistik, resiliensi %T Pengembangan Model Bimbingan dan Konseling Keluarga dengan Pendekatan Konstruktivistik Berbasis Budaya untuk Meningkatkan Resiliensi Keluarga di Yogyakarta %U http://eprints.uny.ac.id/81357/ %X Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan (1) karakteristik model bimbingan dan keluarga dengan pendekatan konstruktivistik berbasis budaya yang dihasilkan untuk meningkatkan resiliensi keluarga, (2) kelayakan model tersebut dalam meningkatkan resiliensi keluarga, (3) keefektifan model tersebut untuk meningkatkan resiliensi keluarga dan (4) kepraktisan model tersebut. Penelitian pengembangan ini mengikuti prosedur pengembangan Borg and Gall. Subjek uji coba terbatas adalah 44 konseli di Kantor Urusan Agama (KUA) Kapanewon Depok dan subjek uji lapangan luas adalah 108 konseli di KUA Kemantren Umbulharjo, KUA Kapanewon Depok, KUA Kapanewon Sewon, KUA Kapanewon Pengasih, dan KUA Kapanewon Wonosari. Data dikumpulkan dengan menggunakan pedoman wawancara, dokumen, lembar inventory, dan kuesioner dan dianalisis menggunakan formula Aiken's V untuk mengetahui kelayakan dan kepraktisan model, serta uji paired sample t-test untuk mengetahui keefektifan model. Hasil penelitian adalah sebagai berikut.(1) Model bimbingan dan konseling keluarga dengan pendekatan konstruktivistik berbasis budaya untuk meningkatkan resiliensi keluarga memiliki karakteristik yaitu bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan melibatkan tata nilai budaya sawiji, greget, sengguh dan ora mingkuh (2) Model yang dihasilkan layak digunakan berdasarkan penilaian oleh ahli materi dan media. Hasil uji kelayakan menunjukkan koefisien Aiken V sebesar 0,90 oleh ahli materi dan 0,89 oleh ahli media. Dengan demikian, model yang dihasilkan dinyatakan sangat layak (3). Model tersebut efektif dalam meningkatkan resiliensi keluarga dilihat dari perbedaan skor pretest dan posttest menggunakan skala resiliensi keluarga. Hasil uji efektivitas menunjukkan signifikansi sebesar 0,000 < α. Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya model yang dihasilkan efektif untuk meningkatkan resiliensi keluarga. (4) Model dinyatakan praktis untuk meningkatkan resiliensi keluarga berdasarkan penilaian praktisi keluarga dan konseli. Hasil uji kepraktisan model menunjukkan koefisien Aiken V sebesar 0,93 dan rata-rata skor resiliensi keluarga sebesar 38,38.