eprintid: 79328 rev_number: 8 eprint_status: archive userid: 1290 dir: disk0/00/07/93/28 datestamp: 2023-11-01 02:30:20 lastmod: 2023-11-01 02:30:20 status_changed: 2023-11-01 02:30:20 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Muaini, Muaini creators_name: Zamroni, Zamroni title: Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dalam Menghadapi Perkembangan Pariwisata di Desa Sade Lombok Tengah. ispublished: pub subjects: D0 divisions: pps_ip full_text_status: restricted keywords: Pendidikan, Kearifan Lokal, Perkembangan Pariwisata abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa hal terkait dengan daya tarik wisata Sade, kearifan lokal masyarakat Sade yang berkaitan dengan pariwisata, dan implementasi kerifan lokal masyarakat dalam pengelolaan kawasan pariwsaita di Sade. Penelitian ini mennggunakan penelitian kualitataif, lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah dengan informan masyarakat Sade yang diwakili oleh kepala dusun, kepala Desa, Ketua Adat, Tokoh agama, tokoh masyarakat, pemandu wisata Sade, pendangang, trevel agent, wisatawan, dan Dinas Pariwisata yang dipilih melalui snowball sampling technique. Tehnik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi dan FGD. Menguji keabsahan data mengunakan triagulasi membutuhkan waktu yang relatif lama di lokasi penelitian. Analisis data melakukan validasi data mentah melakukan pengkodingan mendiskripsikan tema-tema dan menginterpretasikan teman tersebut. Adapun hasil temuan dalam penelitian ini antara lain: 1) Budaya warisan leluhur masyarakat Dusun Sade dapat dinikmati oleh wisatawan dalam bentuk budaya berwujud (budaya tangible) seperti: Lingkungan wisata Sade sebagai daya tarik wisata, rumah sebagai daya tarik, peralatan rumah sebagai daya tarik, dan budaya tidak berwujud (budaya intangible) seperti: kesenian gendang beleq, kesenian peresehan, kerajinan tangan menenun (nyesek), dan tardisi upacara ngayu-ayu. 2) Kearifan lokal pariwisata tradisional dan kearifan lokal kontenporer merefleksikan dalam pariwisata berkelanjutan, karena landasan dari dua kearifan lokal tersebut selaras dengan landasan pariwisata berkelanjutan yang menyelaraskan aspek lingkungan alam, sosial-budaya, dan ekonomi. 3) Pengelolaan wisata dusun Sade bertujuan untuk melestarikan budaya dan menjaga keseimbangan sosial masyarakat. Tidak bertujuan mendapatkan keuntungan finansial semata. Pendapatan finansial dari pengelolaan wisata dusun Sade didistribusikan pada seluruh masyarakat dusun Sade. Hal tersebut merupakan implementasi dari pandangan hidupnya untuk menjaga warisan budaya. date: 2023-04-10 date_type: published institution: Sekolah Pascasarjana department: Ilmu Pendidikan thesis_type: disertasi referencetext: Ahimsa-Putra, H.S. (2006). Etnosains-Etnotek dan Fenomenologi: Menggali Kearifan Lokal, Menyejahterakan Masyarakat Lokal. Makalah disampaikan dalam Seminar Bulanan diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian UGM di Yogyakarta, November 2006. Ahmimsa-Putra, H.S. (2007). Etnosains, Etnotek dan Etnoart: “Paradigma Fenomenologis untuk Revitalisasi Kearifan Lokal” dalam Kemajuan Terkini riset Universitas Gajah Mada, diedit oleh Jurnal dan Parikesit, D., Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gajah Mada. Ahmad-Putra, H.S. (2009). Paradigma Ilmu Sosial-Budaya: Sebuah Pandangan. Makalah disampaikan pada Kuliah Umum “Paradingma Penelitian Ilmu-Ilmu Humaniora” diselenggarakan oleh Program Studi Linguistik, Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, di Bnadung 7 Desember 2009. Ahmad-Putra, H.S. (2010). Kearifan Lokal dan Pengetahuan Lokal: “Peran dan Strategi Perlindungan”. Makalah disampaikan dalam Kongres Kebudayaan II “ Menggali Modal Kultural Kearifan dan Pengetahuan Lokal Bagi Masa Depan Kal-bar yang lebih baik, diselenggarakan oleh BPSNT Kalimat Barat, Pemda Tk. I dan II, Dinas Budpar Kalimat Barat, Dinas Budpar Kab. Ketapang, di Ketapang Kalimat Barat, Dinas Budpar Kab. Ketapang, di Ketapang Kalimatan Barat. Ahimsa-Putra, H.S. (2011). Kearifan Lokal: Wujud, Cara Mengenali, dan Revitalisasinya. Makalah disampaikan dalam Worshop “Kewenangan Daerah Yogyakarta terhadap Nilai-nilai Kebangsaan” diselengarakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta di Yogyakarta, 20 September 2010. Aini, H. dan Yuliani F (2015). “Strategi Pengembangan Objek Wisata unggulan Hapanasan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rokan Hulu”, dalam Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Politik, No 1, Vol.2, hal 1- 10. Alfin, M. (2013). Potensi Kearifan Lokal dalam Pembentukan Jati Diri dan Karakter Bangsa, dalam Prosiding the 5 h International Conference on Indonesion Studi: “Ethnicity and Globalication” di Yogyakarta pada 13-14 Juni 2013. Azhar, M.A. (2013). “Marginalisasi Masyarakat di Daerah Pariwisata (Studi Kasus di Desa Ungasan Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Bnadung)” dalam Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, No. 2, Vol 4, hal 166- 176. Baiquni, M., dan Susilawardani. (2002). Pembangunan Yang Tidak Berkelanjutan: Refleksi Kritis Pembangunan Indonesia, Yogyakarta: Transmedia Global Wacana. Baiquni, M, 2009, “Belajar dari Pasangan Surut Peradaban Borobudur dan Konsep Pengembangan Pariwisata Borobudur”, dalam Forum Geografi, No. 1,. Vol 23, hal 25-40. Baje, V. (2016). Tour, dalam Encyclopedia of Touresm, yang diedit oleh Jafari, J. dan Xano, H., Switzerland: Springer Reference. 162 Barret, C. (1989). The Concept of Leisure: Idea and Ideal, dalam The Philosophy of Leisure, diedit oleh T. Winnifitrith dan C. Barrett, New York: Palgrave Macmillan. Ben, S.M. (2018). Filsafat Pariwisata: sebuah Kajian Filsafat Praktis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Berger, P.L. & Lucman, T. (1991). The Sosial Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge, London: Penguin Books. Berger, P.L. (1994). Langit Suci: Agama sebagai Realias Sosial, Jakarta: LP3ES. Beger, P.L, & Luckman, T. (2013). Tafsir Sosial Atas Kenyataan. Jakarta: LP3ES. Booth, A (1998). The Indonesian Economy in the Nineteenth and Twentieth Centuries: A History of Missed Opportunities, Londo: Macmillan Press LTD. Brahmanto, E, 2013, Strategi Pengembangan Wisata Gua Pindul Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Sekitar: Studi Kasus pada Objek Wsiata Gua Pindul”, dalam jurnal Khasanah Ilmu, No. 2, Vol 4, hal 43-47. Burke, Peter. (1992). History and Social Theory, Cambridge: Polity Press. Chaiphar, W., Sakolnakorn, T.P.N, Naipinit, A.(2013). “local Wisdom in the Enviromental Management of a Community: Analysis of Local Knowledge in The Pong Village Thailand”, dalam Jurnal of Sustainable Development, No. 8, Vol. 6, hal 16-25. Cheer, J.M, Reeves, K.J. & Laing, J.H. (2013). Tourism and Tradistional Culture: Land Diving in Vanuatu, dalam Annals of Tourism Research, http://dx.doi.org/10.1016/j. annalis 2013.06.005. Chitwan-Saudara dan Pokhara-Ghandruk. (1995), Case Study on the Effects of Tourism on Culture and the Environment Nepal, Bangko: Unisco. Cole, S. (2003). Cultural Tourism, dalam Encyclopedia of Leisure and Outdoor Recreation, diedit oleh M. Jenkins, M. dan Pigram, J.J., London: Routledge. Cole, S, (2007). “Beyond Authenticity and Commodificasion”, dalam Annals of Tourism Research, Vol. 34 No. 4, hal 943-960. Collin, P.H. (2006) Dictionary of Leisure, Travel and Tourism, third edition, London: A & C Black. Creswell, J.W. (2007). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches, second edition, Thousand Oaks: SAGE Publications. Creswell, J.W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, second edition, Thousand Oaks: SAGA Publications. Creswell, J.W. (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di Antara Lima Pendekatan, edisi ketiga, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dinamik, J. & Teguh, F. (2012). Manajemen Destinasi Pariwisata: sebuah Pengantar Ringkas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Denanik, J. (2013). Pariwisata Indonesia Antara Peluang dan Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Denzin, N.K. & Lincon, Y.S. (2009). Handbook of Qualitative Research, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Desa Rembitan, (2019). Profil Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. 163 Dewan Pariwisata Indonesia. (1997). Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kepariwisataan Indonesia dari Masa ke Masa, Yogyakrta: Gajah Mada University Press. Dewi, LKY. (2014). Medeling the Relationships Between Tourism Sustainable Factor in the Tradisional Village Pancasan, dalam Procedia-Sosial and Behavioral Sciences, No. 135, hal 57-63. Dibya, K. (2018). “Pengembangan Pariwisata Berbasis Tri Hita Karana (Studi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Bali”. Dalam jurnal Maha Widya Duta, No. 2, Vol. 2, No. 2, hal 56-63. Djono, Utama, T.P., Subyantoro, S. (2012). “Nilai Kearifan Lokal Rumah Tradisional Jawa” dalam jurnal Humaniora, No 3, Vol. 24, hal. 269-278. Du Cros, H. & McKerche, B. (2015). Cultural Tourism. Second edition. London: Routledge. Edgell, Sr., D.L., Allen, A.D.M., Smith, G., & Swanson, J.R. (2008). Tourism Policy and Planning: Yesterday, Today and Tomorrow, Oxford: Elsevier. Fadlhy, M.Y., Tondobala & Tilaar, S. (2015). “Permasalahan Pengembangan Objek Bersejarah dalam Menunjang Wisata Kota di Ternate dalam spesial, No. 2, Vol. 2, 41-49. Flaherty, M.G. (2012). Fenomenologi dalam Teori Sosial dari Klasik Sampai Postmodern, diedit Tunner, B.S. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Franklin, A. (2003). Tourism: An Introduction, London: Sage Publication. Gali-Espelt, N. (2012). Identifying Cultural Tourism: a Theoretical Methodological Proposal”, dalam Jurnal of Heritage Tourism, No. 1, Vol. 7, 45-58. Giampiccoli, A. dan Kalis, J. H. (2012). Community-Based Tourism and Local Culture: The Case of the ammpondo, dalam PASOS: Revista de Turismo y Patrimonio Cultural, No. 1, Vol. 10, hal 173-188. Ginting, L.A, Patana, P., Rahmawaty. (2013). Penilaian dan Pengembangan Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit, dalam Peronema Forestry Science Journal, No.1, Vol. 2, hal 74-81. Goeldner, C.R. and Ritchie, J.R.B. (2012). Torism: Principles, Practices, Philosophies, New Jersey: John Wiley&Sons, Inc. Gossling, S.,Hall, C.M. & Weaver, DB. (2009) Sustainable Tourism Futures: Perspectives on Systems, Restructuring and Innovation. New York Routledge. Guba, E.G. & Lincoln, Y.S. (2009). Berbagai Paradigma yang Bersaing dalam Penelitian Kualitatif, dalam Handbook of Qualitative Research, diedit Denzin, N.K. & Lincoln, Y.S. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gursoy, D., Chi, C.G., Dyer, P. (2009) Locals Attitudes Toward Mas and Alternative Tourism: The Case of Sunshine Coast, Australia, dalam Journal of Travel Research, No. X, Vol. XX, hal 1-14. Hakiki, KM. (2013). Kesetaraan Gender Orang Pedalaman: Mengungkap Kearifan Lokal Etika Perkawinanan Orang Baduy, dalam Filsafat Etika dan Kearifan Lokal untuk Konstruksi Moral Kebangsaan yang diedit oleh Syamsiyatun, S. & Wafiroh, N., Geneva, Switzerland: Globehetics. Net. Halimi. (2013). Kearifan Lokal dalam Upaya Ketahanan Pangan di Kampung Adat Urug Bogor, Skripsi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah. 164 Harahap, R.H. & Humaizi. (2018). Local Wosdom in Preservation of Lake Toba Ecocyctems (Study on Toba Lake Community in the Village of Silalahi I, Sun District of Silahisabungan, Dairy Regency, North Sumatera Province).dalam IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 126, hal 1-8. Hastuti, E., Julianti, D., Erlanga D., Oswary, T. (2013). Kearifan Lokal Sosial Budaya Masyarakat Minang Pedagang Rantau di Jakarta, dalam Proceeding PESAT, Vo.5, hal 1-7. Herawati, N. (2015). Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Subak Sebgai Bagian Warisan Budaya Dunia UNESCO di Desa Mengesta Kabupaten Tabanan, dalam Jurnal Master Pariwisata, No. 01, vol.02, hal 79- 103. Hermawan, I. (2014). Bangunan Tradisional Kampung Naga: Bentuk Kearifan Warisan Leluhur Masyarakat Sunda, Sosio Didaktika, Vol. 1, No.2., hal 141- 150. Hidayat, D. (2013). Permainan Tradisional dan Kearifan Lokal Kampung Dukuh Garut Selatan Jawa Barat, dalam Jurnal Academica Fisip Untad, No. 02, Vol.05, hal 1057-1070. Howie, F. (2003). Managing Tourist Destination. London: Thomson. Hui, W., Zhaoping, Y., Li, C., Jingjing, Y., Rui, L. (2010). Minnority Community Participation in Tourism: A Case of Kanas Tuva Villages in Xianjing, China, dalam Tourism Management, No. 31, hal 759-764. Hutagalung, M.H. (2008). Persepsi Masyarakat Adat terhadap Pariwisata: Studi Etnografi Pandangan Masyarakat Kampung Naga Terhadap Kegiatan Pariwisata. Jurnal Ilmiah Pariwisata. Vol. 13, No. 3, hal. 174-187. Inskeep, E. (1991). Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Development. New York: Van Nostrand Reinhold. Irmawati, Lituhayu, D., Maesaroh. (2013). Perencanaan Strategi Pengembangan Pariwisata di Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dalam Jornal of Public Policy and Management Review, No. 1, No. 2., hal 1-9. Iskandar, J. (2009). Ekologi Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan. Bandung: Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Padjadjaran. Jafari, J. & Xiao, H. (eds). (2016). Encyclopedia of Tourism, Switzerland: Springer Reference. Jenkins, M. & Schroder, R. (eds), (2013). Sustainability in Tourism: A Multidisciplinary Apparoach, Wiesbaden: Springer Gabler. Junianingsih, I., Hakim, L., Harabah, N. (2014). Local Wisdom of Smoked Fish Processing as Tourism and Development Studes, No. 3, Vol. 2, hal 86-94. Jupir, M.M. (2013). Implementasi Kebijakan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal (Studi di Kabupaten Manggarai Barat), dalam Journal of Indonesian Tourism and Development studies, No. 1, Vol.1, hal. 28-37. Kaewkhunok, S. (2018). The Commodification of Culture: Bhutan’s Tourism in Globalisation Context, dalam Thammasat Review, 21 (1), hal. 152-164. Karim, A. (2008). Kapitalisasi Pariwisata dan Marginalisasi Masyarakat Lokal di Lombok, Yogyakarta: Genta Press. Kartawinata, A.M. (2011). Pengantar Editor Merentas Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi dan Tantangan Pelestarian, dalam Kearifan Lokal di Tengah 165 Modernisasi, diedit oleh Makmur, A. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Keraf, S. (2002). Etika Lingkungan. Jakarta: Kompas. Kirtsoglou, E. & Theodossopoulos, D. (2004). They are Taking Our Culture Away: Tourism and Culture Commodification in the Garifuna Community of Roatan dalam Critique of Anthropology, Vol.24 (2), hal. 135-157. Koddeng, B, Latief, S., Fajar, S. (2012). Pengembangan Kawasan Wisata Taman Purbakala Batu Pake Gojeng Kabupaten Sinjai: Upaya Menunjung Pengembangan Pariwisata Daerah, dalam Prosiding Penelitian Fakultas Terbaik, Vol. 6 Desember. Koentjaraningrat. (1985). Metode Wawancara, dalam Metode-metode Penelitian Masyarakat, diedit oleh Koentjaraningrat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Koengprasertamon, K. (2007). Local Wisdom, Environmental Protection, and Community Development: The Clam Farmers in Tambon Bnagkhunsai, Phetechaburi Province, Thailand, dalam Manusay: Journal of Humanities, No. 10, Vol. 1, hal 1-10. Kristianjaya, O., Suryaningsih, M., Mustam, M. (2014). Pengembangan Wisata Benteng Portugis sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Jepara, dalam Journal of Publik Policy. Kusumah, S.D. (2011). Inisiatif Perempuan dalam Menentukan Pasangan Hidup, dalam Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi, diedit oleh Makmur, A. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Laksono, A.N, & Mussadun. (2014). Dampak Aktivitas Ekowisata di Pulau Karimunjawa Berdasarkan Persepsi Masyarakat, dalam Jurnal Teknik PWK, Vol. 3, No.2, hal. 261-273. Limbong, F & Soetomo, S. (2014). Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Lingkungan Taman Nasional Karimunjawa, dalam Jurnal Ruang, Vol. 2, No. 1, hal. 351-360. Lohmann, G. & Netto, P. (2017). Tourism Theory: Concepts, Medels and Systems, Oxfordshire:CABI. Lopez-Guzman, T., Sanchez-Canizare, S., Pavon, V. (2011). Community-Based Tourism in Developing Countries: A Case Study, dalam Tourismos: An International Multidisciplinary Journal of Tourism, No. 1, Vol. 6, hal. 69-84. MacCannell, D. (1999). The Tourist: A New Theory of the Leisure Class, Berkeley: University of California Press. Makmur, A.(ed). (2011). Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Martha, D., Yuningsih, T., & Djuniarti, T. (2013). Strategi Pengembangan Situs Purbakala Patiayam sebagai Aset Pariwisata Kabupaten Kudus, dalam Journal of Public Policy and Management Review, No. 2, Vol.2. Mastika, I.K. (2018). Pengembangan Ekowisata Berwawasan Kearifan Lokal di Wilayah Eks Karesidenan Besuki, Jawa Timur, dalam JUMPA, No. 2, Vol. 4, hal. 240-252. Mathieson. A. & Wall, G. (1982). Tourism: Economic, Physical and Social Impact. New York: Longman Inc. 166 Mbaiwan, J.E. (2011). Cultural Commodification and Tourism: The Goo-Moreni Community, Central Batswana, dalam Tijdschrift voor Economische en Sociale Geografie, Vol.103, No. 3, hal. 290-301. McCabe, S. (2009). Who is a Tourist?: Conceptual and Theoretical Developments, dalam Philosophical Issues in Tourism, diedit oleh J. Tribe, Bristol: Channel View Publications. McKercher, B. & Du Cross, H. (2002). Cultural Tourism: The Partnership between Tourism and Cultural Heritage Management. Binghanton NY: Haworth Press, Inc. Medik, S. (2003). Dictionary of Travel, Tourism and Hospitality, third edition. Oxford: Butterworth Heinemann. Michael, M. (2009). Westernizing The Third Word: The Eurocentricity of Economic Development Theories, second edition. London: Routledge. Milas, M. B., Huberman, A.M., Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook, edition 3, Los Angeles: SAGE. Mowfortf, M. & Munt, I. (2016). Tourism and Sustainability: Development, Globalization and New Tourism in the Third Word. Fourth edition. London: Routledge. Munawar, U., Saepulrahman, I., Sutusna, J., Rukman. (2014). Neglasari: Sejarah Pemerintahan dan Dinamika Perkembangannya, Neglasari, Tasikmalaya: Tanpa Penerbit. Murti, H.C., Sujali. (2013). Persepsi Wisatawan terhadap Pengembangan Objek Wisata Batang Dolphin Center, dalam Jurnal Bumi Indonesia, No. 2, Vol. 2, hal. 260-267. Muzha, V.k. (2013). Pengembangan Agrowisata dengan Pendekatan Community Based Tourism Activity, dalam Jurnal Administrasi Publik (JAP), No. 3, Vol. 1, hal. 135-141. Nasruddin. (2011). Pataroni: Sang Pemburu Ikan Terbang, dalam Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi, diedit oleh Makmur, A. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Nawatnatee, T.., Suvachart, N. ( 2014). Local Wisdom to Creative Cultural Tourism Activity, dalam Journal of Tourism and Hospitality Management, No. 2, Vol.2, hal. 77-84. Praniti, D.L., Widowati, N., & Subowo, A. (2015). Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Semarang (Studi Kasus Peningkatan Objek Wisata Taman Margasatwa Semarang), dalam Journal of Public Policy and Management Revie, No. 2, Vol.4. Prayogi, P.A. (2011). Dampak Perkembangan Pariwisata di Objek Wisata Penglipura, dalam Jurnal Perhotelan dan Pariwisata. (agustus, Vol.1, No. 1, hal. 64-79. Purnomo, B. (2013). Revitalisasi Unggah-Ungguh untuk Peningkatan Layanan Wisata di Jawa Tengah: Kajian Komunikasi Interpersonal. Berbasis Kearifan Lokal, dalam Proseseding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (Semantik 2013) di Semarang 16 November 2013, hal 422-429. 167 Putra, A. M. (2013). Peranan Desa Adat Sangeh dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Sangeh, Kabupaten Bandung , dalam Jurnal Perhotelan dan Pariwisata, No.1, Vol.3, hal 10-23. Rabie, M. (2016). A Theory of Sustainable Sociocultural and Economic Development, Hampshire: Palagrave Macmillan. Ramadhan, IR, Djono, Suryani, N. (2018), “Lokal Wisdom of Kasepuhan Ciptagelar: The Development of Social Solidarity in the Era Globalization, dalam International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, No. 3, Vol. 5, hal. 35-42. Rapport, N. & Overing, J. (2003). Social and Cultural Antrapology: Key Concepts. London: Routledge. Ratna, N.K. (2010). Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniaora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Raodatul Hasanah (2019). Kearifan Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Desa Kabupaten Lombok Tengah. DESKOVI: Art Desingn Journal, Volume 2, Nomor 1, Juni, hal 45-52. Renjaan, M.J., Purnaweni, H., Anggoro, DD. (2013). Studi Kearifan Lokal Sasi Kepala pada Masyarakat Adat di Desa NgilngofKabupaten Maluku Tenggara, York: John Wiley & Sond, Inc. Robinson, P. (ed). (2012). Tourism: The Key Concepts. London: Routledge. Rodwell, D. (2007) . Cencervation and Sustainbility in Historic Cities, Oxford: Blackwell Publishing. Rostow, W.W. (1960). The Stages of Economic Growth, Cambridge: The Cambridge University Press. Santosa, E.D. (2007). Conservation and Sustainability in Historic Cities, Oxford: Blackwell Publishing. Rostow, W.W. (1960). The Stages of Economic Grawth, Cambridge: The Cambridge University Press. Santosa, E.D.A.L., Shaleh, C, Hadi, M. (2015). Pengembangan Objek Pariwisata Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Ekonomi Lokal (Studi Kasus Objek Wisata Banyu Biru di Kabupaten Pasuruan), dalam Jurnal Administrasi Publik, No.1, Vol. 3, hal. 89-95. Sari, N.P.R. & Dalem, A.A. G.R. (2012). Evaluasi Penerapan Pariwisata Berwawasan Lingkungan dan Budaya Berdasarkan Nilai-Nilai Tri Hita Karana di Fivelements (Puri Ahimsa), Mambal, Bandung, Bali, dalam Jurnal Bumi Lestari, No. Vol. 12, hal 157-161. Saringendiyanti, E., Yuniadi, A., & Adyawardhina. R. (2008). Kampung Naga Tasikmalaya dalam Mitologi: Upaya Memaknai Warisan Budaya Sunda, Laporan Penelitian, Bandung: Fakultas Sastra Universitas Pedjadjaran. Sartini. (2004). Mengali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati dalam Jurnal Filsafat, No. 2, Vol. 37, hal, 111-120. Schawn, A. (2018). Ecological Wisdom: Reclaiming the Cultural Landscape of the Okanagan Valley, dalam Journal of Urban Management, https://doi.org/10/1016/j.jum.2018.05.004,hal. 1-9. 168 Schipani, S, (2008). Impact: The Effects of Tourism on Culture and the Environment in Asia and the Pacific: Alleviating Poverty and Protecting Cultural and Natural Heritage through Community-Based Eco-tourism in Lung Namtha, Lao PDR, Bankok: Unesco. Scott, J.C. (1976). The Moral Economy of the Peasant: Rebellion and Subsistence in Southeast Asia, New Haven: Yale University Press. Scott, J.C. (1994). Moral Ekonomi Petani: Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES Sharpley, R. (2000). Tourism and Sustainable Development: Exploring the Theoretical Divide, dalam Journal of Sustainable Tourism, No.1, Vol.8, hal. 1- 19. Sharpley, R. (2015). Tourism: A Vehicle for Develepment?, dalam Tourism and Development: Concepts and Issues, diedit oleh R. Sharpley dan D.J. Telfer, Bristol: Channel View Publications. Singsomboon, T. (2014).Tourism Promotion and The Use Local Wisdom Through Creative Tourism and Applied Sciences, No.2., Vol.2, hal. 32-37. Soetomo. (2009). Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Solossa, A.H, Soemarno, Sastrahidayat, I.K., Hakim, L. (2013). Lokal Community Perception on the Sustainable Uses of Ayamaru Lake, West Papua Indonesia, dalam IOSR Journal of Humanities and Social Science, Vol.14, hal. 36-42. Spillane, J.J. (1987). Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, Yogyakarta: Kanisius. Spindler, E.A. (2013). The History of Sustainability The Origins and Effects of a Popular Concept”, dalam Sustainability in Tourism: A Multidisciplinary Approach, diedit oleh Ian Jenkins dan Roland Schroder. Wiesbaden: Springer Gabler, halll. 9-31. Stavenhagen, R. (1990). The Ethnic Question:Conflicts, Development and Human Right. Tokyo: The United National University Press. Subadra, LN. dan Nadra N.M. (2006). Kampung Naga Mempertahankan Tradisi, Bandung: Kiblat Buku Utama. Sukandi, Sutama, Sanjaya. (2013). Pengembangan Potensi Pariwisata Spiritual Berbasis Masyarakat Lokal di Bali dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, No.1, Vol. 2, hal 150-157. Sukerada, I.K, Sutjipta, I.N., Stiawan AP, LG. (2013). Penerapan Tri Hita Karana terhadap Kawasan Agrowisata Buyan dan Tamblingan di Desa Pancasari, Kencamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, dalam Jurnal Manajemen Agribisnis, No. 2, Vol, hal. 43-52. Sukisno. (2013). Mekanisme Alternatif Penyelesian Konflik dalam Program Penataan Obyek Wisata Pantai Parangkritis Kabupaten Bnatul, Tesis Program Studi Kependudukan, Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Sulistiono, B (1997). Laporan Penelitian Nilai-Nilai Budaya Masyarakat di Kampung Naga. Jakart: IAIN Syarif Hidayatullah. 169 Sumadi, K., Ardika, I.W., Ratna, I.N.K. Mariyah E. (2010). Cultural Capital as Tourism Development Basis in Tradisional Village of Kuta, dalam E-Journal of Cultural Studies No.2, Vol.4, hal 1-9. Sunaryo, B. (2013). Kebijakan Pembangunan Irigasi Mempertahankan Kearifan Lokal, dalam Media Komunikasi Terbaik Sipil, No. 3., Vol.16., hal. 269-278. Supardi. (2008). Model Pengelolaan Irigasi Mempertahankan Kearifan Lokal dalam Media Komunikasi Tehnik sipil, No. 3., Vol.16., hal 269-278. Suparmini, Setyawati, S., & Sumunar, D.R.S. (2013). Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy Berbasis Kearifan Lokal, dalam Jurnal Penelitian Humaniora, No.1, Vol.18, hal. 8-22. Sutarya, O. (2005). Kearifan Lokal dan Pelestarian Lingkungan Hidup di Kampung Naga Tasikmalaya, Tesis. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Lingkungan Kelompok Bidang Antar Bidang Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Madah. Suwarningdyah. (2011). Seudati Sebagai Media Interaksi Sosial Masyarakat Aceh, dalam Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi, diedit oleh Makmur, A. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Suwena, I.K. & Widyatmaja, I.G.N. (2010). Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Dempasar: Udayana University Press. Swarbrooke, J. (2002). The Development and Management of Visitor Attractions, second edition, Oxford: Butterworth-Heinemann. Tamaratika, F. & Rosyidie, A. (2017). Inkorporasi Kearifan Lokal dalam Pengembangan Kawasan Pariwisata di Lingkungan Pantai, dalam Jurnal Sosioteknologi, No. 1, Vol. 16, hal. 125-133. Telfer, D.J. dan Sharpley, R. (2008). Tourism and Development in the Developing World. London: Routledge. Thalia, Z., Warto, Sugiyarti, R., 2011, Pengembangan Wisata Budaya Berbasis Wisata Ziarah sebagai Wisata Minat Khusus di Kabupaten Karanganyar, dalam Jurnal Penelitian Humaniora, No. 1., Vol.28, hal. 47-99. Theerapappisit, P. (2003). Mekong Tourism Development: Capital or Social Mobilization, dalam Tourism Recreation Research, No.1, Vol. 28, hal. 47-99. Theobald, W.F. (ed). (2005). Global Tourism Third edition, Oxford: Elsevier. Theobald, W.F. (2005). The Meaning, Scope, and Measurement of Travel and Tourism, dalam Global Tourism, diedit oleh W.F. Theobald, Oxford: Elserver. Travesi, C. (2017). The Politics of Knowledge as a Tourist Attraction, dalam Annals of Tourism Research, No. 66, hal. 130-139. Tribe, J. (ed). (2009) Philosophical Issues in Tourism, Bristol: Channel View Publications. Turner, B.S. (ed). (2012). Teori Sosial: dari Klasik Sampai Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Vickers, A. (2013). A History of Modern Indonesia,second edition, Cambridge: Elservier Butterworth-Heinemann. Vitasuarya, V.R. (2016). Lokal Wisdom for Sustanble Development of Rural Tourism, Case on Kalibiru and Lopati Village, Province of daerah Istimewa Yogyakarta, dalam Procedia-Social and Behavioral Sciences, No. 216, hal. 97- 108. 170 Weaver, D. (2006). Sustainable Case on Kalibiru and Lopati Village, Province of Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam Procedia-Sosial and Behavioral Sciences, No. 216, hal. 97-108. Widiyanto, S. (Penyunting). (1995). Sistem Keyakinan pada Masyarakat Kampung Naga dalam Mengelola Lingkungan Hidup (Studi tentang Pantangan dan Larangan). Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Direktorat Sejarah dan Nilai- Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan. Wikantiyoso, R. & Tutuko, P. (ed). (2009). Kearifan Lokal dalam Perencanaan dan Perancangan Kota: Untuk Mewujudkan Arsitektur Kota yang Berkelanjutan. Malang: Group Konservasi Arsitektur & Kota. Willis, K. (2005). Theories and Practices of Development. London: Routledge. Winnifrith, T., Dan Barret, C. (1989). The Philosophy of Leisure, New York: Palgrave Macmillan. Wiweka, K. (2014). Analisis Konsep Tri Hita Karna Pada Daya tarik Warisan Budaya: Studi Kasus Puri Agung Karangasem, Bali, dalam JUMPA, No. 01, Vol o1, hal. 139-160. Ying, T. & Zhou, Y. (2007). Community, Govermments and External Capitals in China’s Rural Cultural Tourism: A Comparative Study of Two Adjacent Villages, dalam Tourism Management, No. 28, hal. 96-107. Yoeti, O.A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata,. Bandung: Angkasa. Yoeti, O.A. (2016). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka. Yudasuara, IK. (2015). Pengelolaan Daya Tarik Wisata Berbasis Masyarakat di Desa Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Bandung, dalam Jumpa, No.1, Vol.2, hal.132-149. Van Zanden, JL. Dan Marks, D. (2012), An Economic History of Indonesia 1800- 2012. London: Routlegge. Zurick, D.N. (1992). Adventure Travel and Sustainable Tourism in the Peripheral Economy of Nepal, dalam Annals of the Association of American Geographer, Vol. 82, No.4, hal. 608-628. https://bulir.id/pendidikan-berbasis-kearifan-lokal-strategi-menyambut-pariwisata- super-premium, 5/06/2022) citation: Muaini, Muaini and Zamroni, Zamroni (2023) Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dalam Menghadapi Perkembangan Pariwisata di Desa Sade Lombok Tengah. S3 thesis, Sekolah Pascasarjana. document_url: http://eprints.uny.ac.id/79328/1/disertasi-muaini-15703261032.pdf