%L UNY76372 %X Selama ini penundaan mengerjakan tugas banyak dikaitkan dengan tuntutan diri untuk mencapai standar yang terlalu tinggi. Konsep menuntut diri untuk mencapai standar performa yang tinggi ini merupakan bagian dari konstruk self-criticism, bersama dengan ekspresi membenci diri ketika standar performa tersebut tidak terpenuhi. Penelitian ini mencoba mengkaji hubungan antara aspek yang dimiliki self-criticism dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan data kuantitatif dilakukan dengan accidental sampling pada 408 mahasiswa aktif dari berbagai perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Variabel prokrastinasi akademik diukur menggunakan adaptasi Tuckman Procrastinastion Scale (α=0,800) dan variabel self-criticism diukur dengan Self-criticism Scale (α=0,920). Hasil data diolah dengan analisis korelasi Pearson Product Moment menggunakan IBM SPSS Statistics 25. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antar kedua variabel dengan koefisien determinasi sebesar 0,518. Aspek ekspresi kebencian dan penghinaan terhadap diri sendiri ketika standar tinggi tidak terpenuhi memberikan kontribusi yang lebih dominan terhadap prokrastinasi akademik (28,6%), dibandingkan aspek menuntut diri untuk mencapai standar tinggi (1,8%). Hal ini mengindikasikan pentingnya membangun persepsi yang positif terhadap kapasitas diri supaya ekspresi kebencian terhadap hasil performa diri dapat diminimalisir, sehingga tendensi mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik turut berkurang. Kata Kunci: Self-criticism, Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa %A Arummayang Nuansa Ainurrizki %D 2023 %I Universitas Negeri Yogyakarta %T SELF-CRITICISM DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA