%0 Thesis %9 S2 %A MIFTAKHUDDIN, MIFTAKHUDDIN %A Universitas Negeri Yogyakarta, %B Pendidikan Dasar %D 2021 %F UNY:75460 %I Fakultas Ilmu Pendidikan %K model pengajaran, sistem among, SD Tamansiswa %T MODEL PENGAJARAN SISTEM AMONG DI SEKOLAH DASAR PERGURUAN TAMANSISWA YOGYAKARTA %U http://eprints.uny.ac.id/75460/ %X Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan alasan-alasan yang melatarbelakangi model pengajaran sistem among dapat menarik partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SD Tamansiswa, dan 2) mendeskripsikan implementasi model pengajaran sistem among sehingga dapat menarik partisipasi masyarakat. Penelitian kualitatif ini menggunakan desain studi kasus, yang dilaksanakan di SD Tamanmuda Jetis dan SD Tamanmuda Ibupawiyatan. Subjek dalam penelitian ini adalah guru/pamong (9 dari SD Tamanmuda Jetis, dan 7 dari SD Tamansiswa Ibupawiyatan), kepala sekolah dari masing-masing sekolah, siswa (5 dari SD Tamanmuda Jetis, dan 8 dari SD Tamanmuda Ibupawiyatan), wali murid (2 dari SD Tamanmuda Ibupawiyatan, dan 1 dari SD Tamanmuda Jetis), dan dokumen yang relevan. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, dokumentasi, dan catatan anekdot. Instrumen yang dipergunakan divalidasi menggunakan teknik content validity, yang merujuk kepada penilaian ahli. Data yang terkumpul dianalisis mengikuti langkah-langkah analisis data kualitatif yang dikemukakan Miles, Huberman, & Saldana, yang meliputi: data condensation, data display, dan conclusion drawing. Hasil penelitian mengungkapkan adanya enam faktor yang melatarbelakangi model pengajaran sistem among dapat menarik partisipasi masyarakat, yaitu: 1) memfasilitasi penyelesaian masalah psikologis/kepribadian anak yang belum atau tidak teratasi oleh orang tua, 2) mempromosikan iklim sosial GESI, 3) mampu beradaptasi dengan tren kependidikan saat ini, 4) mempertahankan ide KHD tentang “pemerataan pendidikan daripada peninggian pendidikan”, 5) memprioritaskan budi pekerti daripada pengetahuan akademik, dan 6) guru menanggungjawabi perannya sebagai pamong. Selama menyelenggarakan pembelajaran menggunakan sistem among, guru/pamong mentaati batasan-batasan normatif dan prinsipil, yang meliputi: a) menghargai kodrat alamiah anak, b) membangun dan mempertahankan inklusi sosial, c) memanfaatkan apapun potensi anak agar berkembang dengan setinggi-tingginya, d) menggunakan paradigma humanisme-konstruktivisme (menghindari pola-pola behavioristik), e) menjalin hubungan pertemanan dengan siswa berdasarkan tata krama/sopan santun, f) memprioritaskan pembentukan budi pekerti dan pemenuhan hak anak memperoleh layanan pendidikan secara layak, dan g) mengawasi anak dalam menggunakan kebebasannya. Berdasarkan temuan tersebut, saran ditujukan kepada guru dan pengelola sekolah untuk menata ulang tingkatan prioritas pendidikan, membangun iklim sosial yang inklusif dan partisipatif, membangun hubungan kekeluargaan (kinship) dengan siswa, dan menggunakan paradigma humanisme-konstruktivisme dalam pembinaan anak.