%L UNY74674 %A Hana Mauludea %A Ajat Sudrajat %X Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menggali dan mengkaji secara mendalam: pemikiran pembaruanpendidikan Islam Muhammad Basiuni Imran di Sambas Kalimantan Barat tahun 1885-1976. Muhammad Basiuni Imran merupakan tokoh agama yang memiliki ketertarikan dengan dunia pendidikan, adanya keinginan untuk memajukan pendidikan Islam di Sambas yang kemudian melahirkan pemikiran pembaruan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemikiran pembaruan, mengidentifikasi corak pemikiran dan menganalisis relevansi pemikiran pembaruan pendidikan Islam Muhammad Basiuni Imran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode historis dan metode penelitian menggunakan Teknik analisis konten. Pengambilan data dilakukan melalui studi dokumen dan wawancara. Studi dokumen dilakukan dengan mengumpulkan karya tulis Muhammad Basiuni Imran dan surat-surat yang berhubungan dengan pendidikan dan tokoh Muhammad Basiuni Imran. Wawancara dilakukan sebagai upaya memperdalam data yang akan diambil, melalui wawancara kepada anak, murid, dan peneliti yang mendalami tentang Muhammad Basiuni Imran. Analisis data menggunakan analisis sejarah dengan pendekatan situasional dari Jr. Berkhofer, yaitu: aktor, intepretasi situasi, dan tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Muhammad Basiuni Imran memiliki pemikiran pembaharuan Pendidikan Islam Muhammad Basiuni Imran di Sambas merupakan konsep revivalis-reformis pembaruan yang menginginkan penggabungan dua kebudayaan yakni Islam dan Barat. Artinya, pembaruan ini tetap menginginkan sesuatu yang baru dengan tidak meninggalkan tradisi lama atau tetap berpegang teguh kepada wacana keislaman (Islam rasional). Corak Pemikiran Pembaruan Pendidikan Islam Muhammad Basiuni Imran mengembangkan corak neo-modernis. Corak pemikiran neo modernis yang dianut Muhammad Basiuni Imran ditujukan kepada pemurnian ajaran Islam (puritanisasi, tajdid), mengembangkan (modernisasi, ishlah) institusinya, dan pengembangan kehidupan keduniaan Islam Sambas. Menyesuaikan keadaan lingkungan sosial masyarakat secara rill sering juga dikatakan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran dengan metode kontekstual hingga saat ini dianggap sangat efektif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang kontekstual akan tetap relevan meski berganti kurikulum. %K Muhammad Basiuni Imran, pemikiran pembaruan, pendidikan Islam %T Pemikiran Pembaruan Pendidikan Islam Muhammad Basiuni Imran di Sambas Kalimantan Barat Tahun 1885-1976. %D 2022 %I Program Pascasarjana