%L UNY73408 %A Dewi Febriani %X Resiliensi dimaknai sebagai kemampuan untuk bangkit kembali dari pengalaman negatif sehingga individu memiliki kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif. Resiliensi mampu menurunkan trauma yang dialami individu dan berdampak pada kesejahteraan psikologis. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dinamika terbentuknya resiliensi masyarakat korban gempa 2018 di Lombok Utara Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penentuan subyek dalam penelitian ini dengan teknik purposive sebanyak 6 orang masyarakat Lombok Utara yang terdampak gempa bumi Lombok 2018. Data diperoleh melalui wawancara mendalam serta dianalisis dari transkrip wawancara dan diuji keabsahannya melalui validitas internal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Lombok Utara memiliki 6 aspek resiliensi yang dominan yaitu pengaturan emosi, kerelaan diri, empati, optimis, keyakinan diri dan pencapaian positif. Dinamika terbentuknya resiliensi pada masyarakat Lombok Utara tidak bisa berdiri secara parsial. Namun aspek- aspek tersebut saling terintegrasikan dengan faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi terbentuknya resiliensi itu sendiri. Dinamika terbentuknya resiliensi dapat diukur melalui perubahan yang terlihat pada tahap- tahap yang dilalui masyarakat Lombok Utara. Mulai masa saat gempa (ketakutan, kesedihan, kepanikan, trauma), kemudian masa pemulihan dan pembangunan (berperasangka baik, bersyukur, membuka diri, memperbaiki hubungan sosial dan kegigihan untuk bangkit), terakhir masa pasca gempa (keyakinan diri semakin kuat, interaksi sosial yang baik, perasaan takut mulai tidak terasa dan semangat untuk terus membangun tempat tinggal). %K resilience, earthquakes, people of North Lombok %D 2022 %I Fakultas Ilmu Pendidikan %T RESILIENSI MASYARAKAT KORBAN GEMPA 2018 DI LOMBOK UTARA NUSA TENGGARA BARAT