%0 Thesis %9 S2 %A Dewi, Diyah Kartika %A Marzuki, Marzuki %B Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan %D 2020 %F UNY:72393 %I Program Pascasarjana %K toleransi, kebinekaan, budaya kewargaan %T Penanaman Toleransi dan Kebinekaan sebagai Penguatan Budaya Kewargaan Siswa SMA Taruna Nusantara. %U http://eprints.uny.ac.id/72393/ %X Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan proses penanaman toleransi dan kebinekaan sebagai penguatan budaya kewargaan siswa SMA Taruna Nusantara; (2) menganalisis peran guru dan pelatih pada penanaman toleransi dan kebinekaan sebagai penguatan budaya kewargaan siswa SMA Taruna Nusantara; (3) mengidentifikasi hambatan yang dihadapi guru dan pelatih pada penanaman toleransi dan kebinekaan sebagai penguatan budaya kewargaan siswa SMA Taruna Nusantara; dan (4) menganalisis upaya-upaya mengatasi hambatan yang dilakukan guru dan pelatih pada penanaman toleransi dan kebinekaan sebagai penguatan budaya kewargaan siswa SMA Taruna Nusantara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Penentuan subjek menggunakan teknik purposive. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik interaktif model Miles dan Huberman dengan langkah- langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan simpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) proses penanaman toleransi dan kebinekaan sebagai penguatan budaya kewargaan dilakukan dengan pendekatan tolerance and diversity knowing, tolerance and diversity feeling, dan moral action sebagai wujud living harmony; (2) peran guru dan pelatih pada proses penanaman toleransi dan kebinekaan antara lain dengan sikap keteladanan, kegiatan rutin/pengondisian, dan kegiatan spontan; (3) hambatan yang ditemui pada saat proses penanaman toleransi dan kebinekaan berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kurang pemahaman terhadap perbedaan, kurang peduli keberadaan teman dan lingkungan, adanya pelanggaran siswa, masih terlihat interaksi kelompok-kelompok atau pilih-pilih teman. Faktor eksternal yaitu tidak semua kegiatan mandiri di sore hari mendapat pemantauan dari pamong dan pelatih; dan (4) upaya-upaya mengatasi hambatan dengan menggunakan teguran yang bersifat edukatif, penanaman pengertian adanya perbedaan, upaya ekstra pendekatan, pemberian motivasi, membagi tugas ke dalam kelompok-kelompok secara acak, dan menambah kekuatan dalam pemantauan kegiatan siswa.