TY - THES N2 - Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui sejarah dan profil pondok pesantren di bawah kepemimpinan tuan guru, (2) menghasilkan model kepemimpinan tuan guru, (3) menemukan model kepemimpinan tuan guru yang efektif, dan (4) menemukan model manajemen ketenagaan SDM yang efektif diterapkan di pondok pesantren di bawah kepemimpinan tuan guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologis. Tempat penelitian adalah: Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor, Pondok Pesantren Maraqitta?limat,dan Pondok Pesantren Darul Kamal. Subjek penelitian adalah tuan guru, kepala sekolah, guru di lingkungan pondok pesantren, dan warga pondok pesantren. Sumber data penelitian adalah pelaku, konsep, tempat, dan pelaksanaan seluruh kegiatan pondok pesantren di bawah kepemimpinan tuan guru. Informan kunci adalah tuan guru, kepala madrasah/sekolah, guru, warga pondok pesantren. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles, Huberman & Saldana. (2014). Keabsahan data dilakukan dengan kriteria kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Hasil penelitian adalah: (1) Sejarah berdirinya pondok pesantren di bawah kepemimpinan tuan guru mengalami hambatan pada awal pendirian pondok pesantren dari setiap tokoh agama karena kehadiran tuan guru membuat pengaruh mereka menjadi redup di jama?ah dan masyarakat. Hambatan tersebut dengan cepat dapat diatasi oleh tuan guru dengan pendekatan kekeluargaan dan keagamaan. Dukungan yang besar dari masyarakat dan jama?ahnya kepada tuan guru berupa pendanaan dan bantuan fisik sehingga seluruh rencana pendirian pondok pesantren dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kontribusi tuan guru dalam mendirikan pondok pesantren dan lembaga pendidikan bagi masyarakat dibagi menjadi dua yaitu kontribusi pembiayaan dan kontribusi pemikiran. (2) Model kepemimpinan tuan guru tampak pada model kepemimpinan yang kolektif, religius/spiritual, kharismatik dan demokratis. Hal ini bermakna bahwa pada individu tuan guru yang tidak saja menjadi pimpinan pada pondok pesantren melainkan juga menjadi pimpinan pada kegiatan keagamaan. Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, tuan guru bersifat lebih fleksibel disesuaikan dengan kondisi yang ada serta dilakukan secara bijaksana dan bersama-sama dengan seluruh pihak yang memiliki kaitan dengan pondok pesantren dan tuan guru. (3) Kepemimpinan tuan guru dikatakan efektif karena menggunakan pendekatan keagamaaan, melakukan perubahan terus-menerus, dan menciptakan kondisi pondok pesantren yang kondusif. Dengan pendekatan keagamaan, tuan guru mampu membuat bawahan dan jamaahnya memiliki keyakinan dan ketaatan kepada pemimpinnya. Model kepemimpinan tuan guru saat ini sudah jauh berbeda dengan kepemimpinan pada saat baru mendirikan pondok pesanren yang dapat dilihat mulai dari model pembelajaran, asrama santri, ruang belajar, masjid ponpes, dewan guru, konsep manajemen pondok pesantren yang dikelola secara bersama- sama, dan pondok pesantren saat ini lebih terbuka. Dengan perubahan terus-menerus menjadikan pondok pesantren mampu mengikuti perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan tampak dari sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pondok pesantren sudah dilengkapi dengan perlengkapan teknologi seperti jaringan internet, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, cctv, dan perlengkapan teknologi lainnya yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar santri, selain itu dewan guru yang dimiliki oleh pondok pesantren sudah banyak yang bergelar S2 dan S3, terjadi inovasi pembelajaran, keuangan pondok pesantren, kelembagaan, pengembangan sumberdaya manusia, dan pemberdayaan warga masyarakat dan pondok pesantren. (4) Model manajemen ketenagaan dan mengembangan sumberdaya manusia yang dilaksanakan dari penempatan, pemberdayaan dan pengembangan. Penempatan ketenagaan SDM dilakukan dengan memperhatikan latar belakang pendidikan, rasio kebutuhan guru dan jam mengajar yang dilakukan setiap awal tahun pelajaran pada kegiatan rapat yayasan dan lembaga pendidikan. Pemberdayaan ketenagaan dilaksanakan dengan baik karena keunggulan kompetensi mereka serta adanya kesempatan yang diberikan oleh tuan guru. Pengembangan ketenagaan berjalan dengan baik berupa pelibatan SDM dalam kegiatan akademik seperti seminar, workshop dan kegiatan non akademik di pondok pesantren maupun di eksternal pondok pesantren, kesempatan studi lanjut, bantuan biaya, dan mencarikan peluang beasiswa. Y1 - 2020/12/10/ PB - Program Pascasarjana A1 - Makki, Muhammad A1 - Suyanto, Suyanto TI - Model Kepemimpinan Tuan Guru di Pondok Pesantren Kabupaten Lombok Timur NTB. AV - restricted KW - Model kepemimpinan KW - Tuan Guru KW - di Pondok Pesantren Kabupaten Lombok Timur NTB. ID - UNY70344 M1 - disertasi UR - http://eprints.uny.ac.id/70344/ ER -