eprintid: 70237 rev_number: 8 eprint_status: archive userid: 1290 dir: disk0/00/07/02/37 datestamp: 2021-03-22 02:52:18 lastmod: 2021-03-22 02:52:18 status_changed: 2021-03-22 02:52:18 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Ramadhan, Syahrul creators_name: Munadi, Sudji title: Pengembangan Model Pelatihan Penyusunan Soal Level HOTS bagi Guru Fisika. ispublished: pub subjects: D0 divisions: pps_lit_evazdik full_text_status: public keywords: guru fisika, higher order thinking skills, model pelatihan abstract: Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk: (1) menggali kualitas soal buatan guru fisika di Kabupaten Bima, (2) membuat desain model pelatihan penyusunan soal level Higher Order Thinking Skill (HOTS) Fisika, (3) menngungkapkan hasil evaluasi terhadap model pelatihan penyusunan soal level HOTS Fisika yang dikembangkan. Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model ADDIE. Pengujiannya meliputi empat tahap uji, yaitu telaah pakar (validitas isi), uji keterbacaan, uji coba, dan uji coba diperluas. Pada uji coba terbatas terdapat 16 guru fisika yang terlibat dan untuk uji diperluas terdapat 37 orang guru fisika sebagai responden. Pengumpulan data terkait kualitas dan keefektifan model pelatihan menggunakan lembar observasi dan angket. Teknik dan instrumen disesuaikan dengan tahap uji yang dilakukan. Telaah pakar menggunakan formula Aiken, uji keterbacaan menggunakan statistik deskriptif, dan uji coba terbatas serta uji coba diperluas menggunakan analisis deskriptif, exploratory factor analysis, analisis model Rasch, dan uji beda. Kesimpulan dari studi ini adalah sebagai berikut. (1) Kemampuan guru dalam menyusun soal ujian akhir semester masih terbatas. Hasil penilaian expert menunjukkan bahwa terdapat 20 item yang tidak valid dari total 135 item. Aspek level berpikir menunjukkan hanya 65% soal yang memenuhi kriteria. Rendahnya aspek level berpikir menunjukkan guru belum terlalu terampil membuat soal dengan kategori level berpikir tinggi yang baik. (2). Model pelatihan yang dikembangkan memiliki tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Model pelatihan tersebut juga terdiri dari empat komponen, yaitu model pelatihan konseptual (Buku 1), program pelatihan (Buku 2), modul pelatihan (Buku 3), dan instrumen evaluasi. (3) Berdasarkan hasil telaah pakar dengan menggunakan formula Aiken, uji keterbacaan menggunakan statistik deskriptif, uji coba terbatas, dan uji coba diperluas menggunakan analisis deskriptif, EFA, dan analisis model Rasch, semua komponen model pelatihan yang dikembangkan terbukti valid dan masuk dalam kategori baik. Disamping itu, hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan nilai pretest dan posttest dalam pelatihan yang dilakukan. Hasil tersebut tidak hanya pada uji terbatas, tetapi juga pada uji diperluas. Hal ini menandakan bahwa, kualitas soal HOTS buatan guru meningkat setelah mengikuti pelatihan penyusunan soal HOTS. Peningkatan tersebut mengindikasikan bahwa pelatihan yang dikembangkan efektif meningkatkan kompetensi guru fisika dalam membuat soal HOTS date: 2021-01-15 date_type: published institution: Program Pascasarjana department: Penelitian dan Evaluasi Pendidikan thesis_type: disertasi referencetext: Allen, M. J., & Yen, W. M. (1979). Introduction to measurement theory. Monterey: Wadsworth. Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. (2014). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran dan asesmen. (Terjemahan Agung Prihantoro) New York:Longman. (Buku asli diterbitkan tahun 2001) Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 22(1), 35-48. Barak, M., & Dori, Y. J. (2009). Enhancing higher order thinking skills among inservice science teachers via embedded assessment. Journal of Science Teacher Education, 20(5), 459-474. Benny A.Pribadi. (2014). Desain dan pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi; Implementasi Model ADDDIE. Jakarta: Prenada Media Group Brookhart, S. M. (2010). How to Assess Higher Order Thinking Skills in Your Classroom. Alexandria: ASCD BSNP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fisika Untuk SMAdan MA. Jakarta: BSNP-Depdiknas Campbell, C., & Levin, B. (2009). Using data to support educational improvement. Educational Assessment Evaluation, 21, 47-65. Cartwright, R.(2003). Training and development express. Oxford: capstone Publishing Cenamo, K. & Kalk D. (2005). Real World Instructional Design. USA: Thomson Wadsworth Chetty, N. (2015). Teaching Teachers to Teach Physics to High School Learners. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 174, 1886-1899. Chevalier, R. D. (2011). When did ADDIE become addie? Performance improvement, 50(6), 10-14. Chiappetta, E. L and Koballa, T. R. 2010. Science Instructiion in the Middle and SecondarySchools. New York: Allyn & Bacon Cohen & Swerdlik. (2009). Psychological testing and assessment. New York: McGraw-Hill. 240 Arthur, R. (2018). Evaluasi program diklat karya tulis ilmiah untuk widyaiswara Pusbangtendik Kemdikbud. Crocker, L.,& Algina, J. (1986). Introduction to Classical and Modern Teory. New York: CBS-College Publishing. Dadan Rosana. (2014) Evaluasi Pembelajaran Sains. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Davidson, J. E. (2009). Preceptor use of classroom assessment techniques to stimulate higher-order thinking in the clinical setting. The Journal of Continuing Education in Nursing, 40(3), 139-143. Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian ---------------. (2008). Panduan Penulisan Butir Soal Jakarta: Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Atas Djemari Mardapi. (2004). Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta: PPs Universitas NegeriYogyakarta Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes & non tes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Djemari Mardapi. (2012). Pengukuran penilaian & evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Nuha Litera Fabby, C., & Koenig, K. (2015). Examining the Relationship of Scientific Reasoning with Physics Problem Solving. Journal of STEM Education: Innovations and Research, 16(4), 20. Fischer, C., Bol, L., & Pribesh, S. (2011). An investigation of higher-order thinking skills in smaller learning community social studies classrooms. American Secondary Education, 39(2), 5. Fitzpatrick, J.L, Sanders, J.R., & Worthen, B.R.(2011). Program Evaluation: Alternative approaches and practical guidelines. New Jersey: Pearson Education, Inc. Giancoli, D. (2001). Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Goldstein, I.L.,&Ford, J.K.(2002). Training in Organization. Belmont: Watsworth Grounlund, N. E., & Linn, R. L. (1990). Measurement and evaluation in teaching. (6 citation: Ramadhan, Syahrul and Munadi, Sudji (2021) Pengembangan Model Pelatihan Penyusunan Soal Level HOTS bagi Guru Fisika. S3 thesis, Program Pascasarjana. document_url: http://eprints.uny.ac.id/70237/1/disertasi-syahrul%20ramadhan-15701261019.pdf