%0 Journal Article %@ 978-979-17763-3-2 %A Nabih Ibrahim, Bawazir %D 2011 %F UNY:6981 %I HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA %J Peran ICT untuk Mendukung Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika %T MODEL MATEMATIKA UNTUK STRATEGI MENGUNGSI-RELOKASI PADA BERPELITA (Buku cERdas PEnduduk Lereng gunung apI Tergolong Aktif) %U http://eprints.uny.ac.id/6981/ %X Meletusnya Gunung Merapi pada tahun 2010 mengakibatkan terhentinya aktivitas warga selama lebih dari dua minggu. Besarnya gangguan yang ditimbulkan diakibatkan jumlah material vulkanik yang telah dikeluarkan sejak erupsi pada 26 Oktober 2010 hingga penghujung tahun 2010 telah mencapai 150 juta meter kubik (Kompas.com:2010). Pemerintah menginstruksikan warga untuk mengungsi. Sayangnya, belum ada sistem pengungsian yang terkoordinir dengan baik. Selain itu, biaya transportasi pengungsian dan relokasi menjadi sangat besar. Berdasarkan uraian masalah di atas, masalah dapat dirumuskan dengan “Bagaimana menyusun rute antara lokasi pengungsian dan lokasi relokasi agar biaya transportasi relokasi minimum?” Model matematika cocok untuk mengatasi masalah ini. Model matematika adalah model yang menggunakan simbol matematika atau logika untuk menyederhankan bahkan memcahkan masalah (Maki,1973:8). Penulisan ini diawali dari pengamatan terhadap permasalahan biaya relokasi yang relatif besar. Dengan mengacu pada aturan metode ilmiah permodelan matematika, studi ini disusun. Dari studi tersebut diketahui beberapa faktor yang berpengaruh langsung pada biaya tempuh. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor lokasi pengungsian, lokasi relokasi, efektifitas jalan, tingkat kemacetan jalan, hambatan cuaca, biaya angkutan dan satuan angkutan. Model ini bertujuan untuk mencari hubungan matematis antar faktor-faktor, sehingga dapat diprediksi biaya relokasi yang akurat dan minimum. Model ini tidak hanya berlaku untuk masalah relokasi pengungsi Merapi, tetapi juga manajemen pengungsiannya (jika diasumskan graf menjadi 2 arah). Penggunaan model dengan peta gunung berapi aktif lain (contoh: Gunung Bromo), maka model dapat kembali digunakan. Kata Kunci: Minimalisasi biaya mengungsi relokasi, Optimasi rute transportasi.