%T Konseling Person Centered dalam Keragaman Budaya di SMA Negeri 3 Surakarta. %D 2019 %I Program Pascasarjana %L UNY67795 %X Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi, mendeskripsikan pelaksanaan konseling person centered dalam keragaman budaya, dan juga untuk menemukan pola kecenderungan layanan konseling person centered dalam keragaman budaya di SMA Negeri 3 Surakarta.. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif- studi kasus, penelitian mengenai konseling person centered dalam keragaman budaya di SMA Negeri 3 Surakarta. Sumber data dalam penelitian ini difokuskan pada semua yang terlibat dalam proses konseling yaitu guru bimbingan dan konseling dan konseli, sedangkan sumber data pendukung meliputi: kepala sekolah, guru bidang studi, karena memiliki kondisi dan karakteristik bersifat inhern dengan masalah penelitian ini. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, sedangkan teknik analisis data berdasarkan model analisis dari Miles and Huberman (2007) yang terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument). Hasil penelitian meliputi dua hal. Pertama, guru bimbingan dan konseling di sma negeri 3 surakarta melaksanakan layanan konseling person centered dalam keragaman budaya dengan melakukan: pembinaan hubungan (rapport), identifikasi masalah, assesmen, merumuskan tujuan, mencari alternatif solusi dan diakhiri dengan evaluasi. Pelaksanaan layanan konseling person centered didasarkan pada prinsip-prinsip: a) memandang positif semua konseli, b) tidak diskriminatif, c) empati, d) tidak menilai dan tidak menghakimi, e) proaktif/jemput bola (Jawa: gumgregut tan pinecut gumgregah tan ginugah), f) ikhlas (kredo: ikhlas tak berbatas tak habis dikuras), g) keteladanan, h) komitmen, i) tidak boleh marah, dan j) konselor sahabat siswa. Kedua, Pola kecenderungan layanan konseling person centered dalam keragaman budaya di SMA Negeri 3 Surakarta, cenderung dilakukan dengan melakukan tiga kondisi fasilitatif dari Rogers, yaitu empaty, congruence/genuine, dan unconditional positive regard, dan kelebihan konseling person centered di SMA Negeri 3 Surakarta yaitu selalu menekankan hubungan baik, menciptakan perasaan nyaman, aman dan menumbuhkan kepercayaan yang diikuti sikap konselor yang tidak boleh marah, sebagai sahabat siswa, proaktif/jemput bola (gumgregut tan pinecut gumgregah tan ginugah), ikhlas (kredo: ikhlas tak berbatas tak habis dikuras). Hal ini menjadikan konseling jadi kebutuhan konseli, konseli merasa konselor sahabat siswa. %A Hadi Warsito Wiryosutomo %A Moh Farozin %K Konseling, Person Centered, Keragaman Budaya