%0 Thesis %9 S2 %A Supardi, Rafsanjani %A Istiyono, Edi %B Penelitian dan Evaluasi Pendidikan %D 2019 %F UNY:66571 %I Program Pascasarjana %K Pengembangan tes, two-tier, miskonsepsi, kimia, SMA. %T Pengembangan Tes Kimia Two-tier Multiple Choice untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Peserta Didik SMA. %U http://eprints.uny.ac.id/66571/ %X Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengembangkan tes yang memenuhi syarat untuk melakukan pengukuran kemampuan peserta didik kelas X SMA di Kota Parepare, dan (2) mendapatkan potret miskonsepsi pada mata pelajaran kimia peserta didik kelas X SMA Negeri di Kota Parepare menggunakan instrumen two- tier multiple choice. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu modifikasi dari model Wilson, Orindo dan Antonio. Langkah-langkah pada model ini yaitu : 1) perancangan tes, 2) uji coba tes, dan 3) pengukuran tes. Tahap perancangan soal terdiri dari: (a) penentuan tujuan soal, (b)penentuan kompetensi dan indikator, (c) penentuan materi uji, (d) penentuan kisi-kisi soal,(e) penulisan butir soal, (f) validasi butir soal, dan (g) revisi butir soal. Tahap pada uji coba terdiri dari: (a) melakukan uji coba butir dengan jumlah sampel 174 peserta didik (b) menganalisis butir soal, dan (c) memperbaiki butir soal. Tahap pengukuran yaitu: (a) merakit soal, (b) melaksanakan tes dengan jumlah sampel 248 peserta didik, dan (c) interpretasi hasil pengukuran. Hasil analisis menunjukkan bahwa tes memiliki karakteristik unidimensi, independensi lokal, dan invarians terhadap butir dan kemampuan peserta. Nilai infit MNSQ butir berada pada rentang 0,77 - 1,33. Hal tersebut menunjukkan butir cocok pada model Partial Credit Model. Tingkat kesukaran butir mulai -1,93 - 1,94. Fungsi informasi maksimal sebesar 15,57 dan kesalahan pengukuran sebesar 0,253. Hasil analisis kemampuan peserta didik menunjukkan bahwa 20,97% termasuk level tinggi, 67,34% level sedang, 9,27% level rendah, dan 2,42% level sangat rendah. Miskonsepsi terbesar terdapat pada indikator materi oksidator reduktor sebesar 35,97%, aspek menganalisis sebesar 41,06% dan sub aspek membedakan sebesar 44,35%. Miskonsepsi terendah terdapat pada indikator materi hantaran listrik larutan sebesar 23,92%, aspek mengingat peserta didik sebesar 18,01% dan sub aspek mengidentifikasi sebesar 17,47%.