@phdthesis{UNY66253, year = {2019}, school = {Program Pascasarjana}, author = {Vidha Verdian Mayestika and Sufriati Tanjung}, title = {Pergeseran Penerjemahan dalam Roman Terjemahan Herr Der Diebe karya Cornelia Funke.}, month = {July}, keywords = {ekuivalensi, eksplisit, pergeseran penerjemahan, roman}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) jenis pergeseran penerjemahan yang terdapat dalam roman terjemahan Herr Der Diebe karya Cornelia Funke, (2) ekuivalensi pada satuan bahasa yang mengalami pergeseran penerjemahan dalam roman tersebut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berbentuk satuan bahasa yang berupa kata, frasa, klausa dan kalimat yang mengandung unsur pergeseran penerjemahan. Sumber data dalam penelitian ini adalah roman Herr Der Diebe yang ditulis oleh Cornelia Funke dan roman terjemahannya dalam bahasa Indonesia yang berjudul Pangeran Pencuri. Keseluruhan kegiatan penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian. Teknik baca dan catat digunakan dalam pengumpulan data dan teknik padan translational digunakan untuk analisis data. Keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan validitas dan reliabilitas. Validitas data dalam penelitian ini adalah expert judgement. Adapun reliabilitas data pada penelitian ini adalah reliabilitas intrarater dan reliabilitas interrater. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Pergeseran penerjemahan yang terdapat dalam roman terjemahan Herr Der Diebe adalah sebanyak 546 data. Penerjemah lebih cenderung menggunakan pergeseran struktur dibandingkan jenis pergeseran penerjemahan lain. Pergeseran struktur ini merupakan pergeseran mendasar yang dilakukan oleh seorang penerjemah dengan merubah struktur tata bahasa di antara bahasa Jerman dan bahasa Indonesia tanpa merubah pesan atau makna di dalamnya. Selain itu, penerjemahan pada roman anak membutuhkan gaya penulisan yang mengandung unsur pedagogik dan didaktik dengan tujuan untuk menambah wawasan dan informasi sekaligus menghibur pembaca, khususnya anak-anak. (2) Ekuivalensi pada satuan bahasa yang mengalami pergeseran penerjemahan yang meliputi ekuivalensi pada tingkatan: kata, di atas kata, gramatikal, teks, dan pragmatik. Tidak ditemukan data ekuivalensi pada tingkatan pragmatik yang terdapat dalam satuan bahasa yang mengalami pergeseran penerjemahan dikarenakan penyampaian pesan atau makna diekspresikan secara eksplisit. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ekuivalensi dalam penerjemahan di antara bahasa Jerman dan bahasa Indonesia tidak dapat dilakukan secara sepenuhnya oleh penerjemah; yang dapat dilakukan hanya ekuivalensi terdekat di antara keduanya saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah tidak semua proses penerjemahan tidak dapat ditemukan dalam suatu karya terjemahan.}, url = {http://eprints.uny.ac.id/66253/} }