@phdthesis{UNY66058, title = {Model Manajemen Blended Learning Perguruan Tinggi}, author = {Daru Wahyuningsih and Suyanto Suyanto}, month = {March}, year = {2019}, school = {Program Pascasarjana}, keywords = {manajemen, pembelajaran, manajemen pembelajaran, e-learning, tatap muka, pembelajaran campuran, manajemen blended learning, perguruan tinggi.}, abstract = {Penelitian dilakukan di perguruan tinggi di Wilayah Surakarta mulai tanggal 1 Maret 2016 sampai dengan 20 Maret 2017. Penelitian pengembangan model manajemen blended learning perguruan tinggi menggunakan model penelitian pengembangan Plomp yang terdiri dari tiga fase, yaitu fase penelitian pendahuluan, fase pengembangan model, dan fase asesmen. Dalam ketiga fase tersebut dihasilkan model konseptual, model hipotetik, dan model empiris. Model konseptual diujikan kepada pakar dan praktisi untuk memperoleh model hipotetik. Model hipotetik diujikan kepada kelompok kecil untuk memperoleh model empiris dan model empiris diujikan ke lapangan untuk memperoleh model manajemen blended learning perguruan tinggi. Pakar terdiri dari empat orang dosen dengan kualifikasi doktor Manajemen Pendidikan. Praktisi terdiri dari tiga orang dosen yang melakukan aktivitas e-learning terbanyak di sebuah perguruan tinggi dengan kelas e-learning terbanyak di Wilayah Surakarta. Kelompok kecil terdiri dari instruktur PEKERTI/AA. Lapangan adalah mahasiswa peserta mata kuliah tiga orang praktisi tersebut. Nilai efektif dan efisien model yang lebih dari 50\% menunjukkan bahwa model tersebut dapat disebut dengan produk yang efektif dan efisien.Hasil dari penelitian pengembangan yang telah dilakukan adalah sebuah model manajemen blended learning perguruan tinggi dengan 84.89\% responden menyatakan bahwa model tersebut efektif untuk diterapkan dan 69,78\% responden menyatakan bahwa model tersebut efisien untuk diterapkan. Model manajemen blended learning perguruan tinggi adalah manajemen pembelajaran yang mencampurkan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran berbantu e-learning LMS yang bersifat komplemen terhadap pembelajaran tatap muka dan digunakan sebagai alat untuk menyebarkan materi pembelajaran dan ruang diskusi materi pembelajaran dan proses pembelajaran antara dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa. Model manajemen blended learning perguruan tinggi meliputi empat fungsi manajemen dan empat sumber daya. Empat fungsi manajemen tersebut adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, sedangkan empat sumber daya yang terlibat adalah manusia, bahan, metode, dan mesin. Pengelolaan pembelajaran campuran menggunakan keempat fungsi dan melibatkan keempat sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Berdasarkan jenis kegiatan pembelajaran dalam keempat fungsi manajemen dapat dikatakan bahwa 60\% pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan 40\% dilakukan secara daring.}, url = {http://eprints.uny.ac.id/66058/} }