@phdthesis{UNY65991, year = {2019}, author = {Enung Hasanah and Zamroni Zamroni}, month = {June}, school = {Program Pascasarjana}, title = {Pengalaman remaja tentang pola asuh keluarga di kota Yogyakarta.}, abstract = {Budaya Jawa memiliki karakteristik dalam hal mengasuh anak, di mana orang tua memiliki posisi yang lebih tinggi daripada anak-anak mereka secara keseluruhan. Di sisi lain, remaja Jawa seperti remaja pada umumnya, mereka membutuhkan kebebasan berpikir dan berekspresi selama proses pengembangan identitasnya. Kedua kondisi ini menimbulkan masalah bagi pendidik dan orang tua tentang cara pengasuhan yang tepat untuk remaja Jawa saat ini. Penelitian tentang praktik pengasuhan tentang budaya Jawa dalam perspektif remaja masih sangat jarang. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi: 1) Status identitas remaja aspek keyakinan agama, tanggung jawab personal, dan pemilihan vokasional; 2) Pengalaman remaja tentang pola asuh keluarga yang dimaknai positif oleh para remaja dalam proses pembangunan identitas diri; dan 3) Pengalaman pola asuh keluarga yang dimaknai negatif oleh para remaja dalam proses pembangunan identitas diri. Peneliti menggunakan metode fenomenologi untuk memahami fenomena ini. Respondennya sebanyak delapan siswa yang berasal dari SMA Negeri I Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, dengan kriteria remaja berusia antara 16-17 tahun, pelajar SMA, tinggal di lingkungan budaya Jawa, dan tinggal dengan orang tua kandung. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara individu semi-terstruktur. Analisis data menggunakan metode analisis Collaizzi yang dikembangkan oleh Moustakas (1994). Hasil penelitian ini sebagai berikut: 1) Status identitas diri para remaja aspek keyakinan agama, tanggung jawab personal, dan pemilihan vokasional, perkembangannya berbeda-beda, sesuai dengan potensi diri dan pola asuh yang mereka alami; 2) Dalam proses pembangunan identitas diri remaja, pola asuh yang dimaknai positif oleh para remaja adalah adanya tujuan pendidikan keluarga yang jelas; ada nilai-nilai yang ditanamkan sejak kecil, dan dilakukan dengan cara menumbuhkan budaya dalam keluarga. 3) Pola asuh keluarga yang dimaknai negatif oleh para remaja cenderung tentang strategi pola asuh yang dianggap tidak menghargai perasaaan para remaja dan dianggap merampas otonomi remaja, meliputi cara bicara yang kasar, orang tua yang menghakimi, tidak terpenuhi kebutuhan diapresiasi, orang tua tidak konsisten, dan diawasi secara berlebihan}, url = {http://eprints.uny.ac.id/65991/}, keywords = {budaya Jawa, keyakinan agama, pola asuh keluarga, remaja, tanggung jawab} }