eprintid: 64298 rev_number: 26 eprint_status: archive userid: 1290 dir: disk0/00/06/42/98 datestamp: 2019-06-18 02:03:43 lastmod: 2019-09-26 03:33:09 status_changed: 2019-06-18 02:03:43 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Wibowo, Aris Eko creators_name: Munadi, Sudji title: Analisis Kontribusi Industri Pemesinan dalam Upaya Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan. ispublished: pub subjects: G8 divisions: pps_mesin full_text_status: public keywords: kontribusi, industri pemesinan, vokasional, revitalisasi abstract: Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengukur tingkat kontribusi industri pemesinan dalam upaya revitalisasi Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta; 2) menemukan faktor-faktor penghambat industri pemesinan dalam upaya revitalisasi Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK di DIY; 3) menemukan faktor-faktor pendukung industri pemesinan dalam upaya revitalisasi Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK di DIY. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian ini adalah 20 industri pemesinan dan 14 SMK Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel ditentukan dengan teknik sampling jenuh. Jumlah sampel yang terpilih yaitu 14 industri pemesinan dan 14 Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan. Kuisioner digunakan untuk mengukur tingkat kontribusi industri pemesinan dan wawancara digunakan untuk menggali faktor penghambat dan pendukung langkah-langkah revitalisasi SMK. Validasi instrumen menggunakan uji validitas logis dan empiris. Teknik analisis data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif dan teknik analisis data kualitatif menggunakan analisis model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. 1) Tingkat kontribusi industri pemesinan di DIY dalam upaya revitalisasi SMK, secara keseluruhan masuk dalam kategori “sangat rendah” dengan ketercapaian skor sebesar 42,67%. 2) Faktor penghambat industri pemesinan yang paling dominan dalam melakukan langkah-langkah revitalisasi SMK sebagai berikut: a) kerjasama link and match: SDM, waktu dan kapasitas produksi industri terbatas; b) program Prakerin: koordinasi dan komunikasi rendah; c) program magang guru: pendanaan kurang dan regulasi sertifikasi guru bertentangan dengan program magang; d) pengembangan kurikulum: waktu dan penyesuaian jadwal kegiatan; e) program teaching factory: kualitas dan kuantitas peralatan rendah dan manajemen sekolah belum siap. 3) Faktor pendukung industri pemesinan yang paling dominan dalam melakukan langkah-langkah revitalisasi SMK sebagai berikut: a) kerjasama link and match: MoU/kesepahaman/perjanjian kerjasama yang saling menguntungkan dan kebijakan perusahaan yang merasa ikut bertanggungjawab pada pengembangan SMK; b) program Prakerin: siswa Prakerin dapat membantu pekerja di industri; c) program magang guru: dukungan dana dan fasilitas dari pemerintah; d) pengembangan kurikulum: komunikasi yang baik (formal & informal) dan kedekatan personal; e) program teaching factory: kapasitas produksi yang besar dan hubungan personal yang baik. date: 2019-02-21 date_type: published institution: Program Pascasarjana department: Pendidikan Teknik Mesin thesis_type: tesis referencetext: APO. (2015). APO Productivity Data Book. Tokyo: Asian Productivity Organization. Arifin, Z.N. (2014). Model Teaching Industry Politeknik Negeri Jakarta (Industry Based Vocational Education System/IVE-PNJ System). Diambil pada tanggal 30 Januari 2018 dari dari https://ristekdikti.go.id/model-teaching- industri-politeknik-negeri-jakarta-industry-based-vocational-education- system-ive-pnj-system/ Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. Ariyanti, F. (06 November 2017). Lulusan SMK Jadi Pengangguran Paling Banyak di RI. liputan6.com Ariyanti, F. (06 November 2017). Lulusan SMK Jadi Pengangguran Paling Banyak di RI. bisnis.liputan6.com. Diambil pada tanggal 20 November 2017 dari http://bisnis.liputan6.com/read/3153245/lulusan-smk-jadi-pengangguran- paling-banyak-di-ri Azizah, Murniati A.R., dan Khairuddin. (2015). Strategi Kerjasama Sekolah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dalam Meningkatkan Kompetensi Lulusan pada SMK Negeri 3 Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan, 3, 148 – 158. Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Billet, S. (2011). Vocational Education: Purposes, Traditions and Prospects. New York: Springer Bluman, A. G. (2009). Elementary Statistics A Step by Step Approach (8th ed). New York: McGraw-Hill. Bukit, M. (2014). Strategi dan Inovasi Pendidikan Kejuruan. Bandung: Alfabeta Council of European Employers of the MetalEngineering and Technology-Based Industries. (2009). Strengthening Cooperation between Industry and Initial Vocational Education and Training (Final Report). CEEMET Dehnbostel, P. (2009). New Learning Strategies and Learning Cultures in Companies. In R. Maclean & D. Wilson (Eds.), International Handbook of 157 Education for the Changing World of Work (pp. 2629-2645): Springer Netherlands. Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset. Empey, B., & Newton, C. (2009). PLAR. Training and Efficient Labour Markets: The Canadian Experience. In R. Maclean & D. Wilson (Eds.), International Handbook of Education for the Changing World of Work (pp. 2647-2659): Springer Netherlands. Fatchurrohman, R. (2011). Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Produktif. INVOTEC, 7, 175 – 188 Glazera, M., E., & Hannafin, J., M. (2006). The collaborative apprenticeship model: Situated professional development within school settings. Teaching and Teacher Education, 22, 179–193. Guenther, J. (2011). Vocational Learning in the Frame of a Developing Identity. In R. Catts, I. Falk & R. Wallace (Eds.), Vocational Learning (Vol. 13, pp. 205-216): Springer Netherlands. Gunbayi, I. & Ozel, M. (2013). The Problems in TVET for Apprenticeship from the Perspective of Different Groups of Actors: a Case Study. Akdeniz University. Retrieved from http://cejsh.icm.edu.pl/cejsh/element/bwmeta1.element.desklight-749aa5ca- 7363-4257-9726- a499dbce660c/c/The_Problems_in_TVET_for_Apprenticeship_from_the_P erspective.pdf Hadam, S., Rahayu, N., & Ariyadi, A.N. (2016). Strategi Implementasi Revitalisasi SMK. Jakarta: DPSMK Hartomo, G. (02 November 2017). Menperin: Kontribusi Sektor Industri ke PDB Tembus 22%, Kalahkan Amerika!. Harvard University. (2005). Hasil Penelitian Soft Skills yang dipublikasikan pada http://www.agreatsupervisor.com/articles/soft_skills.html). Amerika Serikat (USA): CPA Journal tanggal 14 November 2017 dari https://economy.okezone.com/read/2017/11/02/320/1807384/menperin- kontribusi-sektor-industri-ke-pdb-tembus-22-kalahkan-amerika 158 economy.okezone.com. Diambil pada Hasibuan, M.S.D. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, N. (2000). Ekonomi Industri, Persaingan, Monopoli dan Regulasi. LP3ES, Jakarta. Hee, K.Y. (2012) Industrial Training Benefits Students and Companies. Diambil pada tanggal 9 Agustus 2018 dari https://www.swinburne.edu.my/campus- beyond/industrial-training-benefits-students-and-companies.php Heizer, J. & Render, B. (2005). Operation Management, (7th ed.). New Jersey: Prentice Hall. Indriaturrahmi. (2016). Peran Dunia Usaha dan Dunia Industri dalam Penyelenggaraan SMK Berbasis Kearifan Lokal di kota Mataram. Jurnal Pendidikan Vokasi, 6, 162-172 Isnania L. & Budi T.S. (2015) Pengaruh Pengalaman Prakerin, Hasil Belajar Produktif dan Dukungan Sosial terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 5, 183-194. Ixtiarto, B. dan Sutrisno, B. (2016). Kemitraan Sekolah Menengah Kejuruan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Kajian aspek Penhgelolaan Pada SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri) [Versi elektronik]. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, 57-69. Jhonson, E. B. (2007). Contextual Teaching and Learning. (Terjemahan Ibnu Setiawan). Bandung: MLC. Kemendikbud Revitalisasi Kurikulum SMK Agar Selaras dengan Dunia Usaha dan Industri. (28 Februari 2017). Diambil pada tanggal 14 November 2017 dari http://www.tribunnews.com/nasional/2017/02/28/kemendikbud- revitalisasi-kurikulum-smk-agar-selaras-dengan-dunia-usaha-dan-industri Kuat, T. (2018). Implementasi Edupreneurship melalui Teaching Factory Pada SMK Program Keahlian Perhotelan Bidang Keahlian Pariwisata. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2018. López, B.G., & Pérez, C.P. (2014). Transversal Competences for Employment and Profile of Excellent University Students. Procedia-Social and Behavioral Sciences. 139, 305-313. 159 Lucas, B., Spencer, E., & Claxton, G. (2012). How to Teach Vocational Education. A Theory of Vocational Pedagogy. London: City & Guilds Centre for Skills Development. Lucyana, Tunas, B., & Sunaryo, W. (2017). Evaluation of Teaching Factory Program at Industrial Vocational High School of Industrial Education and Training Center Ministry of Industry. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology. Vol. 6, Issue 9, 17851- 17856. Retrieved from https://www.ijirset.com/upload/2017/september/1_Evaluation_HARD.pdf Lynch, R. (2009). New Direction for High-School Career and Technical Education in the United States. In R. Maclean & Wilson (Eds.), International Handbook of Education for the Changing World of Work (pp. 2229-2246): Springer Netherlands. Maryland Governor’s Workforce Investment Board. (2008). Manufacturing: A Living Industry in Continuous Transformation. Diambil pada tanggal 20 Desember 2016 dari http://www.gwib.maryland.gov/pub/pdf/manureport.pdf Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Surat Keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0490/U/1990. Menteri Perindustrian RI(1986). Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia nomor 19/M/I/1986. Miller, J. P. & Seller, W.. (1998). Curricullum: Perspectives and Practice. Toronto: Copp Clark Pitman Ltd Mitchell, A. (1998). Strategic Training Partnerships between the State and Enterprises. Geneva: International Labour Office. Mori, J. (2014). Thúc dẩy mối quan hệ dối tác ba bên dể giải quyết sự khập khiễng kỹ nang: Các chiến luợc phát triển kỹ nang dổi mới dể dẩy nhanh sự nghiệp công nghiệp hóa của Việt Nam. Diambil pada tanggal 18 Juli 2018 dari http://www.jica.go.jp/vietnam/english/office/others/c8h0vm00008ze15n- att/policy_paper_vn.pdf Murniati A. R. (2009). Implementasi Manajemen Stratejik Dalam Pemberdayaan Sekolah Menegah Kejuruan. Bandung: Citapustaka Media Perintis. 160 Musyimi, T.M. (2016). Effect of Industrial Attachment on Competency-Based Training in TVET in Kenya [Versi elektronik]. Africa Journal of Technical & Vocational Education & Training, 1, 140-148. Nolker, H., dan Schoenfeldt, E. (1983). Pendidikan Kejuruan Pengajaran, Kurikulum, Perencanaan. Jakarta : PT. Gramedia. Oxford (2011). Oxford Learner’s Pocket Dictionary. New York: Oxford University Press. Pardjono (2011). Peran Industri dalam Pengembangan SMK. Makalah disajikan pada Workshop Peran Industri dalam Pengembangan SMK, di SMK Negeri 2 Kasihan Bantul Yogyakarta. Pavlova, M. (2009) Technology and Vocational Education for Sustainable Development. Queesland: Springer. Presiden. (2012). Peraturan Pemerintah RI Nomor 50, Tahun 2012, tentang Sistem Manajemen K3. Presiden. (2016). Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK Prosser, C.A. & Quigley, T.H. (1950). Vocational Education in a Democracy. Revised Edition. Chicago: American Technical Society Putera, A.D. (13 November 2017). Bappenas Cek Ulang Sistem Pendidikan Vokasi. Raelin, J. A. (2008). Works Based Learning : Bridging knowledge and action in the work place. San Fransisco: Jassey Bass. Rasyid, M. (2008). Dukungan Industri terhadap Keberhasilan Pendidikan Sistem Ganda di Sumatera Barat. Forum PendidikanUNP, No. 01 Tahun XXIII, 53- 67. Punaji, S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana ekonomi.kompas.com. Diambil pada tanggal 22 November 2017 dari http://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/13/190154026/lulusan-smk- banyak-menganggur-bappenas-cek-ulang-sistem-pendidikan-vokasi. 161 Rauner , F. (2009). Overview: TVET Research . In R. Maclean & D. Wilson (Eds.), International Handbook of Education for the Changing World of Work (Vol. 1, pp. 1443-1468). Bonn: Springer Netherlands. Republik Indonesia. (1984). Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Republik Indonesia. (2016). Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK. Sajidan. (2017). Konseptual Model Pengembangan Kompetensi Guru Produktif SMK Berbasis Industri. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Sardiman, A.M. (1992). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sekaran, U. (2003) Research Methodsfor Bussines: A Skill-Building Approach. New York: John Wiley & Sons, Inc. Sherab, K. & Halloway, W. (2006). https://www.researchgate.net/publication/281605213_Teacher_apprentices hip_programme_in_Bhutan_An_evaluation Simon, M. & Harris, R. (2009). Workplace Trainers in Enterprises: Merging and emerging areas of practice. International Perspectives on Competence in the Workplace (pp. 123-137). Springer Netherlands. Siswanto, I. (2008). Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Teaching Factory di SMK RSBI Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis Magister, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Siswanto, I. (2015) Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Unit Produksi Di Smk Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPKM), 2, 1-10. Teacher Apprenticeship Programme in Bhutan: An Evaluation. Journal of the International Society for Teacher Education. Vol.10, No.1, 11-20. Retrieved from 162 Soeprijanto. (2010). Daya Dukung Dunia Industri Terhadap Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin): Studi kasus terhadap pelaksanaan Prakerin siswa SMKN 27 Jakarta. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 16, No. 3, 275- 284. Retrieved from http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/461 Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suriasumantri, J. S. (1990). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Sutijono. (2016). The Contribution of Industry to The Development of SMK Through Teacher Internship Program in The Industry. Proceedings of the International Mechanical Engineering and Engineering Education Conferences (IMEEEC 2016), American Institute of Physics USA, 1778, 030051-1–030051-5. http://doi: 10.1063/1.4965785 Swasto, Bambang. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: Universitas Brawijaya Press (UB Press). UNESCO. (1989). International Bildung Wissenschaft Innovative Methods of Technical and Vocational Education. Report of the UNESCO International Symposium June 5-9, 1989. Hamburg: Jerman UNESCO. (2005). Vokational education: the come-back?. Education Today, April- June Diambil dari http://unesdoc.unesco.org/image/0013/001394/139459e.pdf Usman, M.U. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Wagiran. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Teori dan Implementasi). Yogyakarta: Deepublish Word Bank Office Jakarta. (2012). Mempercepat Laju: Revitalisasi Pertumbuhan di Sektor Manufaktur Indonesia. Jakarta. Yoto. (2014). Model “Diklastri” Sebagai Alternatif Meningkatkan Mutu Lulusan SMK. Jurnal Pendidikan Sains. Vol.2, No.3, 125-131. 163 Yu, C. M., & Velde, C. (2009). The Chnging Context of Bussines Education: Competency Requirements for the New Paradigm. In C. R. Velde (Ed.), International Perspectives on Competence in the Workplace (pp. 57-85): Springer Netherlands. Yulianto & Sutrisno, B. (2014). Pengelolaan Kerjasama Sekolah dengan Dunia Usaha/Dunia Industri (Studi Situs Smk Negeri 2 Kendal) [Versi elektronik]. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 24, 19-37. citation: Wibowo, Aris Eko and Munadi, Sudji (2019) Analisis Kontribusi Industri Pemesinan dalam Upaya Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan. S2 thesis, Program Pascasarjana. document_url: http://eprints.uny.ac.id/64298/1/Cover.pdf document_url: http://eprints.uny.ac.id/64298/2/Bab%20I.pdf document_url: http://eprints.uny.ac.id/64298/3/Bab%20II.pdf document_url: http://eprints.uny.ac.id/64298/4/Bab%20III.pdf document_url: http://eprints.uny.ac.id/64298/5/Bab%20IV.pdf document_url: http://eprints.uny.ac.id/64298/6/Bab%20V.pdf document_url: http://eprints.uny.ac.id/64298/7/Daftar%20Pustaka.pdf document_url: http://eprints.uny.ac.id/64298/8/Lampiran.pdf