%D 2017 %I UNY %T Representasi Gender dalam Wacana Pada Bahan Ajar Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Pertama %A Dyah Dwi Kurniayati %X Penelitian ini menganalisis representasi gender dalam wacana pada bahan ajar buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Pertama. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) representasi identitas gender, (2) representasi relasi gender, (3) representasi peran gender yang terdapat pada bahan ajar buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini menggunakan subjek wacana-wacana yang terdapat dalam buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Pertama, yang dipilih sebanyak 3 penerbit, yaitu BSE, Erlangga, dan Yudhistira. Objek penelitiannya adalah representasi identitas gender, representasi relasi gender, dan representasi peran gender. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu baca dan catat. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP dan human instrument serta kriteria-kriteria representasi gender. Data dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan waktu pengamatan, kesungguhan dan ketekunan, triangulasi sumber dan diskusi dengan teman sejawat. Hasil penelitian dapat dirinci sebagai berikut. Pertama, representasi identitas gender pada aspek fisiologis dari identitas feminin ditandai oleh sosok yang cantik, dan lemah. Identitas maskulin ditandai oleh badan yang tegap, tegak, gagah, keren, kuat, berbadan besar, dan tampan. Pada aspek psikologis, identitas feminin ditandai oleh pendiam, jutek, mudah menangis, penyayang, disiplin, rajin, pemalu. Identitas maskulin ditandai oleh pantang menyerah, tidak sabar, pemberani, keras kepala, dan penakut. Pada aspek sosiologis identitas feminin ditandai oleh ramah, pekerja kantor, penulis, istri pejabat, dan pemimpin perang. Identitas maskulin ditandai sebagai raja, kepala suku, pedagang, dokter, saudagar kaya, kepala kantor, relasi bisnis, dan kepala dinas. Kedua, representasi relasi gender berupa setara dalam aspek akses, dan manfaat, dan tidak setara terdapat dalam aspek partisipan dan penguasaan. Ketiga, representasi peran gender, peran publik perempuan muncul sebagai pekerja kantor, penulis, penjual, pemimpin perang, penenun kain, pencuci pakaian, pembantu rumah tangga, pekerja serabutan. Peran domestik muncul sebagai pencuci pakaian, memasak, mengasuh, mengatur rumah, menyapu, dan belanja di pasar. Peran publik laki-laki muncul sebagai kepala suku, perusahaan, dinas, sekolah, pekerja kantor, nelayan, ketua umum, camat, pedagang, panglima besar, dokter, dan TKI. Peran domestik muncul sebagai pengasuh anak. Kata Kunci: Gender, Identitas Gender, Relasi Gender, Peran Gender, Buku Pelajaran Bahasa Indonesia %L UNY58208