@phdthesis{UNY58177, title = {Manajemen Budaya Sekolah dalam Pembentukkan Karakter Santri Madrasah Aliyah Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang}, author = {Wahab Rajasam}, month = {February}, year = {2018}, school = {UNY}, keywords = {Manajemen, budaya sekolah, pembentukan karakter, madrasah}, url = {http://eprints.uny.ac.id/58177/}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam semua informasi tentang manajemen budaya sekolah yang diterapkan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, budaya apa saja yang dikembangkan, program kegiatan yang dilakukan, karakter santri yang dibentuk melalui pengembangan budaya sekolah, serta faktor pendukung dan kendala budaya sekolah di Madrasah Aliyah Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, semua wakil kepala sekolah, guru, dan siswa Madrasah Aliyah Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman melalui kegiatan mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil Penelitian menghasilkan simpulan berikut ini, manajemen budaya sekolah dalam pembentukan karakter santri Madrasah Aliyah Pesantren Islam Al-Irsyad Kabupaten Semarang dilakukan berdasarkan tahapan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan secara sistemik dan efektif. Budaya sekolah ada yang terbentuk dari kebiasaan terprogram dan terbentuk secara tidak terprogram. Budaya terprogram yaitu, budaya taat dan merasa diawasi oleh Allah, budaya tolong menolong, budaya bersih dan tertib, serta budaya cinta ilmu. Program kegiatan yang dilakukan untuk mendukung terwujudnya budaya sekolah sudah sangat baik dan terlihat efektif mendukung budaya yang dikembangkan. Karakter yang terbentuk dari penanaman budaya sekolah tersebut masing-masing adalah religius, disiplin, tekun, jujur, taat aturan, bertanggung jawab, mandiri, sabar, tertib, hormat, kerjasama, setiakawan, rela berkorban, peduli sosial dan lingkungan, cinta kebersihan, kekeluargaan, kerja keras, cerdas, kritis, percaya diri, aktif, kreatif, komunikatif, berani, dan berprestasi. Kendala yang dialami untuk mewujudkan budaya sekolah adalah latar belakang keluarga, tingkat keimanan dan ketakwaan yang berbeda, sedangkan mengubah kebiasaan dan menanamkan kebiasaan baru harus dilakukan terus-menerus dengan pembiasaan pula, sehingga memerlukan waktu dan proses yang panjang. Hal yang dapat direkomendasikan yaitu, pembiasaan terhadap budaya sekolah yang dikembangkan dapat dioptimalkan dengan penerapan reward and punishment secara adil dan berkesinambungan. Pembiasaan dapat dilakukan dengan cara memberikan keteladanan dari seluruh ustad dan karyawan agar semua warga terdorong untuk menyukseskan penanaman nilai budaya tersebut, sehingga mempengaruhi perilaku santri lebih berkarakter.} }