%0 Thesis %9 S3 %A Sudrajat, Sudrajat %B Program Pascasarjana %D 2018 %F UNY:57731 %I UNY %K nilai dan moralitas, Serat Wedhatama, kepemimpinan pendidikan. %T Nilai-nilai Kepemimpinan dalam Serat Wedhatama dan Implementasinya dalam Pendidikan %U http://eprints.uny.ac.id/57731/ %X Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) konteks sosial dan budaya masyarakat Jawa pada saat lahirnya Serat Wedhatama; (2) ajaran Serat Wedhatama tentang nilai-nilai kepemimpinan, religiusitas, dan moralitas kepemimpinan; dan (3) implementasi nilai-nilai kepemimpinan Serat Wedhatama di dunia persekolahan. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif bidang filsafat yang berusaha untuk menggambarkan pemikiran dan pandangan hidup yang sifatnya filosofis. Sumber data penelitian yaitu naskah Serat Wedhatama yang terdiri dari 100 bait, dan informan yaitu: kepala sekolah dan guru SMPN 3 Banguntapan, Bantul. Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan dua tahap yaitu: identifikasi, kodifikasi, klasifikasi, interpretasi, inferensi; sedangkan teknik lainnya adalah wawancara yang dilakukan dengan informan penelitian yaitu guru dan kepala sekolah. Teknik analisis data yang dipergunakan yaitu: verstehen, interpretasi, dan hermeneutik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Serat Wedhatama ditulis oleh Sri Mangkunegara IV (1811-1880) dalam konteks sosial budaya Jawa yang sedang gamang karena hadirnya budaya baru yaitu budaya Barat. Abad XIX ditengarai dengan berbagai fenomena yang mengalienasi nilai-nilai dan moralitas budaya Jawa, antara lain: semakin luasnya kemiskinan rakyat Jawa karena eksploitasi ekonomi kolonial baik pada masa Tanam Paksa maupun masa ekonomi liberal, semakin berkembangnya tindak kejahatan dan penyakit sosial seperti: pencurian dan perampokan, mabuk (minum minuman keras) dan madat (menghisap candu), serta pelacuran dan pergundikan. Dalam bidang politik raja Jawa, susuhunan dan sultan sudah tidak mempunyai kekuatan politik yang signifikan. Pemerintah kolonial menjadi sumber legitimasi kekuasaan bagi para raja Jawa khususnya setelah berakhirnya Perang Jawa tahun 1830 sehingga raja di Surakarta dan Yogyakarta mengalihkan perhatiannya ke dalam bidang sastra dan budaya; (2) Nilai-nilai dan moralitas kepemimpinan dalam ajaran Serat Wedhatama antara lain: (a) nilai keberanian yaitu berani menegakkan keadilan dan kebenaran dengan sikap satriya; (b) nilai kesederhanaan (prasaja) yaitu: bersikap dan berperilaku sederhana, menjauhkan diri dari kesombongan dan kenikmatan duniawi (tan karem karameyan); (c) nilai kebaikan (setya budya) yaitu menggunakan hati yang jernih serta ilmu yang memadai untuk memutuskan kebijakan; (d) nilai keikhlasan yaitu rila, narima, dan sabar dalam melaksanakan kewajibannya; dan (e) nilai religius yaitu: melaksanakan ajaran agama (agama ageming aji) dengan laku ritual catur sembah yaitu: sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa dan sembah rasa; (3) SMP Negeri 3 Banguntapan telah mengimplementasikan nilai-nilai kepemimpinan Wedhatama. (a) Nilai keberanian terlihat dari keberanian kepala sekolah menjadikan SMPN 3 Banguntapan sebagai sekolah berbasis budaya serta ketegasan dalam menegakkan peraturan sekolah; (b) nilai kebaikan (setya budya) tampak dari kebiasaan menyambut siswa, pemerataan kesejahteraan, mendirikan koperasi simpan-pinjam, mendorong guru meningkatkan profesionalisme, mengembangkan strategi Petruk, membangun hubungan kekeluargaan yang akrab; (c) nilai kesederhanaan terlihat dari penampilan fisik serta penggunaan bahasa yang sederhana; (d) nilai keikhlasan terlihat dari sikap dalam melaksanakan tugas; (e) nilai religius terlihat dari beberapa kebijakan yaitu: sholat berjamaah, pengajian guru dan karyawan, berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, dan menjadikan SMP Negeri 3 Banguntapan sebagai sekolah adiwiyata.