%0 Thesis %9 S2 %A Ningsih, Sri Wahyuni %B Program Pascasarjana %D 2017 %F UNY:53977 %I UNY %K Model CORE, Konflik Kognitif, Kemampuan Berpikir Kritis, Prestasi Belajar Matematika, Self-efficacy %T Keefektifan Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) dengan Strategi Konflik Kognitif Ditinjau dari Prestasi Belajar Matematika, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Self-efficacy Siswa %U http://eprints.uny.ac.id/53977/ %X Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) keefektifan model pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif; (2) keefektifan model konvensional; dan (3) perbedaan keefektifan model CORE dengan strategi konflik kognitif dan konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika, kemampuan berpikir kritis, dan self-efficacy siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Yogyakarta semester II tahun ajaran 2016/2017. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara acak sehingga diperoleh kelas VIII-C dan kelas VIII-F. Kelas VIII-F diberi perlakuan berupa model pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif, sedangkan kelas VIII-C diberi perlakuan model konvensional. Metode pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian yang berupa tes prestasi belajar Matematika sebanyak 25 butir soal, tes kemampuan berpikir kritis sebanyak empat butir soal, dan angket self-efficacy sebanyak 24 butir pernyataan yang diberikan pada pretest dan posttest. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif dan model pembelajaran konvensional menggunakan uji one sample t test, sedangkan untuk perbedaan keefektifan model pembelajaran menggunakan uji two group manova (Hotteling’s Trace). Selanjutnya, karena dalam hasil analisis diperoleh terdapat perbedaan antara kedua kelas maka dilanjutkan dengan uji perbandingan independent sample t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) model pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika, kemampuan berpikir kritis, dan self-efficacy siswa; (2) model pembelajaran konvensional tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika, kemampuan berpikir kritis, dan self-efficacy siswa; dan (3) terdapat perbedaan keefektifan antara model pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif dan model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika, kemampuan berpikir kritis, dan self-efficacy siswa