@phdthesis{UNY53552, year = {2017}, school = {UNY}, author = {Supardi Supardi}, title = {Studi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Rabindranath Tagore Tentang Pendidikan yang Memerdekakan: Perspektif Sejarah dan Kebudayaan.}, month = {July}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menganalisis perjuangan Ki Hadjar Dewantara dan Rabindranath Tagore dalam mewujudkan pendidikan yang memerdekakan; (2) merefleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Rabindranath Tagore tentang pendidikan yang memerdekakan; (3) menemukan kesesuaian pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Rabindranath Tagore tentang pendidikan yang memerdekakan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan pendekatan historis. Pengumpulan data menggunakan studi dokumen, yang meliputi sumber-sumber primer maupun sekunder. Analisis data dilakukan secara interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) perjuangan Ki Hadjar Dewantara dan Rabindranath Tagore dalam mewujudkan pendidikan yang memerdekakan memiliki beberapa persamaan. Keduanya melakukan perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial yang intelektualistik dan hegemonik. Kedua tokoh mengembangkan pendidikan berbasis budaya, yang memberikan kemerdekaan lahir dan batin kepada anak-anak, yaitu Perguruan Taman Siswa (Ki Hadjar), dan Shantiniketan yang berkembang menjadi Visva Bharati University dan Sriniketan (Tagore). (2) Ki Hadjar memiliki konsep bahwa pendidikan merupakan daya upaya, tuntunan hidup, dan usaha kebudayaan yang berasas keadaban untuk menuntun tumbuhnya anak-anak, dalam rangka mempertinggi derajat kemanusiaan, mengembangkan budaya, demi tercapainya kesempurnaan hidup. Prinsip-prinsip pendidikan yang memerdekakan Ki Hadjar tercermin dalam azas taman siswa, konsep Tri-kon (kontinu, konvergen, dan konsentris), dan metode among dalam pawiyatan. Rabindranath Tagore memandang pendidikan yang memerdekakan sebagai proses memperoleh kebenaran hakiki, yang membebaskan belenggu, memberikan kekayaan berupa cahaya batin, bersama cinta kasih. Pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya, menjadikan kehidupan yang harmonis, dan memperoleh kesatuan akan kebenaran. Prinsip pendidikan yang memerdekakan Tagore, tercermin dalam lembaga pendidikan yang dikembangkan, yaitu ; education in communion with nature, freedom, self-expression, dan internationalism and university. Tagore menggunakan budaya sebagai basis pendidikan. (3) Kedua tokoh sama-sama memandang pendidikan sebagai tuntunan hidup untuk membantu anak mencapai kesempurnaan hidup. Azas-azas Taman Siswa memiliki kesesuaian dengan prinsip-prinsip pendidikan Tagore. Walaupun memiliki perbedaan pandangan tentang nasionalisme, namun pada dasarnya Ki Hadjar memiliki kesesuaian dalam kaitan hubungan antar bangsa, dilihat dari konsep Tri-Kon dan lingkaran konsentris Tagore.}, keywords = {pendidikan yang memerdekakan, Ki Hadjar Dewantara, Rabindranath Tagore, refleksi sejarah dan kebudayaan}, url = {http://eprints.uny.ac.id/53552/} }