%0 Thesis %9 S2 %A Juniati, Etika %B Program Pascasarjana %D 2017 %F UNY:52812 %I UNY %K Pendapat Guru, Learning Continuum, Level Kompetensi, Materi Pedagogik Spesifik Aspek Genetika. %T Pendapat Guru SMP dan SMA tentang Learning Continuum Aspek Genetika Ditinjau dari Level Kompetensi dan Karakteristik Materi Pedagogik Spesifik pada Pendidikan Dasar dan Menengah %U http://eprints.uny.ac.id/52812/ %X Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pendapat guru SMP dan SMA tentang learning continuum berdasarkan level kompetensi dan karakteristik materi genetika pada pendidikan dasar dan menengah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Responden penelitian ini yaitu 147 guru IPA SMP negeri dan 134 guru Biologi SMA negeri di lima kabupaten dan kota DIY, yang ditentukan menggunakan teknik sensus. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner mengenai pendapat guru tentang level kompetensi dan materi pedagogik spesifik aspek kehidupan genetika yang ditargetkan bagi peserta didik pada mata pelajaran IPA SD/SMP dan mata pelajaran Biologi pada SMA yang disusun oleh Bambang Subali tahun 2016. Validitas kuesioner telah diuji melalui Focus Group Discussion oleh tiga dosen UNY dan lima dosen UNS. Teknik analisis data penelitian ini adalah analisis deskriptif. Selain itu, hasil penelitian didiskusikan dengan guru pada forum MGMP guru IPA/Biologi di DIY melalui FGD untuk memperoleh data pendukung hasil penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapat guru SMP dan SMA berbeda. Guru SMP dan SMA hanya sepaham aspek genetika tidak diajarkan di SD. Guru SMP dan SMA tidak sepaham aspek genetika yang diajarkan di SMP dan SMA. Sebagian besar guru SMP berpendapat bahwa sub-aspek perkembangbiakan individu diajarkan untuk peserta didik kelas VII dan IX, sub aspek perkembangbiakan virus diajarkan pada kelas X, dan sub aspek perkembangbiakan sel sampai mutasi diajarkan pada kelas IX dengan tingkat kompetensi memahami (C2) sedangkan guru SMA berpendapat bahwa sub aspek perkembangbiakan individu, sel, dan virus diajarkan pada kelas X, serta sub aspek mekanisme pembelahan sel sampai mutasi diajarkan pada kelas XII dengan tingkat kompetensi memahami (C2) dan menerapkan (C3). Berdasarkan pendapat guru, learning continuum yang terbentuk tidak relevan dengan perkembangan kognitif peserta didik dan karakteristik materi genetika.