%0 Thesis %9 S2 %A Kurniawan, Saputra Tri %B Program Pascasarjana %D 2017 %F UNY:48700 %I UNY %K pendidikan karakter, keteladanan guru %T Strategi Pendidikan Karakter Melalui Keteladanan Guru dalam Upaya Pembinaan Lima Karakter Wajib Taruna di SMK Negeri 13 Kota Malang %U http://eprints.uny.ac.id/48700/ %X Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan: (1) strategi pendidikan karakter melalui keteladanan guru, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pendidikan karakter di SMK Negeri 13 Kota Malang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive terdiri atas Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, Waka Kurikulum, Waka Sarpras, guru PPKn dan peserta didik SMK Negeri 13 Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumen. Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif model interaktif dengan langkah-langkah: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan simpulan. Penelitian ini menghasilkan dua temuan. Pertama, strategi pendidikan karakter melalui keteladanan diawali dengan pemantapan karakter pribadi guru terlebih dahulu. Kemudian diwujudkan dengan cara bertutur kata, bersikap, berkepribadian, berpenampilan yang sesuai dengan lima karakter wajib taruna. Selain itu guru harus memiliki lima karakter wajib yang kuat, yakni: taat, jujur, disiplin, bekerja sama, dan berprestasi yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Dengan menjadi guru yang berkarakter maka peserta didik merasa memiliki panutan/contoh model dalam mewujudkan pribadi yang berkarakter dan berjiwa ksatria sebagai ciri khas pendidikan SMK Negeri 13 Kota Malang. Kedua, Faktor pendukung yang mempengaruhi strategi pendidikan karakter taruna-taruni SMK Negeri 13 Kota Malang adalah: a) komitmen kuat pendidik dalam pembinaan karakter, b) kompetensi pendidik yang mumpuni dalam pembinaan karakter, c) biro konseling yang terbuka dan tidak pasif, d) sinergi yang baik antarsubjek pendidik, e) mayoritas peserta didik berasal dari keluarga yang berpendidikan, f) struktur kurikulum pendidikan karakter yang baik, g) pembiasaan karakter, h) pemberian reward dan punishment yang tegas dan konsisten, i) sarana prasarana yang sangat menunjang pembinaan karakter. Adapun faktor penghambatnya adalah: a) masih adanya kekurang pedulian taruna-taruni terhadap program karakter yang dijalankan sekolah, b) terbatasnya akses transportasi menuju sekolah, c) kondisi mood/emosi taruna-taruni (moody). Solusi yang dapat diambil dalam upaya penyelesaian hambatan yang terjadi adalah: a) keterpaduan antarpusat pendidikan karakter, b) keteladanan pada setiap pusat pendidikan karakter, c) pendekatan kepada taruna-taruni, d) kunjungan kerumah (home visit) taruna-taruni yang memiliki masalah, e) memberikan layanan kepada peserta didik dengan menanamkan dan memberikan motivasi melalui kegiatan karakter, dan f) melakukan penyuluhan dengan mendatangkan pihak-pihak yang berkompeten dalam memperkuat lima karakter wajib taruna.