TY - THES PB - UNY TI - Implementasi Pembangunan Desa Wisata Batik Desa Babagan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. A1 - Mu'arifuddiin, Mu'arifuddin AV - public Y1 - 2017/02/24/ KW - Pembangunan masyarakat KW - Desa Wisata KW - Budaya KW - Batik. ID - UNY48269 UR - http://eprints.uny.ac.id/48269/ N2 - Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi pembangunan desa wisata batik Desa Babagan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang dengan fokus penelitian (1) proses pembangunan desa wisata batik, (2) wujud partisipasi dalam pembangunan, (3) faktor pendukung dan penghambat, dan (4) dampak dari pembangunan desa wisata batik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah pengrajin batik dan kepala desa, sedangkan sebagai informan adalah pembatik, tokoh masyarakat, ketua dewan kerajinan nasional daerah (dekranasda), dan CEO BNI. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data hasil penelitian menggunakan teknik triangulasi sumber, metode dan teori. Teknik analisis data melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Proses pembangunan dari perencanaan telah adanya aktivitas membatik di Desa Babagan yang dike lola oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang didukung dengan kontribusi besar oleh pihak BNI melalui program CSR -nya. Pelaksanaan pembangunan terciptanya interaksi antara pengrajin dan pembatik yang terjalin hubungan patron-klien, struktur sosialnya me nunjukkan hubungan kebergantungan, terbentuknya jalinan kerjasama antar pengrajin batik dengan memanfaatkan showroom batik, terjadinya aktivitas kewirausahaan sosial dan masyarakat Desa Babagan dapat dikatakan sebagai masyarakat wirausaha. (2) Wujud partisipasi bersumber dari masyarakat lokal dalam bentuk materi, ide dan tenaga. Sedangkan partisipasi sistem sosial di luar masyarakat bersumber dari pemerintah daerah, pihak BNI, masyarakat secara umum dan Metro TV. (3) Faktor pendukung internal berupa daya dukung fisik dan akses yang representatif, daya dukung sosial, budaya, dan ekonomi. Faktor pendukung eksternal berupa regulasi pemakaian pakaian batik, fasilitas pameran, pelibatan pengrajin batik dalam beberapa kegiatan batik, adanya hari batik nasion al, dan UNESCO yang telah menetapkan batik sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Faktor penghambat internal berupa kondisi fluktuatif permintaan batik, tidak semua warga setempat bisa membatik, kelemahan akses modal dalam jumlah besar, rendahnya motivasi anak muda dalam berwirausaha dan belum optimalnya pokdarwis. (4) Dampak secara fisik adanya peningkatan infrastruktur penunjang desa wisata batik seperti gapura desa, showroom, toko- toko batik, plang-plang petunjuk arah pengrajin batik beserta pla ng keterangan lain, saluran pembuangan limbah batik, dan jalan desa yang telah teraspal. Sedangkan dampak nonfisik terdapatnya peningkatan yang terdiri dari segi pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya. M1 - tesis ER -