%T Peningkatan Pembelajaran Aspresiasi Sastra dengan Pendekatan Whole Language pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di MI Muhammadiyah 2 Kudus %D 2010 %I UNY %L UNY4687 %X Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran apresiasi sastra pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV MI Muhammadiyah 2 Kudus dengan menggunakan pendekatan whole language. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, guru bertindak sebagai peneliti yang bekerjasama dengan dua kolaborator. Tindakan yang dilakukan adalah menerapkan pendekatan whole language dalam pembelajaran apresiasi sastra. Pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran gabungan dari berbagai metode, yaitu penugasan, diskusi kelompok, tanya jawab, presentasi, dan unjuk kerja. Materi pembelajaran apresiasi sastra yang diajarkan meliputi teks cerita pendek, puisi, naskah drama, dan pantun. Adapun pelaksanaan tindakan terdiri atas dua siklus. Semua materi dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tindakan. Siklus I meliputi empat pembelajaran keterampilan berbahasa dan bersastra, yang meliputi: (1) mendengarkan puisi, (2) membacakan puisi, (3) membicarakan puisi, dan (4) menulis puisi. Siklus II juga meliputi tindakan yang sama, namun menggunakan rancangan yang sudah diperbaiki berdasarkan temuan pada siklus I. Teknik pemantauan yang dilakukan adalah pengamatan partisipatif, wawancara, pengumpulan dan analisis data dokumen yang meliputi silabus dan sistem penilaian, hasil unjuk kerja siswa, angket, dan dokumenasi. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif secara sederhana, yakni dengan membandingkan nilai rerata. Melalui dua siklus dapat diketahui bahwa, dengan menggunakan pendekatan whole language pembelajaran apresiasi sastra pada pelajaran bahasa Indonesia mengalami peningkatan baik dari segi kualitas proses pembelajaran maupun kualitas hasil belajar. Dari aspek kualitas hasil belajar diketahuai bahwa kemampuan apresiasi sastra siswa melalui beberapa tindakan dalam dua siklus mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat dari unjuk kerja siswa dalam mengungkapkan cerita terdapat peningkatan dari hasil rata-ratanya, pratindakan sebesar 49,3 meningkat pada siklus 1 sebesar 62 dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 72. Sedangkan untuk unjuk kerja menulis mengalami peningkatan dari pra tindakan sebesar 63,8 naik pada siklus 1 menjadi 70,2 dan meningkat lagi sebesar 75,3 pada siklus II. Perubahan nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam apresiasi sastra mengalami peningkatan melebihi batas ketuntasan minimal belajar yaitu 60,00. %A Rini Dwi Susanti %K bahasa Indonesia