%0 Conference Paper %A Saefur Rochmat, MIR., Ph.D, Saefur Rochmat, MIR., Ph.D %B budaya nasional %D 2016 %F UNY:46220 %K Prosiding %T KURIKULUM dan RELIGIOUS SKILL %U http://eprints.uny.ac.id/46220/ %X Kurikulum 2013 mencatumkan berbagai ketrampilan yang harus dimiliki oleh guru, yang salah satunya adalah religious skill, namun dalam Revisi Kurikulum 2013 dihapuskan. Saya tidak sependapat dengan penghapusan religious skill karena hal ini hendaknya menjadi suatu metodologi bagi pelaksanaan Pancasila, yang menjadi landasan ideologis bidang pendidikan. Dalam artikel ini saya ingin membahas keterkaitan kurikulum dengan religious skill, yang dikaitkan dengan adanya krisis identitas dalam dunia pendidikan. Pendidikan identitas yang sentralistik dan menekankan nasionalisme saja masih terasa sangat abstrak bagi siswa dari SD sampai SMA. Terlebih nasionalisme yang diadopsi dari peradaban Barat sekuler tidak pernah dimaksudkan sebagai sumber nilai. Oleh karena itu, nasionalisme perlu dikawinkan dengan pendidikan agama agar dapat mengemban misi pendidikan identitas, mengingat agama memang sebagai sumber nilai. Atau, nasionalisme diperkenalkan melalui budaya lokal, yang juga berperan sebagai sumber nilai. Otonomi daerah dan juga KTSP memberikan peluang kepada daerah dan sekolah untuk menyusun kurikulum dan materi pendidikan yang didasarkan pada budaya lokal yang religious, lalu ditransformasikan agar mencakup juga nasionalisme. Pendidikan agama juga diberikan dalam kaitannya dengan permasalahan aktual di daerahnya, sehingga pendekatan normatif perlu digabungkan dengan