%T PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA TENTANG TOKOH IDOLA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 BAMBANGLIPURO BANTUL MELALUI MODEL PROYEK RESPON KREATIF %I FBS UNY %D 2012 %K KETERAMPILAN BERCERITA, TOKOH IDOLA, MODEL PROYEK RESPON KREATIF %A - Puasari %X PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA TENTANG TOKOH IDOLA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 BAMBANGLIPURO, BANTUL MELALUI MODEL PROYEK RESPON KREATIF oleh PUASARI ABSTRAK Penelitian ini berjudul Peningkatan Keterampilan Bercerita tentang Tokoh Idola Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Bambanglipuro, Bantul Melalui Model Proyek Respon Kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bercerita tentang tokoh idola melalui model proyek respon kreatif pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Bambanglipuro, Bantul. Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Bambanglipuro, Bantul yang berjumlah 23 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam bercerita. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan bercerita tentang tokoh idola melalui model proyek respon kreatif. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tes bercerita, angket, wawancara, pengamatan, catatan lapangan, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi angket, lembar pengamatan, catatan lapangan, lembar penilaian keterampilan bercerita serta dokumentasi kegiatan. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model proyek respon kreatif dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa yang tampak pada meningkatnya kualitas proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh adanya keaktifan siswa, perhatian pada pembelajaran, antusias dan semangat siswa selama pembelajaran dan keberanian bercerita di depan kelas. Peningkatan secara produk dapat dilihat dari peningkatan skor hasil bercerita siswa pada setiap siklus. Kemampuan rata-rata siswa dalam bercerita sebelum adanya tindakan berkategori kurang. Namun, setelah implementasi tindakan selama dua siklus, kemampuan rata-rata siswa dalam bercerita menjadi kategori baik. Peningkatan hasil atau produk dapat dilihat dari perbandingan skor rata-rata bercerita siswa pada setiap siklus. Skor rata-rata siswa pada tahap pratindakan adalah 17,96, pada saat siklus I meningkat menjadi 19,00, dan pada siklus II meningkat menjadi 22,04. Peningkatan skor akhir siklus I dan siklus II adalah 3,04. Dengan demikian, keterampilan bercerita siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Bambanglipuro, Bantul telah mengalami peningkatan, baik secara proses maupun produk setelah diberi tindakan menggunakan model proyek respon kreatif. %L UNY44233