%0 Thesis %9 S3 %A Aman, Aman %B Program Pascasarjana %D 2011 %F UNY:42164 %I UNY %K model evaluasi, pembelajaran sejarah %T Pengembangan Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas %U http://eprints.uny.ac.id/42164/ %X Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model evaluasi pembelajaran sejarah yang dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat bagi pimpinan sekolah dan guru serta bermanfaat secara optimal bagi pelaksanaan program pembelajaran sejarah di SMA. Secara konseptual dan prosedural, model pengembangan yang digunakan pada penelitian dan pengembangan ini memakai model Borg and Gall dengan memodifikasi 10 tahapan penelitian menjadi 4 tahap penelitian. Uji coba dalam penelitian dan pengembangan dilakukan tiga tahap yakni uji coba pendahuluan melibatkan 20 orang pakar dan praktisi pendidikan, uji coba utama diterapkan pada 241 subjek coba di SMA Negeri I Prambanan Klaten, dan uji coba operasional diterapkan pada 377 subjek coba di SMA Negeri I Yogyakarta, SMA Negeri 5 Yogyakarta, SMA Islam I Gamping Sleman, dan SMA Muhammadiyah Wates dengan melibatkan kepala sekolah, guru, dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik FGD, angket, wawancara, observasi, dan teknik dokumentasi. Validitas dan reliabilitas instrumen angket dianalisis dengan LISREL dan SPSS for Windows versi 17.0, sedangkan keabsahan data kualitatif dengan teknik triangulasi sumber, teori, dan metode. Analisis data kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif dan data kualitatif dengan model interaktif. Untuk menetapkan komponen dan indikator kualitas dan hasil pembelajaran sejarah sebagai inti (core) dari model EPS dilakukan melalui kajian konseptual, teoretik, dan empirik di lapangan melalui survei, penilaian tiga tahap, dan FGD. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Model evaluasi pembelajaran sejarah (EPS), memiliki dua komponen evaluasi program, yakni komponen kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran sejarah. Kualitas pembelajaran sejarah terdiri dari tujuh komponen, yakni: kinerja guru sejarah, materi pelajaran sejarah, metode pembelajaran, sarana pembelajaran sejarah, suasana pembelajaran, sikap siswa, dan motivasi belajar sejarah, sedangkan hasil pembelajaran sejarah terdiri dari tiga komponen yakni: kecakapan akademik, kesadaran sejarah, dan sikap nasionalisme. 2) Evaluasi model EPS hasil penelitian dan pengembangan memiliki kepekaan yang baik terhadap objek yang diteliti, dan mengungkap data yang diperlukan dengan baik. 3) Tingkat koherensi instrumen EPS ketika digunakan untuk menilai kualitas dan hasil pembelajaran sejarah sesuai dengan rancangan. 4) Model EPS memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan evaluasi model lain, yakni: (a) model digunakan untuk mengevaluasi program pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA, (b) tidak tergantung pada pendekatan pembelajaran tertentu, (c) komprehensif, (d) dapat digunakan sebagai evaluasi diagnostik (diagnostic evaluation), (e) bersifat terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut. 5) Kelebihan model EPS dalam proses implementasi di sekolah yaitu: (a) komprehensif, (b) sederhana, (c) fleksibel, (d) efektif, dan (e) oriented.