%0 Thesis %9 S1 %A Kurniawanti, Merci Robbi %A Dyah Kumalasari, %B Pendidikan Sejarah %D 2016 %F UNY:41519 %I FIS %T [Ringkasan Skripsi] Ibu Ruswo: Peuang Perempuan dalam Tiga Zaman (1928-1949) %U http://eprints.uny.ac.id/41519/ %X Peranan perempuan baik ditingkat lokal maupun nasional dalam lintasan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia masih belum banyak dikaji. Salah satu sosok perempuan yang turut memberikan sumbangsihnya bagi bangsa Indonesia adalah Ibu Ruswo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) latar belakang kehidupan Ibu Ruswo; (2) peranan Ibu Ruswo pada masa kolonial; (3) peranan Ibu Ruswo pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo yang terdiri dari beberapa tahapan. Tahap pertama ialah menentukan topik penelitian. Tahap kedua ialah heuristik atau pengumpulan sumber. Tahap ketiga ialah verifikasi atau kritik sumber. Tahap keempat ialah interpretasi atau proses menafsirkan fakta-fakta sejarah yang ditemukan. Tahap terakhir ialah historiografi atau penulisan sejarah. Salah satu sumber yang digunakan yaitu majalah Mekarsari edisi 1 Februari 1959 No 23 tahun II. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ibu Ruswo merupakan sosok perempuan yang berasal dari kalangan orang Jawa biasa dan pendidikannya hanya sampai pada sekolah rendah, namun beliau memiliki kesadaran nasional yang tinggi terhadap nasib bangsa dan negaranya. Hal tersebut ditunjukkan dengan keterlibatannya dalam berbagai organisasi, baik organisasi kepanduan, organisasi perempuan maupun organisasi sosial; (2) peranan Ibu Ruswo pada masa kolonial terbagi menjadi dua, yaitu masa pemerintaham Hindia Belanda (1928-1941) dan masa pendudukan Jepang (1942-1945). Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Ibu Ruswo aktif dalam Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI), organisasi perempuan (Istri Indonesia) dan organisasi sosial Perkumpulan Pemberantasan Perdagangan Perempuan dan Anak (P4A). Pada masa pendudukan Jepang, Ibu Ruswo aktif dalam organisasi militer, yaitu Fujinkai dan Badan Pembantu Prajurit (BPP); dan (3) peranan Ibu Ruswo pasca kemerdekaan Republik Indonesia yaitu aktif mengkoordinir dapur umum selama revolusi fisik, menjadi kurir dan aktif dalam Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Ibu Ruswo diakui sebagai salah satu pejuang perempuan yang gigih dan Ibu Prajurit yang dianugerahi Bintang Gerilya dengan pangkat sebagai Perwira Menengah. Sampai pada akhirnya beliau wafat pada tanggal 28 Agustus 1960, setelah menderita sakit beberapa lama di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Kata Kunci: Ibu Ruswo, Perempuan, Tiga Zaman (1928-1949).