@misc{UNY4150, author = {. Dr. Ishartiwi}, title = {POTRET MINAT MEMBACA GURU SEKOLAH DASAR (SD) DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA}, month = {December}, year = {2010}, url = {http://eprints.uny.ac.id/4150/}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potret minat membaca guru Sekolah Dasar di Kabupaten Sleman dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis survey. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner, observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis diskriptif Hasil penelitian menunjukan bahwa minat membaca sebagian besar guru masih dalam kategori rendah, hal ini diindikasikan dari: (1) sebagian guru hanya membaca buku paket yang menjadi pegangan mengajar, (2) sebagian guru tidak memiliki koleksi bahan bacaan secara mandiri (dirumah dan di sekolah), (3) sebagian besar guru pernah mengakses bahan bacaan dari internet namun bukan untuk menambah wawasan bahan ajar, (4) Sebagian besar guru kurang tertarik berkunjung ke pameran buku dan atau ke toko buku, (5) sebagian guru kurang menganggap penting memiliki buku untuk memperkaya wawasan pembelajaran, dan (6) Sebagian kecil guru tidak membuka buku sumber saat membuat persiapan mengajar (isi materi dirumuskan berdasarkan kebiasaan/rutinitas). Faktor yang mepengaruhi minat membaca rendah mencakup faktor internal: (1) guru belum sepenuhnya memahami pentingnya membaca dengan peningkatan kinerja yang akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan mutu sekolah, (2) guru belum memandang penting budaya membaca atau membaca merupakan bagian profesi. (3) guru merasa cukup dengan pengetahuan yang telah dimiliki, sehingga tidak perlu menambah wawasan melalui berbagai sumber, (4) guru tidak mampu secara finanssial untuk mengadakan sumber bacaan secara mandiri, (5) guru merasa kurang waktu karena beban kerja di sekolah dan dirumah. Adapun faktor ekternal mencakup: (1) sebagian besar sekolah tidak menyediakan buku bacaan untuk guru (seperti bacaan tentang pembelajaran, media pembelajaran dan buku suplemen lainya), (2) koleksi bahan pustaka cenderung untuk siswa, bahkan ada yang hanya memiliki koleksi buku paket dan LKS, (3) lingkungan sebagian besar sekolah belum menggap penting program budaya membaca sebagai prioritas program sekolah, (4) Sekolah belum menggalakan pemanfaatan teknologi informasi untuk mengakses bahan bacaan. Key words: minat membaca, Guru SD} }