%0 Conference Paper %A Indria Ekowati, Venny %B Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah dalam Kerangka Budaya Jawa %C Yogyakarta State University %D 2007 %F UNY:4032 %P 94-103 %T PERUBAHAN SISTEM PEMBELAJARAN AKSARA JAWA %U http://eprints.uny.ac.id/4032/ %X Kondisi pembelajaran aksara Jawa di sekolah, secara umum terkendala beberapa permasalahan sebagai berikut: (1) Pembelajaran aksara Jawa dianggap sulit karena aksara Jawa sudah tidak dipakai lagi sebagai media baca tulis sehari-hari. Penggunaan aksara Jawa pada masa sekarang ini hanya terbatas sebagai simbol kedaerahaan yang disematkan pada nama-nama jalan, gedung-gedung pertemuan, gedung-gedung pemerintahan, dan lain-lain, (2) Pembelajaran aksara Jawa selama ini terintegrasi pada mata pelajaran bahasa Jawa yang hanya diberi alokasi waktu 1-2 jam per minggu. Alokasi ini sangat kurang, mengingat banyaknya kompetensi membaca dan menulis Jawa yang harus dikuasai oleh para siswa, (3) Pengajaran membaca dan menulis aksara Jawa yang cenderung monoton dan memaksa siswa untuk menghafal bentuk-bentuk dan aturan penulisannya, membuat siswa semakin tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran membaca dan menulis aksara Jawa, (4) Kurangnya media pembelajaran bahasa Jawa yang atraktif, interaktif, dan modern yang mampu menarik minat siswa dalam mempelajari aksara Jawa, (5) Kurangnya buku-buku bacaan beraksara Jawa, sedangkan buku pegangan guru biasanya tidak selaras dengan kompetensi para siswa, (6) Tidak tercapainya kompetensi-kompetensi yang sudah digariskan dalam kurikulum, sehingga terjadi penumpukan kompetensi yang belum dikuasai oleh siswa, (7) Guru kurang menguasai materi pembelajaran, dan (8) Siswa kurang memahami manfaat mempelajari aksara Jawa. Untuk mengatasi kendala tersebut, perlu dilakukan reformasi pembelajaran aksara Jawa dengan alternatif sebagai berikut: (1) perbaikan perencanaan pembelajaran, (2) pemanfaatan apersepsi, (3) pengelolaan siswa, (4) pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat, (5) pemilihan metode pembelajaran yang efektif, (6) pengembangan sumber belajar, (7) pengembangan media pembelajaran, (8) pengembangan sistem penilaian, (9) tindak lanjut pembelajaran, dan (10) peningkatan kualitas guru.