%T Minimnya Peran Ayah dalam Membentuk Karakter Anak dalam Keluarga (Studi Deskriptif di Masyarakat Pengrajin Genteng Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta) %D 2016 %I FIS %X Ayah yang menghabiskan separuh waktunya untuk bekerja di luar rumah sebagai pengrajin genteng dan ayah yang tidak 24 jam dengan anaknya, memberikan pengaruh terhadap proses komunikasi dan pembentukan karakter anak di dalam keluarga. Tujuan dari penelitian ini yaitu bagaimana proses komunikasi yang terjalin antara anak dan ayah dan bagaimana peran dan hambatan ayah dalam membentuk karakter anak di dalam keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dijabarkan secara deskriptif dengan sumber data yang terdiri dari ayah, ibu dan anak keluarga pengrajin genteng di Sidoluhur. Teknik yang digunakan dalam pemilihan informan yaitu purposive sampling, yang berdasarkan kriteria, yaitu bekerja sebagai pengrajin genteng, memiliki anak usia remaja awal 13-16 tahun. Subyek penelitian yang diperoleh adalah 10 orang yang terdiri dari 6 ayah, 2 ibu, dan 2 anak. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, serta analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi antara ayah dan anak terjadi pada malam hari saja setelah dan sebelum ayah pulang dari kerja kurang lebih 3 jam digunakan untuk ngobrol-ngobrol dengan anaknya, bercandaan dengan anaknya, shering dengan anaknya, antara ayah dan anak yang care (terbuka). Waktu yang kurang maksimal dan optimal akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter ke anak. Proses komunikasi yang terjalin antara ayah yang berprofesi sebagai pengrajin genteng dengan anaknya di dalam keluarga yaitu secara primer (langsung tatap muka) saat malam hari kurang lebih 3 jam dan sekunder (tidak langsung dengan Handphone) kurang lebih 1 jam sesuai dengan kebutuhan. Peran ayah dalam membentuk karakter anak dalam keluarga kurang optimal hal ini karena separuh waktu ayah digunakan untuk bekerja di luar rumah sehingga waktu untuk bersama anak menjadi terbatas. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan ayah ke anak dalam keluarga pengrajin genteng yaitu: 1) Berbasis Ketuhanan (Iman dan Taqwa),2) Berbasis diri sendiri (terbuka/jujur, disiplin, mandiri, dan tanggung jawab), 3) Berbasis sesama manusia (ramah tamah), 4) Berbasis nilai budaya (Budi Perkerti, Nilai dan Norma, Tata Krama dan Budaya). Hambatan ayah dalam membentuk karakter anak antara lain: 1) ayah yang sibuk bekerja sehingga kurang mampu mengontrol anaknya dalam melaksanakan nilai-nilai karakter, 2) Anak yang malas dalam menjalankan perintah ayahnya karena terpengaruh oleh media sosial (HP (Handphone) dan TV), dan lingkungan sosial, 3) Ayah kurang mampu mengajari anak dalam belajar dan membatasi anak dalam menonton acara di TV. Kata kunci: Proses Komunikasi, Pendidikan karakter, Anak %A Ninda Lestari %L UNY36969