%0 Generic
%A ICHDA, CHAYATI
%A ISNATIN, MILADIYAH
%A LPPM UNY,
%D 2015
%F UNY:36258
%T PENGEMBANGAN EKSTRAK FLAVONOID  MADU MONOFLORA SEBAGAI INGREDIENT  MINUMAN FUNGSIONAL TINGGI ANTIOKSIDAN
%U http://eprints.uny.ac.id/36258/
%X Beberapa  tahun  terakhir  telah  terlihat  meningkatnya  minat  konsumen,  industri  makanan,  dan peneliti  ke pangan dan cara-cara  yang dapat  membantu  menjaga  kesehatan  manusia,  salah  satunya  minuman  fungsional.  Madu  mempunyai aktivitas antioksidan yang signifikan yang berkorelasi  kuat  dengan  kandungan  flavonoidnya  dari  berbagai  sumber  bunga,  sehingga  madu  sangat  potensial sebagai bahan baku minuman fungsional. Namun sampai saat ini belum  ada minuman fungsional yang ingredient-nya flavonoid dari madu.   Penelitian tahun pertama bertujuan untuk mengetahui: 1) kadar flavonoid  total,  2)  aktivitas  antioksidan metode DPPH,  3)  kapasitas  antioksidan metode  FRAP, 4) hubungan kadar  flavonoid total  dengan aktivitas  antioksidan metode  DPPH,  5) hubungan kadar flavonoid total  dengan kapasitas antioksidan metode  FRAP,  6)  hubungan  aktivitas  antioksidan  metode  DPPH  dengan  kapasitas  antioksidan metode FRAP dari  beberapa jenis  madu monoflora,  dan 7) proses  pembuatan ekstrak flavonoid dari madu monoflora terbaik.  Bahan  baku  madu  didapat  dari  peternak  lebah  di  Daerah  Istimewa  Yogyakarta dan Jawa Tengah. Analisis kadar flavonoid total menurut metode Al  dkk  (2009) dan  analisis  aktivitas  antioksidan  menggunakan  metode  DPPH  (diphenyl-1-picryl  hydrazyl)  menurut  Hussein  dkk  (2011),  dan  kapasitas  antioksidan  metode  FRAP dilakukan  menurut  metode  Aljadi  & Kamaruddin,  (2004).  Analisis  data  dilakukan dengan anava  dan dilanjutkan dengan DMRT  untuk mengetahui perbedaan antar sampel.  Hubungan kadar flavonoid total  dan  aktivitas  antioksidan,  kadar  flavonoid  total  dengan  kapasitas  antioksidan,  dan  aktivitas antioksidan dan kapasitas antioksidan madu monoflora dihitung dengan  regresi  sederhana untuk mengetahui  nilai  korelasinya. Setelah diketahui  madu  monoflora  yang  terbaik,  selanjutnya  dibuat  ekstrak  flavonoid  madu  terbaik  tersebut menurut metode (Rizzardini, 2009).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kadar flavonoid total madu bunga  rambutan, kelengkeng, kopi, randu, dan kaliandra berturut-turut adalah 3,80; 4,94;  23,94; 12,92 dan 33,46 mg quercetin/ 100 g madu, 2) aktivitas antioksidan metode  DPPH madu bunga rambutan, kelengkeng, kopi,  randu, dan kaliandra berturutturut  adalah  11,9;  8,73;  5,56;  13,1    dan 48,0 %, 3) kapasitas antioksidan metode  FRAP madu bunga rambutan, kelengkeng, kopi,  randu, dan kaliandra berturutturut  adalah  1246,  1298,  1807,  1614,  dan  5386  μM  Fe(II),  4)  terdapat  hubungan  antara   kadar  flavonoid  total  dan  aktivitas  antioksidan  madu  bunga  rambutan,  kelengkeng, kopi,  randu, dan kaliandra dengan skor korelasi  sebesar  0,922, 5)  terdapat  hubungan antara kadar flavonoid total  dan kapasitas antioksidan madu  bunga rambutan,  kelengkeng,  kopi,  randu, dan kaliandra dengan skor korelasi  sebesar  0,931, 6) terdapat  hubungan antara  aktivitas  antioksidan dan kapasitas  antioksidan madu bunga rambutan, kelengkeng, kopi, randu, dan kaliandra dengan  skor korelasi sebesar 0,996.
%Z Laporan Penelitian Hibah Bersaing 2015