@phdthesis{UNY35853, year = {2016}, school = {FIS}, author = {ARIS SUMANTO}, title = {PERKEMBANGAN POLITIK PARTAI MASYUMI PASCA PEMILU 1955}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang berdirinya Partai Masyumi, (2) Gambaran perkembangan Partai Masyumi pada masa Demokrasi Parlementer 1950-1955, (3) Perkembangan Partai Masyumi pasca pemilu tahun 1955. Penelitian ini menggunakan metode yang terdiri dari beberapa tahapan. Tahap pertama, adalah heuristik atau pengumpulan sumber, sumber terbagi menjadi dua yaitu sumber primer dan sekunder. Sumber primer buku karya A.G Pringgodigdo yang berjudul Undang-Undang No.7 tahun 1953 tentang pemilihan umum dan sumber sekunder buku karya Deliar Noer yang berjudul Partai Islam di Pentas Nasional. tahap kedua adalah verifikasi atau kritik sumber, tahap ketiga adalah interpretasi yaitu proses menafsirkan fakta-fakta sejarah dan tahap keempat adalah historiografi atau penulisan sejarah. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut, (1) Latar belakang berdirinya Partai Masyumi dimulai dari para tokoh-tokoh Islam yang memerlukan wadah partai untuk berpolitik serta mencakup seluruh aspirasi umat Islam di Indonesia. Suasana revolusi menurut para tokoh politik Islam sangat sesuai untuk mendirikan partai ditambah lagi adanya maklumat presiden tanggal 3 November 1945 untuk mendirikan partai. Pada tanggal 7-8 November 1945 berlangsung Kongres Umat Islam di Yogyakarta serta memutuskan untuk mendirikan Partai Masyumi. (2) Perkembangan politik partai Masyumi tahun 1945-1949 ditandai dengan eksistensi partai dalam pemerintahan meskipun muncul keretakan di tahun 1947 saat terbentuk kabinet Amir, ia berhasil mendirikan kembali PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia) serta menyatakan diri keluar dari partai Masyumi. Pada tahun 1950-1955 Partai Masyumi mengalami jatuh bangun dalam kabinet pemerintah. Partai juga mengalami keretakan saat terbentuknya kabinet Wilopo tahun 1952 dengan keluarnya NU (Nahdahtul Ulama). (3) Pasca pemilu 1955, pada tanggal 21 Februari 1957 muncul konsepsi presiden Soekarno yang salah satunya ingin menyatukan empat pemenang hasil pemilihan umum 1955 yaitu PNI (Partai Nasional Indonesia), Masyumi, NU dan PKI (Partai Komunis Indonesia), namum Masyumi menolaknya. Akhirnya pada awal tahun 1958 tokoh partai Masyumi seperti Natsir dan Sjarifudin Prawiranegara kemudian memimpin Pemberontakan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). PRRI sendiri merupakan jawaban daerah atas tidak lancarnya kabinet yang terus menujukan jatuh bangun. Keterlibatan tokoh partai pada PRRI akhirnya mendorong lahirnya Keppres Nomor 200 tahun 1960 yang menyatakan partai Masyumi harus membubarkan diri. Akhirnya Partai membubarkan diri pada tanggal 13 September 1960. Kata Kunci : Partai Masyumi, Pemilu 1955, Pembubaran Partai.}, url = {http://eprints.uny.ac.id/35853/} }