%0 Thesis %9 S1 %A Hidayati, Amalia Dwi %A Grendi Hendrastomo, %B Pendidikan Sosiologi %D 2016 %F UNY:32582 %I FIS %T JARINGAN SOSIAL PERDAGANGAN BATIK DI PASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA %U http://eprints.uny.ac.id/32582/ %X Dipusatkannya komoditas batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta mendorong pedagang batik di pasar tersebut membentuk jaringan sosial guna memenuhi permintaan batik yang mengalami fluktuasi dari pembeli atau pelanggan. Pedagang batik dituntut agar dapat menyediakan barang dagangan yang sesuai dengan permintaan pelanggan baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Untuk itu pedagang batik memiliki relasi-relasi yang dapat memberikan sumber daya yang dibutuhkannya. Berdasarkan fakta tersebut, penelitian ini bertujuan antuk mengetahui pola dan bentuk jaringan sosial pedagang batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Juli 2015 di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sumber data utama yang terdiri dari enam pedagang batik yang sudah berjualan di Pasar Beringharjo Yogyakarta lebih dari tiga tahun serta dua pemasok batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, sedangkan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jaringan sosial yang dimiliki pedagang batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta memanfaatkan jaringan kepentingan, dan perasaan atau emosi. Unsur jaringan sosial yang pertama terjadi adalah jaringan kepentingan yaitu pedagang batik melakukan pencarian informasi mengenai pemasok batik, yang selanjutnya memunculkan kesepakatan dagang antara pedagang batik dan pemasok, dan membentuk suatu jaringan dagang. Interaksi yang terjadi terus-menerus antara pedagang dengan pemasok menimbulkan terbentuknya jaringan perasaan, yang menyebabkan adanya saling kontrol secara emosional yang relatif kuat antarpelaku. Bentuk jaringan sosial antarpedagang batik memanfaatkan jaringan perasaan/emosi. Pedagang batik menggunakan arisan rutin kelompok sebagai sarana memperkuat jaringan sosial yang dimiliki kelompoknya. Pola jaringan sosial yang terbentuk yaitu pedagang menempati posisi sentral dan mempunyai relasi yang lebih luas dengan bekerja sama dengan beberapa pemasok dan pedagang besar. Kata kunci : jaringan sosial, pola dan bentuk jaringan, batik, pedagang batik.