%T Pembudayaan Nilai Kebangsaan Siswa pada Pendidikan Lingkungan Hidup Sekolah Dasar Adiwiyata di Daerah Istimewa Yogyakarta %D 2015 %I UNY %L UNY30032 %A Trikinasih Handayani %X Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan secara mendalam tentang praksis pendidikan lingkungan hidup (PLH) dan pembudayaan nilai kebangsaan pada siswa sekolah dasar Adiwiyata di DIY yang tercakup dalam pembelajaran PLH secara terintegrasi dan monolitik. Metode Penelitian ini merupakan penelitian studi multi kasus yang dilaksanakan di DIY yang berlokasi di SD N Ungaran I, SD Kanisius Kalasan, SD N Nogopuro dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jejeran Bantul. Sumber informasi meliputi kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara secara mendalam dan dokumentasi. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik interaktif, dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah yang proses pembelajarannya secara terintegrasi menggunakan pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran, yang diintegrasikan pada mata pelajaran IPA, IPS, Agama dan SBK. Kegiatan PLH yang dilakukan oleh sekolah tampak tidak terintegrasi dengan mata pelajaran tertentu, sehingga paradigma integratif tidak kelihatan. Secara formal sekolah menempatkan PLH terintegrasi pada mata pelajaran tersebut, tetapi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan secara eksklusif dipisahkan menjadi kegiatan tersendiri. Konsep integrasi hanya bisa dilaksanakan menyangkut konsep-konsep dasar PLH dengan cara menyisipkan ke materi-materi melalui mata pelajaran IPA, IPS, Agama, dan SBK. Oleh karena itu mata pelajaran tersebut hanya digunakan untuk memaknakan persoalan-persoalan lingkungan dari berbagai disiplin mata pelajaran, berarti sifatnya multidisiplin, sehingga konsep interdisipliner belum terjadi pada PLH secara integratif. Pembelajaran PLH secara monolitik menunjukkan bahwa kebijakan sekolah dalam mengembangkan pelajaran PLH diajarkan pada mata pelajaran tersendiri sebagai muatan lokal. Materi pembelajaran PLH disusun berdasarkan garis-garis besar inti materi (GBIM) dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup tahun 2006. Kendala yang dihadapi terkait dengan pembelajaran PLH secara monolitik, menunjukkan bahwa substansi materi PLH rantai kognitifnya tidak runtut dari kelas I sampai kelas VI, sehingga tidak sesuai dengan perkembangan mental anak. Pembudayaan nilai kebangsaan pada siswa belum tercakup secarah utuh dalam pembelajaran PLH secara terintegrasi, hanya beberapa indikator nilai kebangsaan yang dapat dibudayakan kecuali nilai kesadaran tempat tinggal (geopolitik). Hal yang sama juga terjadi pada pembelajaran PLH secara monolitik. %K nilai kebangsaan, pendidikan lingkungan hidup Adiwiyata