TY - THES N2 - Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis secara mendalam nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dan kearifan lokal melalui pendidikan masyarakat (learning society) pasca konflik sosial di Ternate, serta upaya revitalisasi nilai-nilai tersebut untuk ditingkatkan menjadi kearifan global. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan postpositivisme phenomenologi Interpretif. Tempat penelitian ini pada empat kecamatan di kota Ternate. Subyek dalam penelitian terdiri dari kluster tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, pekerja media, dan guru, serta pejabat pemerintah daerah kota Ternate. Objek penelitian adalah nilai-nilai kearifan lokal yang koheren dengan nilai Bhinneka Tunggal Ika.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Adapun analisis induktif data secara fenomenologi dengan mengikuti tahapan: pencatatan dan pengelompokan awal, pengelompokan tema yang berbeda, identifikasi tema, deskripsi tekstural, deskripsi struktural, dan deskripsi gabungan. Hasil penelitian ini adalah: 1) Pengembangan nilai Bhinneka Tunggal Ika dan kearifan lokal yang direvitalisasi, melalui: (a) konsensus bersama;(b) reinternalisasi dengan jalur informal, learning society, dan formal.(c) nilai kearifan lokal terdiri dari nilai filosofi, pendidikan, sosial kemasyarakatan, ritual keagamaan, dan nilai kebangsaan. 2) Ternate icon pluralisme sebagai bentuk kesadaran masyarakat untuk harmoni sosial, yaitu: (a) ketika konflik dan berakhirnya konflik kepercayaan masyarakat menurun, (b) ada subkultur etnis Tionghoa yang merupakan enclave dalam masyarakat Ternate, tetapi harmoni karena ada peran mutualisme, (c) upaya masyarakat yang difasilitasi pemerintah dengan menghimpun berbagai etnis dalam paguyuban dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) sebagai salah satu upaya untuk mempermudah koordinasi, dan bagi tokoh panutan berada dalam Forum Kerukunan antar Umat Beragama (FKUB). 3) Pentingnya Revitalisasi nilai pasca konflik sosial, dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu: (a) tingkat kepercayaan antar umat beragama rendah,(b) tingginya primordial dan fanatisme etnis,(c) tahapan revitalisasi meliputi transformasi budaya, komunikasi, adaptasi, dan oragnisasi. Y1 - 2015/12/31/ A1 - Sadjim, Umar M. PB - UNY AV - restricted KW - revitalisasi KW - kearifan lokal KW - learning society KW - konflik sosial TI - Revitalisasi Nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dan Kearifan Lokal Berbasis Learning Society Pasca Konflik Sosial di Ternate ID - UNY29934 M1 - disertasi UR - http://eprints.uny.ac.id/29934/ ER -